SEKOLAH TINGGI
TEOLOGI (STT IKSM) JAKARTA
SLABUS.
Mata Kuliah :
Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian
Lama. II
Bobot SKS :
2 SKS
Kelas
: Semester II.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
I.
DESKRIPSI :
Suatu study kajian garis besar isi/pesan, latar belakang, Tujuan Kitab-kitab
Perjanjian Lama khususnya Perntateukh, kitab
Puisi/Syair, Nabi-Nabi . Mahasiswa mempelajari hubungan Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru. (mengeri dan memahami kitab-kitab Perjanjian lama).
Tujuanya, agar supaya mahasiswa mengerti isi dan tema serta dapat menguasai
kitab-kitab Perjanjian Lama secara khusus kitab – kitab Puisi (syair) dan kitab
Nabi – Nabi..
II. STANDAR KOMPETENSI :
Setelah
mempelajari Mata Kuliah ini, mahasiswa diharapkan
1. Mahasiswa
mengerti dan memahami; Isi, garis besar
dan Tujuan Perjanjian lama
2. Mahasiswa
memahami dan menjelaskan konsep, isi dan
garis-garis besar dan tujuan setiap kitab-kitab dalam Perjanjian Lama khususnya
kitab-kitab Puisi dan kitab-kitab Nabi-Nabi, sehingga menguasaidan dapat
,mengaplikasikannya.
3. Mahasiswa
mampu merumuskan secara teologis tentang hubungan Parjanjian lama dan
Perjanjian Baru dengan Tuhan Yesus.
4. Mahasiswa
dapat menafsirkan dan menghkotbahkan Perjuanjian Lama dengan baik.
III.
KOMPETENSI DASAR :
1. Mahasiswa
mampu merumuskan isi, garis – garis besar dan tujuan setiap kitab dalam Perjanjian
Lama, khususnya Puisi dan kitab para Nabi.
2. Mahasiswa
mampu menjelaskan isi, dan serta garis
–garis besar, lstsr belakang dan tujuan setiap setiap kitab Perjanjian Lama dan
menghubungkannya dengan Perjanjian Baru dan Tuhan Yesus.
3. Mahasiswa
dapat menafsirkan dan mengkhotbahkan setiap kitab dalam Perjanjian lama dengan
baik.
IV.
GARIS-GARI BESAR dan SUB POKOK BAHASAN.
A.
Kitab – Kitab Puisi (Syair).
B.
Pendahuluan.
C.
Kajian Kitab-Kitab Puisi/Syair.
1.
Kitab Ayub
2.
Kitab Mazmur
3.
Kitab Amsal
4.
Kitab Pengkhotbah
5.
Kitab Kidung Agung.
D.
Kajian Kitab Nabi-Nabi.
1.
Pengantar Nabi-Nabi.
2.
Nabi Besar
a.
Kitab Nabi Yesaya
b.
Kitab Nabi Yeremia
c.
Kitab Ratapan
d.
Kitab Yehezkiel
e.
Kitab Daniel
3.
Nabi-Nabi Kecil.
a.
Kitab Hosea
b.
Kitab Yoel
c.
Kitab Obaja
d.
Kitab Yunus
e.
Mikha
f.
Kitab Nahum
g.
Kitab Habakuk
h.
Kitab Zefanya
i.
Kitab Hagai
j.
Kitab Zakharia
k.
Kitab Maleakhi.
V.Tugas-Tugas Mahsiswa
1.
Membaca dan menanggapi dua (2)
Buku dari Kepustakaan, menimal 15
halaman. Nilainya 40 %. Diserahkan akhir
perkuliahan Semester.
2. Ujian Nilainya 60 % ; UTS = 30 % dan UAS = 30 %.
KEPUSTAKAAN (SUMBER- SUMBER)
Archer Gleason , L. Jr , 1974, A Survey of Old Testament
Introduction, Chicago; Moody Press
Aritonang, Mangatas, P, 2015, Memahami Perjanjian Lama
Dengan Mudah, STT IKSM, Press Jakarta.
Baxter , J.L , 1981, Menggali Isi Alkitab ( 2 ), Jakarta
; BPK.
Benson, C.H , 1980,
Pengantar PerjanjianLama Puisi dan Nubuat, Malang ; Gandum Mas,
Bloomendaal , J. Br , 1979, Pengantar Perjanjian Lama, Jakarta : BPK.
Boyol Frank M, 1982, Kitab Nabi-Nabi Kecil, Malang;
Gandum Mas
Childs, B.S , 1979, Introduction to Old Testament as
Scriptur, Philadelphia ; Foetress.
Eissfeldt, Otto, 1965, The Old Testament : An
Introduction; oxford, Blackwell.
Gonemen, C, 1980, Pengantar Ke dalam Perjanjian Lama 2, Yokyakarta,
Kanisius.
Harrison, R.K ; 1969, Introduction to The Old Testament,
Grand Rapids ; W.B. Eermans.
Hinson, D.F . ,
1991, Sejarah Israel Pada Zaman Alkitab , Jakarta ; BPK .
Jensen , I.L
, 1978, Jensen’s Survey of Old
Testament, Chicago ; Moody Press.
-------- , II King with Chronicle, A Self Study,
Guide ; Moody Press
Kitchen, K.A ,
1966, Ancient Orient and Old Testament, Chicago ; Interbarsitu.
Lasor , W.S, dkk , 1993, Pengantar Perjanjian Lama ( Vol.
2 ), Jakarta ; BPK.
D o s e n
Pengampu
Pdt.
Mangatas P. Aritonang, M.Th.
K I T A B
- K I T A B S Y A I R ( Puisi )
Pada bagian tengah Alkitab kita, di antara
kitab-kitab sejarah dan kitab nabi-nabi terkumpul lima kitab yang dikenal
sebagai kitab-kitab hikmat “kitab-kitab didaktis = pengajaran” atau kitab-kitab
syair yaitu kitab Ayub sampai Kidung Agung.
Ciri khas utama kitab-kitab ini terdapat
dalam bahasanya yang berbentuk syair/ puisi. Sifat puisi nampak dalam kata-kata
yang indah dan terpilih dengan susunan kalimat tertentu merupakan ciri puisi
Ibrani, dan yang paling Agung terdapat dalam kitab Mazmur.
Para penulis khususnya menceritakan
pengalaman-pengalaman rohani kaum saleh, dengan beragam-ragam cara mengatasi
hidup yang berubah-ubah dibawah kolong langit. Satu hal yang perlu diingat, apa
yang tertulis dalam kitab-kitab puisi seluruhnya tidak terlepas dari apa yang
ditulis dalam kitab Penteteukh, kitab Sejarah, dan kitab para Nabi dan bahkan
sebagian merupakan kitab-kitab Mesianik yang digenapi dalam PB.
I . LATAR BELAKANG PUISI PL.
1 .
Sifat Dasar.
Kitab-kitab
sejarah PL berkisar kepada perbuatan yang nyata dalam sejarah bangsa Israel
(raja-raja, musuh, peperangan, pembuangan, pembangunan, dll). Melalui
kitab-kitab para nabi umat Tuhan yang menjauhi Tuhan dan lebih senang hidup
dalam dosa, dipanggil kepada pertobatan yang sesungguhnya. Akan tetapi melalui
kitab-kitab syair kita menyaksikan apa yang ada dalam batin orang percaya di
Israel. Yang difocuskan di kitab syair ini bukan lagi jalannya sejarah lahiriah
satu bangsa besar, melainkan sejarah dan pengalaman batiniah, pergaulan manusia
secara pribadi dengan Allah dan bagaimana caranya mempercayai Allah yang hidup.
Kitab-kitab syair membahas mengenai isi hati terdalam seorang “percaya” itulah
yang merupakan inti semua kitab puisi/syair.
2 .
Tema- tema Yang dibahas
Lima
kitab syair membahas secara luas masalah kehidupan sehari-hari bagi seorang
percaya, baik yang menyangkut pergaulan dengan sesama, dan pergaulannya dengan
Tuhan. Pada kitab syair ada fokus yang dituju dan ada benang merah penghubung
antara satu kitab dengan kitab tentang hikmat. Hal ini dapat dilihat dari
ciri-ciri hikmat dalam setip kitab.
Hikmat, dari kata dasar dalam bahasa
ibrani “hakam” yang artinya berhubungan erat dengan takut akan Tuhan, tersebar
di setiap kitab puisi sebagai ciri khas kitab puisi yang saling melengkapi :
.
a.
.Kitab Ayub mengajarkan
hikmat, bahwasanya Allah adalah Hakim yang Adil, sekalipun yang dialami manusia
seperti Ayub seakan-akan tidak adil.
b.
Kitab Mazmur mengajarkan hikmat untuk senantiasa taat
pada semua perintah sesuai petunjuk Hukum-Hukum-Nya.
c.
Kitab Amsal mngajarkan hikmat bahwa orang benar akan
diberkati, sedangkan orang fasik pasti dihukum.
d.
Kitab pengkhotbah mengajarkan hikmat bahwa pada akhirnya
akan ada Penghakiman Allah.
e.
Kitab Kidung Agung mengajarkan hikmat, bahwasanya Tuhan adalah hikmat, kasih dan
sumber segala kasih.
Selain ciri-ciri hikmat di atas kelima kitab Syair ini memiliki ciri
khasnya sendiri antara lain :
Kitab Ayub, menyangkut maksud dan makna
penderitaan.
Kitab Mazmur, memberi contoh doa yang benar.
Kitab Amsal, mengajarkan seni bertindak tepat
dalam setiap situasi dan kondisi.
Kitab Pengkhotbah, membahas cara yang benar untuk
menikmati berkat-berkat yang diberikan
Tuhan kepada manusia di dunia ini.
Kitab Kidung Agung, hikmat orang Israel puncak
mencapai renungan mengenai “ kasih yang suci dan benar “.
Betapa kayanya isi setiap kitab ini,
maka setiap orang yang mempelajari kelima kitab ini, membaca dan melakukannya
akan memiliki hikmat dalam hidupnya, sehingga ahli hikmat seperti orang Yunani
kagum dan heran melihat isi kitab-kitab syair ini.
3 . Penulisnya
Penulisan syair di israel mengalami masa yang paling ‘subur’ pada masa
permulaan kerajaan Israel di bawah Daud dan Salomo sekitar tahun 1000 s/d 950
sM. Daud sendiri mengarang paling sedikit 73 Mazmur dari 150 pasal, dan Salomo
menulis tiga kitab syair PL yaitu Amsal, Pengkhotbah, dan Kidung Agung. Namun
demikian ada syair yang telah ditulis jauh sebelum zaman Daud dan Salomo, dan
ada juga yang menyusul kemudian.
Kemungkinan
kitab Ayub (sezaman dengan Abraham ?), merupakan puisi Ibrani tertua, dan Musa
sendiri menulis sebuah Mazmur yaitu Maz.
90.
Sesudah abad ke- 10 sM masih ada nabi-nabi
yang menyampaikan firman Tuhan dalam bentuk syair (perhatikan bahwa dalam
bagian-bagian kitab Yesaya ,Yeremia, Amos, Hosea, dll. yang dicetak sebagai
syair, dalam Alkitab terbitan LAI terjemahan baru), bahkan ketika dalam
pembuangan di Babel pun tercipta puisi kerohanian (Maz. 126, 137).
Dalam memahami kitab syair ini kita harus
selalu menyadari dan meyakini bahwa kitab-kitab ini pun merupakan bagian
integral dari Alkitab, yaitu firman Tuhan yang bersifat “diilhamkan“ oleh Allah
karena :
a . Roh Kudus menguasai para penulis, sehingga apa yang
tertulis bukan curahan hati dan pikiran-pikiran manusia belaka, melainkan Wahyu
dari Roh Kudus. (2.Sam. 23: 1-2, bd. Kis. 13 : 35; dengan Maz. 16 ; bd. Kis. 4:
25 - 26 dan Maz. 2).
b .
Kadang-kadang Tuhan sendiri yang berbicara langsung dalam kitab-kitab ini (Maz.
2: 5 – 6 ; Ayb. Ps. 38 – 42).
c .
Walaupun ada bagian-bagian kitab-kitab syair yang diucapkan oleh orang-orang
yang kurang rohani, namun demikian bagian-bagian ini tetap dipakai Allah untuk
mendidik dan mengajar kita, perhatikan :
1.ada contoh yang baik yang harus dituruti.
2.ada contoh yang buruk yang harus dihindari.
Melalui penjelasan-penjelasan di atas, maka prinsip 2 Tim. 3 : 16, segala
tulisan diilhamkan Roh Kudus berlaku juga
atas kitab-kitab syair ini (tidak perlu diragukan).
III . BENTUK-BENTUK
dan CIRI KHAS PUISI PL.
1 . Bahasa Kiasan
Dalam puisi
ada banyak ungkapan yang tidak boleh ditafsirkan secara harafiah karena bahasa
kiasan, dan arti kiasan yang dimaksudkan :
a . Misal/ ibarat, perumpamaan (Silime).
Sering kali kebenaran rohani
diungkapkan dengan contoh alam, supaya lebih jelas dan kuat (bandingkan
perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus). Biasanya kata perbandingan “seperti,
sebagai, laksana” dll, sering digunakan,
contohnya :
1. “ orang benar seperti pohon... “ (Maz . 1: 3).
2. “ orang fasik seperti sekam... “ (Maz. 1 : 4).
Tetapi ada juga contoh
bahwa kata seperti tidak harus ada contohnya :
3. “ Tuhan adalah matahari dan perisai “ (Maz. 84 : 12).
4. “ Yang telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga tak goyang,...“
(Maz. 104 : 5).
Maksud ibarat/perumpamaan ini adalah untuk menguatkan keyakinan, bahwa Tuhan menciptakan bumi secara “stabil “.
b . Ucapan berlebih-lebihan ( hyperbole )
Hyperbole ini
tidak boleh dimengerti secara harfiah, melainkan maksudnya hanya untuk
menekankan suatu segi kebenaran contoh :
1.“ dengan air mata aku membanjiri
ranjangku “ ( Maz. 6 : 7).
2.“ aku debu aku abu “ (Kej. 18 : 27), dengan demikian kebenaran Tuhan makin dibesarkan.
c . Personifikasi
Dalam
puisi, benda-benda seolah-olah mempunyai sifat-sifat manusia dapat berbicara ,
mendengar, merasa, lari dll.
1. “ segala tulangku berkata,...
(Maz. 35 : 10), maksudnya seluruh existensi saya, dari bagian yang paling dalam
mengakui Tuhan.
2. Maz. 114 : 3 - 7, merupakan salah
satu contoh utama mengenai penggunaan personifikasi ;
a.
laut ; melihat,
melarikan diri
b. sungai ; berbalik ke hulu
c.
gunung dan bukit ;
melompat-lompat
d. bumi ; harus gemetar.
Perhatian
Kalau
bagian firman Tuhan bukan bersifat puisi maka istilah-istilah di atas perlu
diselidiki dengan seksama sebelum dinyatakan sebagai “kiasan saja“ namun tetap
harus diingat bahwa Tuhan juga dapat mengadakan muzijat.
2 .
Paralelisme
Setiap syair biasanya bersajak, namun sajak semacam itu tidak ada dalam
puisi Ibrani. Yang ada adalah “ sajak
gagasan” dalam arti satu gagasan diungkapkan dengan dua kalimat yang isinya/
maksudnya sama, hanya dengan kata-kata yang berbeda contoh ; Siapa yang boleh
menumpang dalam kemah-Mu ? Siapa yang boleh diam di gunungMu yang kudus ? (lih.
Maz. 15), itulah yang disebut “paralelisme” dan biasanya paralelisme dibedakan
tiga jenis :
a
. Paralelisme yang sama ( sinonim )
Satu gagasan yang
diuraikan dengan dua baris yang artinya sama misalnya – “kecongkakan mendahului
kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan. (Ams. 16: 18). Bisa juga
bahwa garis pertama mengungkapkan arti harfiah dan baris kedua mengungkapkan
kiasannya, contohnya “maka tiba-tiba
orang muda itu mengikuti dia seperti lembu yang dibawa ke pejagalan “ (bd.Ams.
7 : 22).
b
. Paralelisme yang berlawanan
Dalam hal ini, dua
baris mengetengahkan suatu perlawanan/ perbedaan, contoh :
“Takut akan Tuhan memperpanjang umur, tetapi tahun-tahun
orang fasik diperpendek“ ( Ams.10 : 27) - “Tuhan mengenal jalan orang benar,
tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan“ (Ams. 1: 6).
c . Paralelisme yang memadukan
Sama dengan
paralelisme yang sinonim bagian ( a ) yang diperluas sedangkan bagian ( b )
tidak, hanya mengulang bagian ( a ) melainkan hanya menambah keterangan contoh
:
1.“Angkatlah kepalamu, hai
pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad,
supaya masuk Raja kemuliaan.“ (Maz. 24 : 9).
2. “ Hukum-hukum Tuhan lebih indah
dari pada emas, bahkan dari pada emas tua, dan lebih manis dari pada madu,
bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah “ ( Maz. 19 : 11).
Melalui paralelisme, maka gagasan yang diulang dengan kalimat pertama
lebih dimantapkan lagi.
K I T A B A Y U B
Kitab Ayub menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan oleh orang yang percaya kepada
Allah, tetapi juga yang dibingungkan oleh kenyataan bahwa mereka harus
menanggung banyak penderitaan. Pertanyaan-pertanyaan itu biasanya adalah
seperti berikut :
a.
Apakah keadilan sungguh menang ?
b.
Apakah Tuhan sungguh memperdulikan kehidupan
anak-anak-Nya ?
c.
Apa sebabnya ada orang yang sungguh-sungguh percaya,
rohani kadang hampir dihancurkan oleh penderitaan ?
d.
Apakah nilai-nilai kehidupan yang tetap ? dan apakah
iblis merupakan kenyataan ?
Kitab Ayub mengandung jawaban-jawaban Tuhan yang sempurna atas banyak
pertanyaan yang menyiksa orang saleh. Dalam kitab ini diperkenalkan seorang
manusia yang seumur hidupnya tidak pernah membuat kesalahan. Ia hanya patut dan
sepantasnya menerima ‘berkat’. Hasilnya berbeda dengan dugaan, semua miliknya
habis diambil, mengalami sakit yang luar biasa yang tidak mungkin disembuhkan,
menjerit dalam kesedihan kepada Allah dan sesamanya manusia. Kisah ini
menimbulkan ‘keraguan akan kasih dan keadilan Allah’. Keraguan itulah juga
menjadi perhatian kitab ini. Melalui jawaban-jawaban, dan memahami isi
kitab ini maka penderitaan akan
mempunyai arti baru, dan kita akan dapat menghayati kata-kata Petrus (1 Pet. 1
: 7). Maksud semuanya itu ialah untuk
membuktikan kemurnian imammu, yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas
yang fana yang diuji kemurniannya dengan api sehingga kamu memperoleh
puji-pujian dan kemuliaan, kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan
diri-Nya.
Penyelesaian dilema ditemukan dalam akhir kitab ini, di mana Allah menjawab Ayub dari
dalam badai dan menegaskan kekerdilan manusia di hadapan Allah, dan ketidak
mampuan manusia memahami jalam pikiran Allah.
I . LATAR BELAKANG
1. Kehidupan Ayub
a . Ayub sebagai tokoh dalam sejarah
Ayub tokoh
utama dalam kitab ini adalah tokoh yang sungguh pernah ada di dunia ini. Walaupun
kitab Ayub adalah kitab syair/ hikmat namun demikian, Ayub bukanlah “pahlawan
sastra” yang hanya hidup dalam ide penulis syair ini, melainkan ia
sungguh-sungguh ada hidup di bumi ini
hal ini dapat kita yakini dari :
ü Dalam prolog kitab Ayub (ps. 1 – 2) diberikan informasi lengkap mengenai
kehidupan Ayub sampai jumlah ternaknya.
ü Demikian juga dalam epilog epilog (kata penutup) kitab Ayub di (ps. 42 : 7
- 17) kita menerima keterangan yang cukup terperinci mengenai kehidupannya.
ü Yehezkiel (ps.14 :14 – 20) menyebut Ayub bersama dengan Nuh dan Daniel
sebagai orang saleh pada zamannya.
ü Hal lain tentang ketekunan Ayub disebut dalam (Yak. 5: 11), maka PB pun
ikut membuktikan bahwa Ayub sungguh pernah hidup.
b . N a m a
Ayub
berasal dari bahasa Ibrani “Iyyub” dari akar kata “Ayab” yang berarti to be
hostile = memusuhi. Arti kata Iyyub adalah orang yang dianiaya, di manakah
ayahku ? (tanpa ayah). Dalam bahasa Arab artinya “orang yang berbalik, bertobat
”. Menarik bahwa kedua arti nama Ayub akhirnya mengalami perwujudan dalam
kehidupan Ayub.
c . Asal Ayub dan Lingkungannya.
Dalam kitab Ayub
banyak disebutkan nama daerah antara
lain :
1.
Ayub tinggal di Uz (1: 1 ), yang bermula dari nama anak
Nahor saudara Abraham (Kej. 22 : 21).
2.
Musuh datang dari Syeba (1 : 15), nama seorang cucu
Abraham (Kej. 25: 3). Barangkali nama ini sama dengan nama di (2 Taw. 9) dan
yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus di (Mat. 12 : 42) ?
3.
Ada musuh dari Kasdim (1: 17) - bd. Kej. 11: 28.
4.
Elifas orang Teman (1: 1), nama seorang cucu Esau yang
sendirinya adalah cucu Abraham (Kej. 36 : 11) dst. – (selidiki sendiri
nama-nama lain ).
5.
Sahabat Bildad berasal dari Suah (2 : 11), yang adalah
anak Abraham (Kej. 25 : 2).
6.
Sahabat Zofar berasal dari Naamah (2 : 11), yang adalah
seorang keturunan Kain (Kej. 4 : 22).
7.
Sahabat Elihu berasal dari Bus (32 : 2), yang adalah adik
Us, anaknya Nahor (Kej. 22 : 21).
Melalui nama-nama di atas maka erat hubungan Ayub dengan keturunan keluarga
Abraham/ Nahor. Tempat tinggal mereka di daerah Syria atau Aram antara Damsyik dan sungai Efrat.
2 .
Penulis dan Waktu
Para
ahli-ahli PL umumnya berpendapat bahwa Ayub hidup sezaman dengan Abraham atau
sesudahnya – (dalam arti tidak terlalu jauh jarak generasinya).
Alasan-alasannya adalah sebagai berikut :
a.
Sesudah malapetaka/ ujian selesai, Ayub hidup selama 140
tahun.
Ayub hidup sebagai peternak besar-besaran (1 : 3) seperti cara hidup para
patriarkh.
b.
Mata Uang “Kesita” ( 42 : 11) disebut juga dalam (Kej.
33: 19).
c.
Ayub membawa persembahan sendiri (1 : 5 ; 42 : 8) berarti
belum dikenal jabatan imam yang dimulai pada zaman Musa, juga perjanjian Sinai
tidak disebutkan.
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Ayub hidup kira-kira
tahun 1500 sM atau sesudahnya tetapi sebelum masa Israel muncul sebagai bangsa,
dan penulisannya sekitar tahun 1500 sM.
Dalam prolog dan epilog kitab ini jelas menggambarkan
bagaimana kehidupan material dan spritualnya, sedang pokok yang ditonnjolkan
adalah masalah iman dan ketekunannya beribadah.
Penulis
Dalam
kitab ini tidak disebutkan penulisnya, orang-orang Yahudi menganggap bahwa Musa
sebagai penulis. Sedangkan para ahli PL cenderung mengatakan bahwa kitab ini
ditulis pada masa Daud – Salomo dengan alasan pada waktu itu merupakan masa
keagungan karya sastra dalam bentuk syair.
Sekalipun
demikian seluruh kitab ini merupakan “Wahyu Ilahi” dan merupakan satu kesatuan
yang menyoroti penderitaan dan berkat didalamnya (hanya Allah yang dapat
membukakan tentang sidang ilahi yang melibatkan Allah, Malaekat dan iblis),
juga di dalamnya dicakup pendapat-pendapat manusia (Sahabat-sahabat Ayub), dan
bandingkan dengan Kanonisasi dan penulisan Alkitab. Oleh karena itu
bagian-bagian yang ditulis dalam kitab ini tidak boleh dilepaskan dari kontex
keseluruhan kitab Ayub.
3. Tema dan Tujuan
Tema kitab ini adalah “ Berkat dalam
Penderitaan “. Kitab ini disebut theodicy atau problem of evil, ole karena ketika kebaikan, keadilan
dan kedaulatan Allah di tantang oleh eksistensi penderitaan dan kejahatan.
Pertanyaan
yang sering ditanyakan manusia : Mengapa orang benar menderita, kalau Allah
adalah Allah yang Mahaadil dan penuh belas-kasihan? - Jawabnya :
a.
Allah mengizinkan kesengsaraan, penderitaan sebagai
sarana untuk memurnikan iman dan mengukuhkan kesalehan.
b.
Allah itu tetap kasih sekalipun tidak selalu mencurahkan
berkat.
c.
Allah mempunyai rancangan yang jauh melampaui akal
manusia, dan Allah tahu benar apa yang paling baik untuk kebaikkan manusia demi
kemuliaan-Nya.
Tujuan
penderitaan; Allah ingin melucuti seluruh pembenaran diri manusia, dan Tuhan
mau membawa manusia ke tingkat penyerahan diri secara total kepada-Nya. Tujuan
lain adalah memaparkan konflik berabad-abad antara Allah dan Setan dan
menunjukkan kaitan penderitaan akibat konflik ini, dan tujuan lain yang dapat
kita pelajari dari kitab ini pada akhirnya kitab ini membuktikan kebenaran
(Roma. 8: 28 baca).
II . SUSUNAN / Analisa
Kitab Ayub. ( lihat bagan )
Seluruh kitab Ayub dapat dibagi
atas 3 bagian besar :
1. Prolog ( Pendahuluan ) ps. 1 – 2.
1.
Dialog ( pembicaraan-pembicaraan ) ps. 3 : 1 – 42 : 6
2.
Epilog ( penutup ) ps. 42 : 7-17 ).
Prolog dan Epilog dalam bentuk prosa, dialog dalam bentuk
syair ( lih. Pengantar kitab-kitab syair ). Dialog antara Ayub dengan
sahabat-sahabatnya dan Tuhan merupakan bagian terbesar dan yang terpenting
dalam kitab ini dapat dibagi menjadi tiga bagian utama .
a . Tiga ronde diskusi antara Ayub dan sahabat-sahabatnya ( ps. 4 – 31 ).
b . Teguran Elihu (
ps. 32 – 37 ).
c . Teguran Tuhan (
ps. 38 – 41 )
Dialog ini diawali dengan
pengaduan Ayub ( ps. 3) dan diakhiri dengan pengakuan, pertobatan Ayub ( ps. 42
: 1 – 6 ).
Ayat-ayat kunci baca ; 2: 3-6; 13: 15 dan 42: 5-6
.
III . INTI TEOLOGIS
KITAB AYUB
1 . Pendahuluan
Melalui
ayat pertama, kita langsung melihat inti permasalahan kitab ini : “Ada seorang
laki-laki di tanah Us bernama Ayub, orang itu saleh dan jujur ia takut akan
Allah dan menjauhi kejahatan “ (1: 1). Nama Ayub memang berarti yang dianiaya
dan kita menyaksikan dalam kitab ini bagaimana Ayub menderita diserang oleh
musuh-musuh yang dipimpin oleh iblis. Hal kedua yang penting adalah orang yang
dianiaya adalah seorang yang sungguh saleh, dan perhatikan istilah yang dipakai
untuk kebenaran Ayub; orang saleh, jujur. Maka tema utama kitab Ayub adalah : PENDERITAAN
ORANG BENAR, untuk
memahami tema ini terletak pada intinya :
* Bagaimana penderitaan-penderitaan itu
bisa disesuaikan dengan keadilan Tuhan.
* Bagaimana hati dapat dihibur pada saat penderitaan.
Pada dasarnya (secara teologis) ada dua prinsip Alkitab
mengenai masalah penderitaan orang benar yaitu :
a . Untuk
masuk ke dalam kerajaan Allah kita harus mengalami banyak penderitaan ( Kis. 14 :22. bd.Ams. 3: 11-12; Ibr. 12
: 5 - 8).
b . Bila orang percaya harus menanggung
salibnya, maka tidak pernah ada hanya salib saja selalu juga ada anugerah Allah
yang nyata di tengah-tengah atau sesudah penderitaan. Walaupun dalam kesusahan
yang amat besar dan berat, namun orang percaya tetap lebih bahagia dari pada
orang fasik.( bd. Maz. 4 : 8, kalimat yang diucapkan Daud pada saat ia harus
melariakan diri dari anaknya Absalon).
2
. Prolog Kitab Ayub ( Ps. 1 – 3)
Dua
hal yang berkesan mengenai Ayub ialah kemakmurannya dan kesalehannya. Ayub
sangat peka terhadap dosa, bahkan terhadap dosa yang mungkin terjadi. Ia
sendiri tidak mengambil bagian di dalamnya tetapi ia menggumuli dosa-dosa
anak-anaknya, walaupun ia tidak memaksakan anak-anaknya untuk menganut
pandangannya sendiri. Dengan demikian Ayub menunjukkan dirinya seorang imam di
tengah-tengah keluarganya.
Dari
kehidupan Ayub ini kita sungguh dapat menyatakan, bahwa tidak ada dosa yang
nyata dalam kehidupannya. Tetapi justru di sinilah timbul bahaya bahwa ia tidak
lagi mau memegang posisi sebagai orang berdosa yang “miskin buta telanjang“ di
hadapan Tuhan (a proud saint). Oleh sebab itulah tiba saatnya Tuhan harus
sekali lagi memakai “rotan-Nya dan
memukul anak-Nya dengan keras“ melalui penyakit yang dideritanya itu, yaitu
satu penyakit yang sulit untuk disembuhkan. Di sisi lain yang nampak, bahkan
penderitaan pun bisa mengakibatkan orang tersebut menjadi lebih sombong lagi,
karena ternyata penderitaan itu tidak berhasil menggoyahkan kesetiaannya
terhadap Tuhan.
Kemudian
dalam kisah ini kita menyaksikan iblis menghadap Tuhan, bersama-sama dengan
malaikat (bd. Ef. 6 : 12). Iblis mau menghancurkan Ayub, inilah satu bukti
bahwa Ayub seorang yang sungguh-sungguh mau hidup menurut kehendak Tuhan.
Akhirnya Tuhan mengizinkan iblis untuk memukul Ayub – inilah tanda bahwa masih
ada sesuatu dalam diri Ayub yang perlu disempurnakan.
Kemudian pada akhir kitab ini kita menyaksikan bahwa
pendidikan Allah berhasil. Ayub orang benar dan saleh yang terhormat itu
akhirnya menyadari dirinya sebagai orang berdosa yang miskin dan telanjang (bd.
Why. 3 : 17).
Sesudah serangan kedua dari iblis kita menyaksikan
kelemahan istri Ayub yang bisa menerima kematian semua anaknya, tetapi tidak
tahan lagi melihat penderitaan suaminya yang dikasihinya. Namun dalam kelemahan
kerohanian istrinya, kekuatan rohani Ayub makin nyata dan ia tidak berbuat dosa
dengan bibirnya ( 1: 22 ; 2 : 10). Walaupun ia kehilangan segala sesuatu tetapi
ia tak tergoyang dalam penyerahannya
kepada Tuhan.
Dalam ps. 3 Ayub membuka mulutnya dan mengutuki hari
kelahirannya, hal itu berarti secara tidak langsung menyalahkan Tuhan sendiri.
Mengapa tiba-tiba terjadi perubahan ini dalam Ayub ? Rupanya yang membuat Ayub
begitu marah adalah kenyataan bahwa ketiga sahabatnya yang datang menengok dia tidak
mau berbicara dengan dia selama tujuh hari. Hal itu mungkin karena mereka tidak
sungguh-sungguh ikut merasakan penderitaan Ayub melainkan rupanya hanya
memikirkan, bagaimana mereka bisa menyadarkan dia akan dosanya yang besar.
3 . Pembicaraan-Pembicaraan ketiga
Sahabat Ayub ( ps. 4 – 25 )
Percakapan Ayub dengan sahabat-sahabatnya berlangsung tiga ronde (lih.
bagan). Tetapi ronde ketiga tidak lengkap, sahabat yang ketiga yaitu Zofar
tidak lagi bicara, rupanya karena ia kehabisan bahan. Melalui diamnya Zofar
kita menerima kesan bahwa ketiga sahabat yang mempunyai strategi bersama (cara
manusia) telah gagal dan dikalahkan.
Pandangan tiga
sahabatnya itu sebagai berikut :
a .
Penderitaan dan sengsara dibagikan kepada setiap orang sesuai dengan dosanya.
Untuk sekian banyak dosa, mendapatkan sekian banyak hukuman (4: 7-8).
Sebaliknya bilamana orang bebas dari penderitaan, maka itu berarti orang
tersebut ternyata bebas dari dosa yang berat. Tetapi jika orang yang dipukul
berat, dan berturut-turut sama seperti Ayub, ia bukan hanya berdosa biasa
melainkan telah pasti sudah melakukan dosa besar dan dapat digolongkan
“penjahat”.
b .Walaupun tidak ada dosa yang nyata, pastilah ada dosa
yang besar tetapi disembunyikannya ( Ayub ). Berarti segala kesalehan orang
tersebut, sebetulnya hanya kemunafikan yang menutupi kejahatannya (bandingkan
ajaran prosperity teology/ teologia kemakmuran).
Demikianlah inti
pandangan para sahabat Ayub mengenai masalah penderitaan, pandangan ini memang
mempunyai kebenaran didalamnya tetapi kekurangannya juga sangat nampak.
Kebenarannya adalah, ada hubungan antara dosa dan penderitan. Sering kali Tuhan
mengirimkan penderitaan untuk menyadarkan seseorang (manusia) yang sudah menjauhi Tuhan tetapi dengan makud :
1 . Penderitaan dikirim Tuhan tidak
hanya sebagai hukuman karena dosa, bisa juga untuk maksud lain oleh sebab itu
tidak boleh dikatakan bahwa penderitaan berarti akibat “dosa”.
2 . Beratnya penderitaan tidak
ditentukan oleh besarnya dosa, melainkan oleh kasih karunia Tuhan yang mendidik
anak-Nya.
Ketiga sahabat Ayub, tidak memiliki
kasih atau belas kasihan yang sebenarnya. Mereka hanya berbicara sebagai orang
Farisi yang menganggap dirinya benar dan Ayub berdosa /salah.
4
. Jawaban Ayub Terhadap Sahabat-Sahabatnya ( ps. 6 – 31 )
Dalam menyikapi
jawaban dan kata-kata Ayub harus kita bedakan antar :
a . Keyakinannya yang sebenarnya / fundamental seperti
yang nampak dalam ps. 19 : 25, tetapi aku tahu ; penebusku hudup dan akhirnya
Ia akan bangkit di atas debu.
b .
Perkataan-perkataannya yang dituturkannya dalam keadaan emosi yang menurut
penilaiannya sendiri memang tidak bisa dipertanggung jawabkan karena “
tergesa-gesalah perkataaanku “ ( 6 : 3).
Namun
demikian satu dosa dalam dirinya yang
belum disadarinya, dan sahabat-sahabatnya juga tidak sanggup untuk
menyadarkan Ayub yaitu dosa kesombongan,
berdasarkan kebenarannya, kemurahan dan kesalehannya. Hal ini baru dibukakan
kepadanya melalui Elihu.
5 . E L I H U ( ps. 32 – 37 )
Elihu
sebagai juru bicara Allah pada saat ketiga sahabat Ayub telah “terkandas”
dengan hikmat mereka. Elihu langsung memfocuskan inti kesalahan Ayub : IA MENGANGGAP DIRINYA BENAR.
Mengapa hal tersebut dipandang berat oleh Tuhan ? karena dengan menganggap diri
sendiri benar, maka Ayub mencela Tuhan yang seolah-olah memperlakukan Ayub
dengan tidak adil ( 32 : 2 ). Oleh karena itu adalah tugas Elihu untuk
menginsyafkan Ayub, bahwa masalahnya bukan suatu perbuatan dosa yang mungkin
dilakukan oleh Ayub melainkan justru kebanggaannya, bahwa ia merasa bersih (dan
memang sungguh bersih) dari dosa-dosa yang nyata dan bahwa ia tidak pernah
melalaikan kewajibannya terhadap Tuhan, namun ia sombong rohani, dan menganggap
diri benar.
Mengenai
maksud penderitaan, Elihu tidak menyangkal bahwa penderiaan ada hubungannya
dengan dosa, tetapi ia menjelaskan bahwa penderitaan tidak hanya timbul dari
murka Allah yang suci atas dosa manusia, melainkan bahwa penderitaan justru
bisa ditimbulkan kasih Tuhan yang ingin menyucikan anak-anak-Nya dari
sifat-sifat yang tidak benar yang masih melekat padanya. Dengan demikian maksud
penderitaan tidak terutama karena PENGHUKUMAN melainkan PUKULAN untuk mendidik.
Dalam argumentasi inilah terdapat hati dan jantung seluruh kitab Ayub (bd. 33 :
11 - 12 ; 33: 23 – 26).
6 . Tuhan Menampakkan Diri dan Berbicara ( ps. 38 –
41 )
Elihu
telah berbicara atas nama Allah tetapi Ayub belum bertobat dan juga belum
diubah. Dari kisah ini kita belajar “ Kelahiran kembali ” dari Ayub tidak dapat
dikerjakan oleh manusia melainkan Tuhan sendiri menyatakan diri-Nya kepada Ayub
(itu pekerjaan Roh Kudus). Sampai sekarang manusia, juga manusia rohani tidak
dapat mengubah manusia, hanya bilamana manusia berdosa bertemu langsung dengan
Allah sebab Dialah yang mengubah hidup manusia. Akhirnya Ayub mengakui bahwa
kedatangan Tuhan yang membaharui hidupnya; “ Hanya dari kata orang saja aku
mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau “
(42: 5). Tuhan berbicara kepada Ayub dalam badai. Badai dalam Alkitab selalu
mengandung unsur ancaman, itu berarti Ayub telah berdosa terhadap Tuhan dan apa
yang dikatakan Elihu ditetapkan oleh Tuhan.
7 . Ayub Bertobat dan dengan Menyesal Duduk
dalam Debu dan Abu ( 42 : 6 )
Ia menyesali pertama perkataannya (42: 3), tetapi juga
seluruh kelakuannya yang timbul dari sikapnya yang salah. Kata-kata Ayub yang
tadinya selalu panjang-panjang sekarang pendek saja (42: 1 - 6), demikianlah
pertobatan yang sebenarnya, tidak perlu lagi banyak kata, tetapi mengambil
langkah/ tindakan datang kepada Tuhan Yesus.
Kemudian Tuhan mencela Elifas dan kedua kawannya karena
mereka berbicara seperti orang buta dan menganggap diri lebih benar dari Ayub.
Tetapi akhirnya Ayub mendoakan mereka kepada Tuhan dan doa Ayub diterima,
akhirnya kita dapat memuji Tuhan karena :
a.
Iblis tidak berhasil menghancurkan Ayub karena Anugerah Tuhan.
b.
Ayub sendiri ditolong menjadi rendah hati dan tidak lagi
mengandalkan diri sendiri, melainkan hanya anugerah Tuhan saja yang tersedia
bagi orang berdosa.
8. Kristus Dalam
Kitab Ayub
Kristus
nampak penebus yang disebut-sebut Ayub (19: 25-27), dan doa memohon seorang
mediator (wasit, 9: 33 - penengah 33 : 23). Ayub mengakui perlunya seseorang
yang dapat menjelaskan misteri “Penderitaan”. Dia haruslah seorang tokoh yang
pernah dicobai setan menderita lahir dan batin dan “menang”. Kristus telah
menyelami penderitaan dan Ia menang, dan bangkit mengalahkan maut karena
Kristus adalah pencipta semua mahluk di langit dan di bumi dan semua tahluk
pada Dia (Ibr. 2: 14-18; 4:15; Rom. 8: 32-34).
K I T A B M A Z M U R
Kitab Mazmur merupakan
kitab yang paling praktis dari seluruh kitab suci, karena dengan membacanya
maka seseorang dapat menerapkannya sebagai doa. Di dalamnya terdapat “nyanyian
sorgawi” yang dapat dimengerti oleh setiap orang. Kitab Mazmur sangat populer
di jemaat mula-mula, terbukti bahwa dari 283 kutipan PL dalam PB berasal dari
dalam Mazmur.
I . LATAR BELAKANG
1.
Nama
Dalam bahasa
Ibrani “Tehillim” artinya nyanyian Pujian. Juga biasa dinamakan Tefiloth yang
artinya doa (bd. Maz. 72 : 20). Kedua nama itu menunjukkan sifat rohani dari
Mazmur. Dalam bahasa Yunani “Psalmoi“ berasal dari psallein artinya “memetik
senar” pengiring lagu. Psalmoi (Mazmur) adalah lagu-lagu atau puisi-puisi yang
dinyanyikan dengan iringan musik. Mazmur adalah buku cemerlang atau buku yang
menerangi/ menyatakan, dan mempertunjukkan hikmat dan kasih Allah yang
terpancar melalui umat pilihan-Nya, dan orang-orang tertentu. Dalam bahasa
Ibrani “Hal” artinya memuji, memuji karena kegembiraan batin yang dinyatakan
melalui puji-pujian dengan tanda riang dan musik gembira. Dapat juga dikatakan
Mazmur merupakan segala bentuk pujian dan doa, dan ini adalah jiwa mazmur.
2.
Penulis.
Ada beberapa
penulis Mazmur antara lain : Daud menulis
73 pasal ( 3, 54 , 68, 69, 85, 100, 102, 107 - 109, 133, 136 - 140, 142
– 144.). Mazmur Daud ditulis sekitar 1020-975 sM. Oleh bani Korah (adalah suatu
keluarga besar penyanyi). Nama keluarga ini muncul di tengah-tengah anak-anak
Esau (Kej. 36: 5 ), kemudian Kaleb. Orang Korah dari Kenas, dan menggabungkan
diri kepada orang-orang Yehuda (Yos. 14: 6-13). Keluarga itu pun terhitung di
antara orang Lewi dan dikenal kemudian sebagai penyanyi ( lih. Kej. 6: 21; Bil
25: 58 dan 1 Taw 6: 7 – 2 Taw 20: 19). Oleh bani Korah ada 10 pasal ( 41 – 48 ,
83 - 84, 86 ). Salomo menulis 2 pasal (71, 127) ditulis sekitar 950 SM. Musa
menulis ( Maz. 90 ), ditulis sekitar 1405 SM.. Asaf menulis 12 pasal ( 50, 62 ,
63 , 74 – 82 ), diperkitakan sama dengan masa Daud – Oleh Haman ( ps. 87 ) –
Etam ( ps. 89 ). Tanpa judul ada 18 pasal ( 1, 2 , 32 , 42 , 70 , 92 – 99, 103,
115, 134, 147 ) dan tanpa nama ada judul sebanyak 4 pasal ( 65-66, 91, 101 (
doa dalam penderitaan ). Mazmur Haleluya ada 18 pasal ( 104 – 106, 110 – 118,
134 - 135, 145, 146 , 148 –150 ). Mazmur Ziarah ada 13 pasal ( 119 – 125, 127 –
132 ).
3.
Waktu
Penulisan.
Dari masa
Musa 1400 sM s/d masa pemulihan 536 sM. Dan yang paling banyak pada masa Daud
dan Salomo yaitu antara 1000 s/d 950 sM).
Urutan latar belakang, tahun dan penulisan kitab :
a . Tanpa keterangan waktu pasal ;
1, 4, 8 , 19, 81, 91 , 110, 139, 145 .
b . Mazmur yang ditulis pada waktu Daud
dianiaya pasal : 11, 18, 34, 56, 54, 16, 52, 109, 17, 22, 35, 57, 58, 102, 140,
141, 7.
c . Ditulis setelah Saul mati dan Daud
menjadi Raja pasal : 2, 9, 24, 68, 101, 29, 20, 21, 38, 39, 40, 41, 6, 51, 32,
33.
d . Ditulis takkala Absalom
memberontak pasal : 3, 4, 55 , 62 , 70, 71, 143, 144 .
e . Ditulis
antara masa Absalom berontak dan ditawan ke Babilonia pasal : 18, 30, 72, 45,
78, 82, 83, 76, 74, 79.
f . Ditulis
takkala tertawan pasal : 10, 12, 13, 14, 53, 15, 25, 26, 27, 28, 36, 37, 42,
43, 44, 49, 50, 60, 64, 69, 73, 75, 77, 80, 84, 86, 88, 89, 90, 92, 93, 95,
119, 120, 121, 130, 131, 132.
g .
Ditulis takkala orang Yahudi diizinkan Koresy untuk kembali ke negeri mereka
pasal : 122, 61, 63, 124, 23, 87, 85, 46, 47, 48, 96, 97, 98, 100, 102, 104,
105, 106, 107, 108, 111, 112, 113, 114, 116, 117, 126, 133, 134, 136, 137, 148,
149, 150, 146, 147, 59, 65, 66, 67, 118, 125, 127, 128, 129, 138.
4.
Tema dan Tujuan
Tema
adalah “Pujilah Tuhan, hai Jiwaku”. Dalam Kitab Mazmur kita melihat beragam
perasaan dan keadaan yang diungkapkan dan tema. Hal ini menyulitkan untuk
merealisasikan tema dan tujuan kitab ini. Namun seluruh mazmur melukiskan
perjalanan hidup manusia, dari kegagalan, diselamatkan, ditolong Tuhan dari
pergumulan, mengalami sentosa, pengharapan, sampai pujian kemenangan.
Mazmur mengekspresikan respon pribadi
orang percaya atas kebajikan dan anugerah Allah. Kitab Mazmur berisikan catatan
isi hati pemazmur yang terdalam tentang keputusasaan, kecemasan, atau syukur
yang muncul disaat-saat menghadapi perlawanan dari musuh-musuh Allah, atau
ketika mengalami pemeliharaan Allah, dan dikala suka maupun duka.
Mazmur merupakan catatan eksperisi iman
orang percaya kepada anugerah, dan karya Allah dalam hidupnya dan atas
pengharapan dan keselamatan yang dinyatakan dalam ibadah, pujian dan doa.
II . SUSUNAN
MAZMUR
Kitab Mazmur dibagi dalam lima
kelompok yang masing-masing di akhiri dengan “doxologi” (kata-kata pujian
kepada Allah yang digunakan pada ibadah ) yaitu penyembahan karena Allah :
1.
Pemujaan .................................. pasal 1 – 41 ( dox.
41 : 13).
2.
Memuji keajaiban / Keheranan ...... pasal 42 – 72 ( dox. 72 :
18-19 ).
3.
Tidak berkesudahan .................. pasal 73 – 89 ( dox. 89 : 53 ).
4.
Menaklukkan diri .................... pasal 90 – 106 ( dox. 106 : 48 ).
5.
Kesempurnaan ......................... pasal 107 – 150 ( dox. 145 – 150
).
Penyusunan kitab Mazmur, kitab ini disusun
sekitar thn. + 450 SM. oleh Ezra dengan prinsip “ lebih menitik beratkan
hal rohani “ dari pada pengarangnya, dan kemajuan hidup rohani, dari pada
panjang-pendeknya syair. Oleh sebab itu dalam memahaminya jangan menitik
beratkan pada sastra, seni, gaya bahasanya, tetapi yang penting adalah makna
rohaninya.
Bagian pertama : Ps. 1 – 41
Semua
ditulis oleh Daud kecuali ps. 1, 2, 10, 33. Pasal 1 – 2 merupakan judul kitab
Mazmur. Dalam bagian pertama ini ada
beberapa hal yang dapat kita simpulkan antara lain:
a .Inti/ maknanya “ Perjanjian Allah, pelayanan,
berbakti, pencatatan atas penciptaan, menjelaskan kecilnya manusia, peperangan,
penghianatan, manusia menentang kepada Allah”.
b . Pembagiannya.
Pasal 1 – 8 . Tentang manusia dengan Allah.
Pasal 9 – 15. Tentang manusia menentang Allah.
Pasal 16 – 41.Tentang keindahan dan kemuliaan Allah.
c.
Mazmur tentang :
1.
Kegagalan
manusia ada 30 pasal : 3, 4, 6 , 9 , 10, 12, 13, 14 dst.
2.
Kebangunan ada 18 pasal : 5 , 7 , 11 , 16 , 17
, 18, dst.
3.
Pertobatan ada 3
pasal : 6 , 32 , 38 dst.
Dengan demikian dalam bagian ini kita melihat pasang surutnya perjalanan
kehidupan-kehidupan rohani, sebagaimana terjadi atas kehidupan n e n e k moyang bangsa israel dalam kitab Kejadian, ada yang bangun tetapi ada
pula yang gagal. Oleh karena itu pasal-pasal ini dinamakan “Mazmur manusia yang menceriterakan tentang
perjalanan kehidupan, pikiran, watak, kebodohan, kehausan jiwa, kebimbangan
mencari arah, kekacauan pergaulan, kelicikan, tipu-muslihat dan nilainya
manusia.
Pada bagian pertama, dua puluh ( 20 ) pasal mengenai
kegagalan manusia dan 18 pasal tentang kebangunan manusia. Pasal 6, 32, 38
kebangunan rohani manusia. Dari pembagian di atas dapat dikatakan manusia
hidupnya tidak stabil.
d . Sebutan Allah
Pemakaian kata “Yehovah” paling banyak disebut pada bagian pertama + 275 – 277 kali. “Yehovah” mengandung arti “perjanjian, keselamatan, pertolongan atas
kebutuhan umat Israel “. Berhubungan dalam bagian ini banyak terjadi perjanjian
dan pertolongan oleh dan dalam Allah, maka sering menggunakan istilah “ Yehovah
”. Sedangkan sebutan untuk “Elohim” terdapat 68 kali yang berbentuk tunggal ada
18 kali, sedangkan yang bentuk jamak ada 50 kali. Hal itu menyatakan “watak”,
kepribadian, kuasa, kekuatan, kemuliaan Allah. Semuanya itu ada hubungannya
dengan penciptaan, pengurusan, penghakiman, keagungan, kemahakuasaan-Nya dst.
(bd. Ul. 10: 17).
Dari cara penyebutan tentang Allah di atas menunjukkan pandangan umat
Israel terhadap Allah bahwa:
1 . Allah itu hidup, beroknum.
2.
Tiada Allah lain kecuali Allah yang Esa, (Ul. 6: 4).
Di atas segala sesuatu, mengenai segala sesuatu yang terdapat dalam semua
manusia – Allah Mahaada dan Allah hadir. Itulah kewibawaan Allah, Dia Mahakuasa, Mahakasih, Mahamulia,
Mahahadir maka disebut “Allah ”.
Bagian kedua :Pasal 42 – 72 .
Dalam bagian ini terdapat
syair bani Korah sebanyak 8 pasal, selebihnya merupakan syair Daud. Dari bagian kedua ini ada beberapa
yang dapat kita simpulkan :
a. Inti /Makna “Penebusan Yehovah menjelaskan
kegagalan manusia dan penyelematan oleh kuasa Allah, serta bagian mengenai
hukum”. Bagian ini menitik beratkan korban-korban dan dapat dibandingkan dengan
kitab Keluaran.
b . Pembagian :
Pasal 42 – 49. Berfocus “Kegagalan umat
Israel, perlu diselamatkan “.
Pasal 50 – 60. Berfocus “Keselamatan umat
Israel, dan khasiat keselamatan”.
Pasal 61 – 71. Berfocus “Anugerah atas
umat Israel, memperoleh keselamatan “.
c . Di antara 31
pasal, ada 15 pasal membicarakan tentang kegagalan ; 42, 43 , 51 dll. dan 16 pasal membicarakan tentang pujian syukur ;
50 , 51, 53 , 54 , 66 , 67 d.l.l.
Semuanya itu menyatakan ketidak stabilan kehidupan kerohanian manusia ada kegagalan, keselamatan, pujian, ketiganya
silih berganti, laksana kehidupan bangsa israel setelah keluar dari Mesir.
d . Sebutan bagi Allah, sering menggunakan “Elohim”
seluruhnya ada 214 kali . Dalam satu
pasal sekurang-kurangnya menggunakan dua kali, misalnya pasal 49 . Dalam
pasal 68 ada 31 kali.
Penggunaan “Yehovah” seluruhnya ada 32 kali dan menggunakan “ Tuhan ”
sebanyak 19 kali .
Bagian ketiga : Pasal 73 – 89.
Merupakan persekutuan dengan Allah.
Syair dari Asaf dan bani Korah, hanya satu (ps. 86) merupakan doa Daud. Pasal
78 merupakan “syair sejarah” yang menceritakan hikayat atau sejarah Israel. Di
bagian ketiga ini ada beberapa yang dapat kita simpulkan :
a. Inti/ Maknanya “
membicarakan kuasa Yehovah “ bagian ini menitik beratkan kemah dan pelayanan,
kehidupan dalam Bait Suci, kehidupan pelayanan dan bagian ini mewakili kitab
Imamat.
b
. Pembagiannya :
Pasal 73 – 83 “ Membicarakan hubungan manusia dengan Bait
Suci, kehidupan bait suci, memiliki pandangan penghayatan tentang bait Suci “.
Pasal 64 – 89 “Membicarakan tentang
hubungan Allah dengan bait Suci, Allah tidak meninggalkan bait Allah “
tekanannya suasana persekutuan dengan Allah.
c . Di
antara 17 pasal ini terdapat 8 pasal yang membicarakan kegagalan ; 73, 74 , 75
, 78 , 79 dan pasal 76 , 77, 80 , 81 ,
82 , 84 , dst. ( pengharapan) dan pasal 105 , 106 (syair bersejarah ). Jadi sekalipun gagal tetapi tetap
berpengharapan, merupakan suatu kehidupan yang berpengharapan.
d . Sebutan bagi Allah
Yang
menggunakan sebutan “Yehovah” ada 44 kali namun di ps. 82 tidak menyebutkan
Yehovah, ps. 87 menyebutkan 2 kali. Pada umumnya menggunakan sebutan “Tuhan”
seluruhnya 80 kali . Di dalam ps. 78 terdapat 14 kali. Seluruhnya menggambarkan
bahwa “ hanya Tuhan yang tidak mengecewakan “.
Bagian
keempat : Pasal 90 - 106.
Terdapat banyak syair yang
tidak mencantumkan nama, ada 10 pasal yang tidak jelas, dan 14 pasal tanpa pengarang tentang syair kehidupan
terdapat pada pasal 90 , 103, dan Syair sejarah pada pasal 105 , 106. Pasal 90 tekanannya manusia sangat membutuhkan
kekuatan yang dari Allah. Pada bagian ini ada beberapa hal yang dapat kita
simpulkan :
a . Inti/ maknanya. “
Pasang surutnya kehidupan manusia, bahayanya dalam perjalanan hidup, tetapi
kesejahteraan apabila hidup dalam Tuhan dan memandang kepada-Nya. Menjelaskan
pada kitab Bilangan, yang intinya kehidupan manusia tetap dikuasai, dipelihara
Allah ”.
b . Pembagian :
Pasal 90 – 94
“Rindu akan kesentosaan “
Pasal 95 – 100 “
Membuat kesentosaan “.
Pasal 101 – 106 “
Menikmati kesentosaan “.
Pasal 95. Merupakan pujian sentosa di dalam Tuhan.
Pasal 96. Merupakan nyanyian baru.
Pasal 100. Tentang cara masuk ke dalam kesentosaan .
Pasal 103. Merupakan pujian “ Haleluya ” - sampai 106.
c . Diantara 17 pasal
terdapat 2 pasal tentang kegagalan yaitu (ps. 90 , 91). Dan yang merupakan
“pengharapan” dimana menyatakan sesudah
gelap, kemudian terbitlah terang.
d . Sebutan bagi Allah.
Pada umumnya menggunakan “ Yehovah ” seluruhnya ada 111 kali. Passl. 101
menggunakan 2 kali di pasal 10 ada 13
kali. Kata “ Elohim “ ada sebanyak 26 kali.
Bagian
kelima : Pasal 107 – 150.
Terdapat “syair Haleluya”
sebanyak 5 pasal (146 – 150), yang merupakan “syair pujian”. Syair ziarah 15
pasal ; 120 – 134 dst, syair ini lebih mementingkan sembah sujud dalam bait
Suci dan firman yang kudus. Pasal 119 merupakan syair Tuhan yang kudus. Pada
bagian ini ada beberapa hal yang kita pelajari :
a . Inti/
maknanya.
Bernilainya firman yang kudus dan diperkenan-Nya “pujian
syukur” karena Allah menganugerahkan firman yang kudus, supaya manusia mengerti
kehendak-Nya. Allah memperkenankan manusia “memuji Dia” dan berbakti di Bait
Suci melambangkan kitab Ulangan yang merupakan titik puncak rohani manusia yang
senantiasa dalam kehidupan “memuji Allah”.
b . Pembagiannya.
Pasal 107 – 118 “Firman dan kehidupan”.
Pasal 119 – 145 “Firman dan Kehidupan “.
Pasal 146 – 150 “Firman dan kebaktian “.
c . Dalam 44 pasal ini
terdapat hanya 5 pasal yang isinya cenderung pesimis yaitu pasal (109 , 120 ,
123, 124 , 137). Selebihnya pada umumnya merupakan syair-syair yang penuh
sukacita dan puji-pujian. Yang mana menyatakan bahwa “kehidupan dan penghidupan
yang jelas dalam Firman Allah akan merasakan hidup penuh dengan sukacita,
laksana sorga di atas bumi.
d . Sebutan bagi
Allah.
Umumnya
bagian ini menggunakan “Yehovah” sebanyak 236 kali dan “Elohim” 40 kali . Bagian
ini merupakan “kesimpulan kitab Mazmur” syair tentang peninggian Allah.
“Haleluya” pada bagian akhir seperti juga dengan pujian “Haleluya” pada
kumpulan lagu membawa perasaan pemuji dan pendengar ke alam yang penuh
ketakjuban membawa hati manusia di tempat
yang mahatinggi, seolah-olah bersatu dengan Allah.
Pasal Kunci:
Ps. 119 (firman Allah adalah
dasar semua mazmur).
Ps.
100, menyatukan sentral pujian dan ibadah.
Ada
tigabelas mazmur merupakan kunci peristiwa kehidupan Daud antara lain misalnya
1 Sam. 19:11 melatar belakangi (Maz. 59). 1 Sam. 21:11 (Maz. 56). 1 Sam. 21:13
( Maz. 34). 1 Sam. 22:1 (Maz. 142). 1 Sam. 22: 9 (Maz. 52). 1 Sam. 23: 19 (Maz.
54). 1 Sam. 24: 3 (Maz. 57). 2 Sam. 8: 13 (Maz. 60). 2 Sam. 12: 13 (Maz.60). 2
Sam. 12: 13 (Maz. 51). 2 Sam. 15:16 (Maz. 3). 2 Sam. 15: 23 (Maz. 63). Maz.
16:5 (Maz. 7). 2 Sam. 22: 2-51 (Maz.18).
Ayat-ayat kunci baca: Maz. 1: 1-3; 19: 7-12 ; 19:
15; 119: 9-11; 145: 21.
Kesimpulan dari tujuan penulisan Mazmur :
1
. Dibagi dalam pembagian, setiap bagian sejajar dengan
salah satu dari kelima kitab Musa.
2
Melukiskan
perjalanan kehidupan manusia, dari kegagalan, diselamatkan dari pergumulan,
sentosa, pengharapan, sampai pujian kemenangan.
3
Pemilikan,
penyelamatan dan kehendak baik dari Allah kepada manusia. Manusia memperoleh
rezeki, sentosa dari Allah, dikenyangkan oleh kasih-Nya dan menerima warisan
dan firman-Nya, supaya berbakti- bersujud memuji dan memuliakan Allah dalam
bait Suci.
III . POKOK-POKOK PENTING
1. Jenis-jenis Mazmur menurut pokok-pokok penting
dan sifat isinya :
a . Pengajaran ps. 1, 5, 7,
34.
b . Sejarah ps. 78,
105, 106.
c . Pujian ps.
111 – 117 ; 146 – 150.
d . Pertobatan ps. 6, 32, 38,
51, 102.
e . Pemohonan ps.
86, 109.
f . Ucapan syukur ps. 16, 18
g . Mesianis ps. 2, 20
– 24, 41, 68, 118.
h . Keindahan alam ps. 8, 19, 29, 33.
i . Ziarah ps.
120 – 134, 126.
j . Kutukan ps. 35, 52, 58, 69.
Kutukan sebagai pernyataan : rasa nasionalisme dan kecemburuan illahi.
Mazmur yang wajib dibaca dalam memahami kitab
ini: ps. 1, 2, 22, 23, 51, 118, 119, 139.
b.
Ada
empat nama/ sebutan bagi Allah yang paling sering digunakan :
a.
El ( Elohim ), yang Mahakuasa dan Mahabesar.
b.
Adonai , Tuhan yang berdaulat.
c.
Jehovah jarang diucapkan , Allah penyelamat pencipta
memberi dan menggenapi perjanjian.
d.
Shadday, yang mahakuasa pencipta yang memberkati.
Selain
sebutan di atas dalam Perjanjian Lama terdapat tujuh perkataan majemuk yang
memakai nama Yahweh :
1.Yahweh-jireh – Tuhan menyediakan ( Kej. 22: 13 – 14 ).
2. Yahweh-raffa – Tuhanlah yang menyembuhkan ( Kej. 15 :
26 ).
3. Yahweh-syalom – Tuhan itu keselamatan ( Hak. 6: 24 ).
4. Yahweh-tsidkenu – Tuhan keadilan kita ( Yer. 23 : 6 ).
5. Yahweh-syammah – Tuhan hadir di situ ( Yeh. 48 : 35 ).
6. Yahweh-nissi – Tuhan panji-panjiku ( Kel. 17 : 8 – 15
).
7. Yahweh-raah – Tuhan adalah gembalaku ( Maz. 23 : 1 ).
c. Kitab Mazmur dalam kehidupan sehari-hari
Kitab Mazmur
merupakan telaga pengalaman persekutuan rohani, dan kata-kata yang terdapat
dalam doa dapat dipergunakan untuk bahan meditasi perorangan atau memimpin
jemaat berdoa dihadapan Allah. Bagian yang cocok digunakan untuk bahan doa di
atas mimbar adalah ; ps. 6 ,22 , 25 , 28, 38 , 40 , 43 , 46 , 51 , 63 , 79 , 84
, 86 , 90 , 103 , 116 , 121 , 135 , 141 dst.Dengan banyak membaca kitab Mazmur,
seseorang akan pandai berdoa dan seseorang yang suka berdoa akan bertambah
lagi. Di dalam Mazmur ada bagian yang membicarakan segala segi dari persekutuan
rohani yang mendatangkan faedah yang mendalam bagi kehidupan persekutuan rohani
kita. Ada beberapa hal tentang persekutuan antara lain :
a . Perbedaan persekutuan rohani
1.
Berbakti.
Yang terpenting dalam persekutuan rohani adalah berbakti kepada Allah sebab
Allah itu agung dan mulia, sebaliknya manusia itu kecil dan hina, maka sudah
selayaknya harus beribadah dengan hati yang berbakti. Dasarnya sebab hidup di
bawah anugerah-Nya (lih. dalam pasal 86 : 9 – 11 ; 96 : 2 ; 100 : 2). Oleh
sebab itu dalam pembacaan kitab Mazmur yang terpenting ialah “ belajar berbakti
kepada Tuhan ” dan dihadapan Allah harus mempunyai sikap takut, tulus rendah
hati, taat ada penyerahan sepenuh hati, bersandar dan memuliakan Tuhan dengan
sepenuh hati jiwa dan dengan ketulusan berbakti pada Allah.
2.
Bertobat.
Di dalam persekutuan rohani manusia bertemu dengan Allah yang suci,
dengan sendirinya kita akan menemui
kenajisan pribadi. Semakin manusia dekat dengan Allah, semakin mengenal diri
sendiri. Di dalam kitab Mazmur banyak terdapat doa pertobatan, misalnya 32 :
3-5 ; 38 : 4 ; 51 : 1 – 11. Bertobat atas kesalahan, maka persekutuan rohaninya
pasti diperkenankan.
3.
Bersyukur.
Persekutuan rohani tidak dapat terlepas dari puji syukur. Karena teringat
akan kasih Allah yang berkelimpahan, biasanya manusia tidak menaikkan pujian,
karena tidak mengerti kasih Allah, misalnya ps. 103 : 2 – 13 “Anugerah Tuhan
tidak habis-habisnya untuk diceriterakan “.
4.
Bermeditasi.
Mengenang Allah dalam persekutuan rohani, suatu persekutuan pribadi tanpa
suara, tetapi dalam sikap doa dan dalam Roh (bd. 62 : 1 , 5). Bermeditasi
berarti “dengan segenap hati dan roh berada di dalam Tuhan. Bersatu dengan
Tuhan laksana campuran air dan susu”. Persekutuan semacam ini kadang-kadang
dapat berlangsung semalam suntuk, demi menikmati kemanisan persekutuan rohani
tersebut.
5.
Memuji.
Banyak alasan untuk memuji dalam (ps. 136) dengan kata-kata memuji Tuhan,
sebab dalam persekutuan teringat akan indahnya hadirat Allah dan kemuliaan
Tuhan. Oleh sebab itu memuji Tuhan, dan bahkan manusia dapat memuji Tuhan 7
kali dalam satu hari (ps. 119 ; 104).
6.
Berdoa.
Biasanya karena manusia melihat kekurangan dan kebutuhan pribadi, sehingga
memohon kepada Allah, tetapi bukan untuk keperluan materi melainkan untuk “
kerohanian dan peperangan dalam roh “ misalnya pasal. 6 , 17 , 22 , 23 , 38 ,
42 , 43 , 46 , 51 , 56 “ hampir semuanya
ada makna dari doa itu sendiri ”.
7.
Sukacita.
Kegembiraan dalam persekutuan, kepuasan dalam jiwa karena hati Allah dipuaskan. Allah menganggap
meditasi, berbakti dan persekutuan rohani kita dengan Dia sebagai hal yang
manis (104 : 34) dan kitapun dikenyangkan dalam persekutuan ( 22: 26 – 31).
b . Waktu persekutuan
1 . Pagi hari, 5 : 3 ; 11: 147 ; 59 : 16 ; 108 ; 2 ; 88 :
13 ; 46 ; 5 ; 143 ; 8. Hendaknya pada pagi hari kita bersekutu dengan Firman
Tuhan, memohon Dia untuk memberikan petunjuk bagi perjalanan kita sehari lepas
sehari.
2 . Siang hari , 17 , 55 , 91 : 6. Hendaknya kita mengambil
sedikit waktu pada siang hari untuk
bersekutu dengan Allah.
3 . Malam hari,
ps. 42 : 8 ; 141 : 2 ; 149 : 5. Dasarnya imam menyerahkan korban dua kali dalam
satu hari, demikian pula hendaknya kita tidak mengurangi persekutuan di pagi
dan malam hari.
4 . Tengah malam, ps. 22: 2; 30: 5 ; 63 : 5 – 6 ; 77: 2 ;
88 : 1 – 2 ; 119 : 62 ; 134 : 1. Tengah malam yang sunyi merupakan saat yang
terindah bagi persekutuan, maka kita sebaiknya melakukan
5 . Sepanjang hari dan malam , ps. 71: 8, 15 ; 6 : 6 ; 42
: 1 – 3. Hal ini terjadi karena
kebutuhan yang khusus dan kehausan dalam roh sebagaimana yang terjadi
sebelum Tuhan memilih ke 12 rasul, Ia berdoa semalam-malaman (bd. Luk. 6 : 12
).
6. Tiada berhenti-hentinya atau senantiasa berdoa
, ps. 16 : 8 ; 61 : 8 ; 119 : 164.
c . Sikap persekutuan
Yang terpenting keluar dari hati
bukan dibuat-buat tetapi :
1 . Akrab , ps. 27
: 4 ; 42 : 1 ; 63 : 1 ; 27 : 8 . Seolah-olah berhadapan muka dengan muka.
2 . Menanti, ps.
27 : 14 ; 37 : 7 ; 40 : 1 ; 37 : 34 ; 62 : 1 – 5 ; 130 : 6. Berdoa dan
bersekutu tidak boleh dilakukan secara tergesa-gesa, hendaknya dengan waktu
yang cukup menantikan dihadapan Allah untuk mendapatkan jawabannya atau hingga
hati merasa telah dipuaskan oleh Allah.
3 . Rindu, ps.
42 : 2 ; 104 : 34 ; 143 : 1 – 6. Persekutuan laksana pertemuan antara ayah
dengan anak, maka tidak perlu dengan suara besar dan ramai, boleh dengan hati
yang tenang, berpikir secara diam-diam.
4 . Takut, ps.
24: 3 – 4 ; 25 : 12 ; 48 : 1 ; 72 : 5 . Rasa hormat pada Allah.
Persekutuan berarti bertemu dengan Allah
yang Mahasuci dan Mahamulia, maka patutlah dilakukan dengan hati yang penuh
rasa takut dan hormat serta bersujud/ berbakti kepada Allah. Mempunyai rasa
senantiasa dekat kepada-Nya.
5 . Kasih, ps.
84 : 1 – 10. Takut akan Allah terlebih lagi kasih kepada Allah, dengan sepenuh
kasih sayang sepenuhnya merupakan dasar, bersekutu dengan Dia.
6 . Bersusah
hati, ps. 32: 3 – 4 ; 38 : 8 dst. ( bd. Mat . 5: 4 ) .
Bersusah hati karena dosa atau karena rindu akan kembali,
ps. 42, 43, 137 dst.
7 .
Bersukacita, ps. 63 : 6 – 7 ; 98 : 4 – 8 ; 104 : 33 – 35 ; 136.
Teringat akan anugerah dan kasih Allah serta
penghiburan-Nya ps. 30 : 5.
d . Alat persekutuan
1 . Hati, ps. 19 : 14 ; 103 : 1 ; 130 : 6.
Dalam persekutuan yang terpenting dilakukan dengan sepenuh hati, bersatu
hati dengan Allah.
2 . Roh , ps. 30 : 12 ; 51 : 17 ; 57 : 8 - 9 ; 71 : 23.
Allah adalah Roh adanya, maka kita harus dengan roh bersekutu dengan Dia.
dari roh ke roh, baru merupakan persekutuan Roh yang sejati.
3. Mata , ps. 25 : 15 ; 119 : 82 ; 123 : 1 – 2.
kita memandang Allah dihadapan-Nya, memandang wajah-Nya
yang kasih.
4 . Mulut , ps. 86 : 17 ; 108 : 2.
Menyampaikan isi
hati dihadapan Tuhan.
5 . Telinga, ps. 34 : 15 ; 40 : 6 ; 94 : 9 ; 143 : 8 .
Dalam persekutuan menyampaikan isi hati kepada Allah supaya Tuhan
mendengar, namun telinga rohani
perlu terbuka untuk mengetahui kata-kata Tuhan.
6 . Tangan , ps. 63: 4 ; 88 : 9 ; 134 : 2 ; 143 : 6.
Mengangkat tangan iman, untuk menerima kasih karunia
Allah.
7 . Tubuh , ps. 15 : 1 – 5 ; 34 : 15 ; 84 : 2 .
Dengan tubuh melakukan kebenaran Allah, dengan tubuh bersekutu dengan Allah
sebab tubuh adalah Bait Allah, tempat bersekutu maka hendaknya persembahan
tubuh sebagai korban yang hidup kudus dan berkenan kepada Allah ( bd. Roma. 12
: 1 – 2 ).
8. Tiga Faedah Dasar
Kitab Mazmur
Ada tiga penggunaan kitab Mazmur dari zaman israel dan dalam gereja
Perjanjian Baru:
a.
Mazmur harus dilihat sebagai suatu penuntun ibadah.
Maksudnya melalui Mazmur kita menyembah dan menuji Allah, mengingat
kebaikkan-Nya dan menaikkan permohon kepada-Nya.
b.
Mazmur menyatakan kepada kita bagaimana kita berhubungan
dengan jujur kepada-Nya. Kita dapat belajar bagaimana berlaku jujur serta
terbuka dalam menyatakan sukacita, kekecewaan, kemarahan, atau perasaan
lainnya.
c.
Melalui kitab Mazmur, kita belajar pentingnya pemikiran
dan perenungan mengenai perkara-perkara yang telah Allah lakukan bagi kita.
Mazmur mengajak kita berdoa dan bersekutu dengan orang percaya lain dan saling
memperhatikan.
9.
Kristus
dalam Kitab Mazmur.
a.
Kelahiran ( Maz. 2: 7 – Mat. 3: 17 ).
b.
Keilahian ( Maz. 45: 7; 110: 1-2 – Ibr. 1:8; Mat. 22:
42-45 ).
c.
Kemanusiaan ( Maz. 8: 3-5; 40:6 – Ibr. 2: 5-9; 10:10 ).
d.
Keimaman ( Maz. 110:5 – Ibr. 5:6 ).
e.
Penyucian Bait ( Maz. 69:10 ) – Yoh. 2: 17.
f.
Penolakan ( Maz. 35:19 ; Maz.118:22 ) – Yoh.15:25 ;
Mat.21 :42.
g.
Pengkhianatan ( Maz.41:10 ) – Luk.22:47 ; Yoh 13:18.
h.
Derita Dosa ( Maz. 22:2 ) – Mat 27:46.
i.
Penghinaan ( Maz.22:8-9 ) – Luk. 23:35.
j.
Penyaliban ( Maz. 22:17 ) – Yoh. 20:25,27.
k.
Pengundian Jubah ( Maz 22:19 ) – Mat. 27:35-36.
l.
Keutuhan Tulang ( Maz. 34:21 ) – Yoh. 19:32-33. 36.
m.
Kebangkitan ( Maz. 16:10 ) – Mrk. 16:6-7.
n.
Kenaikan ke sorga ( Maz. 68:19 ; 16:11) – Mrk. 16:19 ;
Ef.4:8.
o.
Penaklukan musuh ( Maz. 110:2 ) – Mat. 22:44.
p.
Kekekalan ( Maz. 102:28 ) - Ibr. 1:11.
q.
Kedatangan kedua ( Maz. 8:7 ) – Ibr. 2:8.
Walaupun kitab
ini mendeskripsikan pengalaman pribadi, bahasa mereka yang melampaui akal
mereka, namun menjadi kenyataan historis dalam diri Kristus, yang mengacu pada
keluarga Daud atau raja tertentu, yang puncak penggenapannya dalam pribadi Kristus,
Anak Daud ( ps. 2, 110).
Tambahan :
Ada empat cara
menafsirkan Mazmur :
1.
Berdasarkan latar belakang sejarah peristiwa.
2.
Berkaitan dengan aspek-aspek tata ibadah Israel.
3.
Berhubungan dengan struktur dan motif penulis.
4.
Berdasarkan metode gramatika-historis dengan
memperhatikan penggenapan nubuat-nubuat Mazmur khusus mengacu pada Yesus
Kristus.
A M S A L S A L O M O
Bersama dengan kitab
Ayub dan Pengkhotbah, Amsal disebut sebagai “kitab-kitab Kebijaksanaan“. Kitab
Amsal adalah kitab yang menjungjung tinggi hikmat, berisi dan menekankan hikmat
bagi kehidupan sehari-hari. Ciri khasnya menunjukkan hukum-hukum yang
mengandung hikmat dan budi. Pesan yang disampaikan dalam kitab ini adalah
bijaksana karena mengetahui hukum. Kitab ini bersifat praktis, dan memberi
petunjuk untuk kehidupan sehari-hari, suatu hikmat sorgawi bagi kehidupan di
dunia ini.
Amsal berarti
“perumpamaan”, pepatah, peribahasa, juga berarti kiasan yang tepat dalam
bentuk-bentuk kalimat pendek yang padat. Bahasa Ibrani kata “ mishle” selain
berarti seperti di atas juga mencakup percakapan-percakapan, ungkapan-ungkapan,
kesimpulan-kesimpulan, penggambaran kebenaran-kebenaran, jadi lebih luas lagi
artinya. Oleh karena itu judul Amsal haruslah diartikan secara lebih luas
daripada arti kata itu di dalam bahasa Indonesia.
Perlu dimengerti bahwa
dalam puisi Ibrani, yang terpenting bukan persamaan vokalnya (di dalam
terjemahan) sekalipun hal ini juga nampak nyata, melainkan pada persamaan
pengertiannya (suatu titik ditembak dari segala arah), di dalam kitab Amsal
titik focus utama adalah “takut akan Allah” yang disoroti dari segala segi dengan berbagai perumpamaan ungkapan dan
contoh.
I . LATAR BELAKANG
1.
Judul
Di dalam bahasa ibrani
Mashal, dari kata Mishle (tunggal ), terjemahan dalam bahasa Indonesia berarti
misal atau perumpamaan, juga berarti paralel, serupa atau perbandingan (bd.
Bil. 21 : 27 ; 1 Sam. 10 : 12). Dalam
bahasa Yunani Paroimias. (lih. 2 Pet. 2 : 22). Amsal merajuk pada suatu
perbandingan yang menggaris bawahi pengajaran moral dan spritual yang dirancang
untuk memungkinkan seseorang dapat hidup bijaksana.
2. Penulis dan Waktu
Menurut 1 Raja-Raja 4: 32, Salomo
menggubah 3000 Amsal dan 1005 lagu, hal ini menunjukkan bahwa Salomo penulis
kitab ini. Untuk membuktikan dan memperkuatnya :
a . Salomo raja
Israel. (bd. 1: 1; 10 : 1 ; 25 : 1 ; Pengkt. 12 : 9).
b . Orang-orang
bijak (22 : 17 ; 24 : 23 . bd. 25 :1),
perhatikan kata “ juga” dapat
disimpulkan bahwa orang bijak itu adalah Salomo.
c . Agur bin Yake
dari Masa 30 : 1 ( ada yang menafsir sebagai nama kesayangan bagi Salomo)
d . 31 merupakan
koleksi Lemuel , raja Masa = milik Allah.
Dalam tradisi Yahudi
diakui bahwa Salomo merupakan pengarang seluruh kitab Amsal, sekalipun
pengumpulannya menjadi satu buku paling cepat pada masa raja Hizkia ( ps. 25 :
1) + 700 sM. Bila kitab ini dibandingkan dengan 2 karya Salomo yang lain
(Pengkhotbah, Kidung Agung) maka dapat
diperkirakan bahwa :
1.
Kidung Agung ditulisnya pada masa mudanya.
2.
Amsal ditulis pada masa usia pertengahan ( + 950
sM ).
3.
Pengkhotbah ditulis pada masa usia lanjut.
Catatan :
Pengumpulannya
pada masa raja Hizkia, hal ini punya arti rohani yang penting, sebab pada masa
itu bangsa israel mengalami situasi berada di tengah kekelaman rohani. Raja Hizkia (reformasi) melontarkan lagi
seruan kecemburuan illahi supaya “takut akan Allah“ sambil disertai dengan
peringatan-peringatan/ nubuat-nubuat nabi-nabi yang berseru kepada Israel dan
Yehuda pada masa itu. Waktunya diperkirakan ditulis sebelum wafatnya di tahun
931 sM. Koleksinya disimpan para jurutulis raja Hizkia sekitar tahun 777 sM.
Jadi periode penulisannya diperkirakan sekitar tahun 950-700 sM.
3 .
Tema dan Tujuan
Temanya adalah “Berjalan dalan takut
akan Tuhan” maksudnya supaya pembaca “takut akan Allah“ (ps. 1: 2 - 6 ; bd. 1
Raja. 3 : 9). Tujuannya supaya dapat
membedakan yang baik dan jahat lebih luas, bukan untuk memperoleh pengetahuan
teoritis, tetapi pengetahuan praktis bertingkah laku di dunia ini, sebab itu
adalah karunia Allah. Tujuan ini juga terungkap lagi dalam Pengkt. 12 : 13,
yang diulang lagi “Takut akan Tuhan
adalah permulaan hikmat (1:7; 9:10)”. Intinya kalau manusia hidup tidak takut
akan Allah, akan membuat hidupnya menuju kepada kebebalan, dan hidup tanpa
kendali.
Kitab
Amsal menambahkan suasana keduniawian ke dalam PL bukti pentingnya hidup di
buni dalam pandangan Allah. Dalam kitab ini juga dapat dilihat lebih jelas
bahwa agama tidak bisa lepas, dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.
4. Bentuk / Gaya Penulisan
1.
Aneka ragam puisi ; perumpamaan, pertanyaan-pertanyaan
pendek (1: 20 - 33 ; 3: 1 –10).
2.
Peribahasa-peribahasa umum, berlawanan ( 16 : 22 ),
persamaan (17 : 10), lambang ( 26 : 27), personifikasi (9 : 1).
3.
Kalimat-kalimat pengajaran ringkas dan menarik (10 : 1-3;
12: 1 - 4 ).
5. Tempat di dalam Alkitab
Dalam Alkitab, Amsal merupakan buku
ketiga dari 5 kitab puisi. Sedangkan dalam Alkitab Yahudi merupakan buku kedua dari tulisan-tulisan.
Tetapi yang sama adalah kedua-duanya menempatkan Amsal sesudah Mazmur.
Dalam PB surat Yakobus
merupakan kitab hikmat (Amsal dalam PB ). Di dalam Amsal, HIKMAT
dipersonifikasikan di dalam diri orang yang paling berhikmat yaitu Tuhan Yesus
(Kol. 2: 3), maka seorang bijaksana adalah seorang yang sudah lahir baru
(Kristus di dalamnya). Segala Amsal
dalam kitab suci akan kelihatan melalui hikmat dan keindahan, dan akan melekat
dalam ingatan jika dibaca dengan “Percaya kepada Tuhan dengan segenap hati dan
janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri “ (Ams. 3: 5).
II . SUSUNAN
a . Pendahuluan : ps. 1: 1
–7 (Judul kitab, tujuan dan sembayang).
b . Isi Pokok : ps. 1 : 8 – 29 : 27.
1: 8- 9 : 13 . Pelajaran tentang hikmat.
10 : 1 – 22 : 16
. Kitab Salomo I.
22 : 17 – 24 : 22
. Kitab orang bijak.
24 : 23 – 34 . Pepatah-pepatah orang bijaksana dihimpun lain
25 : 1 – 29 :27 . Kitab Salomo II.
c . Penutup ps. 30 : 1 – 31 : 31.
30 : 1 –33. Kata-kata
Agur.
31 : 1 – 9 . Kata-kata
Lamuel
31 : 10 – 31. Tambahan (istri yang cakap).
Ayat-ayat kunci baca : 1: 5-7; 3: 5-6; 9:10 .
III . POKOK PENTING
1. Hikmat
Dalam pasal. 8, hikmat dipersonifikasikan
sebagai spirit (ruach), dan hikmat itu tidak diciptakan karena sudah ada sejak
semula (8: 22). Kata yang digunakan untuk menciptakan “qanah” bukan kata bara =
menciptakan yang artinya lebih merajuk pada memiliki, mendapatkan atau
mengupayakan ukuran standar hikmat untuk memulai segala sesuatu pada mulanya.
Pengertian ini menunjukkan bahwa
hikmat itu sudah ada sejak kekal sebagai standar pengukur pekerjaan Allah
sumber himat itu :
a.
Hikmat itu bersifat Ilahi (8: 22-31).
b.
Hilmat itu sumber kehidupan (3: 18; 8: 35-36).
c.
Hikmat ini benar dan pengukur moral (8: 8-9).
d.
Hikmat ini tersedia bagi yang mau menerimanya (8: 1-6).
e.
Hikmat ini di dalam Kristus “sebab dalam Dialah
tersembunyi seluruh harta hikmat dan pengetahuan” (Kol. 2:3).
Dengan uraian di atas nampak Kristus
dalam kitab Amsal, karena menguraikan hikmat, yang adalah bersumber dari Allah
dan hikmat itu adalah Allah sendiri ( bd. 1. Kor. 2: 6-8).
2.
Kesusilan pribadi merupakan obyek utama kitab ini.
Manusia
adalah pribadi yang mulia, tetapi bila
hidupnya tak sesuai dengan ketetapan dari Allah yang menciptakannya,
maka hidupnya sia-sia. Buku ini banyak memuat nasihat bagi orang muda supaya
lurus jalannya. (bd. 1: 4,8 ; Ef. 2 : 8 - 10). Hanya bila takut kepada Allah,
maka manusia selama hidupnya akan dapat berjalan pada jalan yang direncanakan
Allah baginya, sebab sumber kesusilaan adalah Allah dan firman-Nya (disebut 86
kali).
K I T A B P E N G K H O T B A H
PENDAHULUAN
Kitab Pengkhotbah
adalah pengakuan orang yang dilanda kegagalan dan pesimisme, karena tidak
mengingat Tuhan dalam hidupnya (hidup sekedar hidup) dan melupakan
perkara-perkara kekal. Kitab ini merupakan tesis tentang arti kehidupan dan
kegiatan manusia. Kemungkinan besar kebenaran dalam kitab ini merupakan
kesimpulan pengamatan raja Salomo atas proses kehidupannya, yang menghasilkan
hypothese; keyakinan/ tesis, bahwa kehidupan yang berdasarkan empiris dan
rasionalisme adalah kesia-siaan. Sedangkan kehidupan yang berdasarkan penyataan
Allah adalah kehidupan yang berfaedah.
Keterangan :
1.
Empirisme ( 2: 4,7 ); metode pengamatan berdasarkan indra
dan pengalaman-pengalaman yang dapat dirasa, hanya yang dapat diindra yang
diakui kebenarannya.
2.
Rasionalisme (1 : 17,18) : metode berdasarkan pengertian
“sebab akibat “ yang logis saja yang dapat diterima.
3.
Penyataan Allah adalah hikmat yang harus dipercaya. ( 4 :
17 ; 5 : 6 ; 7: 14, 19, 29 ; 8 : 12 ; 11 : 9 ; 12 ; 12 : 13 - 14).
Catatan.
Penulis membuka pengertian, tentang dinamika kehidupan manusia ;
a . Hidup di dunia bukan keseluruhan
kehidupan manusia.
b .
Kebahagiaan hanya ada dalam hubungan dengan Allah secara benar (tidak pada
materi).
I. LATAR BELAKANG
A . J u d u l
Dalam bahasa Ibrani kitab ini disebut “Qoheleth“ berarti seseorang yang
berbicara dalam suatu halayak ramai, yang biasa disebut “pengkotbah” dan ini
selalu dihubungkan dengan kata Qahal. Di dalam bahasa Yunani ecclesiastes yang
artinya “perhimpunan” kumpulan umum, dan dapat juga diartikan kumpulan
khotbah-khotbah.
B . Penulis dan Waktu
Menurut tradisi Yahudi, Salomo diyakini penulis kitab ini dimasa tuanya
(bd. 12:1). Hal ini dapat dilihat dari istilah Anak raja Yerusalem (1 : 1),
bijak (1: 6) – pengarang Amsal /
pribahasa – kaya (2 : 2) – membangun
bangunan megah (2: 4 - 6). Jadi dapat disimpulkan bahwa kitab Pengkhotbah
adalah tulisan Salomo ( bd. 1 Raja. 10, dan kesaksian ratu Syeba di (2 Taw. 7 : 14 - 16 ; 9 : 22 - 27 ).
Mungkin merupakan catatan jurnal penyesalan Salomo dan pertobatannya dari
penyelewengan immoralitas yang dicatat dalam kitab 1 Raja-raja 11.
Masa tentang
penulisan (lih. 10 : 16 ; 11: 9 - 10 ; 12 : 2 - 7, 12), dan gambaran ketuaannya
dapat dilihat (ps.12 : 2 - 7 ; 12 : 2) dari tulisannya tentang matahari,...
pandangan mata ay. 3 c. Ayat.3 penjaga-penjaga rumah,... “tulang”, gigi – ay.
5, nafsu makan,...menuju debu lembah tanah, semua menunjuk pada masa tuanya.
Dari penjelasan ini, kitab ini maka mungkin ditulis antara menjelang kematian
Salomo hingga kerajaannya terbagi dua, dapat diperkirakan sekitar abad ke- 10 sM
pada tahun 931 sM.
C. Tema dan Tujuan
Tema
kitab ini adalah kesia-siaan, karena terpisah dari Allah. Ada beberapa tujuan
kitab ini diantaranya :
1.
Pengkhotbah mencoba meruntuhkan kepercayaan diri
(self-confidence) yang didasari oleh keberhasilan dan kebijakan manusia. Kitab
ini menunjukkan bahwa tujuan manusia atau jalan manusia yang diperkirakan benar
ternyata membawa kepuasan yang nihil.
2.
Kitab ini menegaskan bahwa tidak semua kenyataan hidup
dapat seutuhnya terpahami, yang berarti kita harus hidup dengan mata rohani,
bukan mata jasmani. Hidup ini penuh dengan teka-teki, yang sulit ditebak dan
yang tak terpecahkan dan terkendalikan manusia, namun oleh iman, hikmat dan
karya Allah dapat sepuasnya dinikmati.
3.
Pengkhotbah menunjuk, manusia yang meninggalkan
strateginya sendiri dan menjauhkan diri dari Tuhan akan menemukan hidup yang
hampa, mengecewakan dan misterius. Kitab ini juga menyajikan pandangan dan
pengertian tentang hidup, bahwa hidup bukanlah tanpa jawaban, tidak berarti
sama sekali, sebab hidup yang sia-sia, frustrasi dapat diganti dengan
kenikmatan melalui persekutuan dengan Tuhan sipemberi hidup.
II . PEMBAGIAN
1.
Pendahuluan Ps. 1:
1-11.
2.
Pengamatan-pengamatan, kesimpulan-kesimpulan,
nasihat-nasihat ps. ( 1: 12 – 12: 7 ).
3.
Kesimpulan menyeluruh (ps. 12: 6 – 12).
a . Pengamatan ; “ semua sia-sia ” ps. 12 : 8.
b . Kesimpulan (tesis ) ‘” takutlah akan Allah “. Ps. 12:
13.
Ayat-ayat kunci baca ; 1:2; 2:
24; 12: 13-14 .
III . INTI BERITA
(Khotbah )
Inti kitab
Pengkhotbah adalah “kesia-siaan belaka”. Topik ini didasari penyelidikan
seseorang ( Pengkhotbah) akan hal yang
baik bagi manusia, yang dilakukan dengan cara :
1.
Mencari yang baik “apa yang baik itu“ melalui
penyelidikan pribadi. Mula-mula dicarinya hikmat duniawi, pengetahuan, tetapi
hasilnya “ menyusahkan hati, menjaring angin sia-sia” karena selalu ada perkara
yang tidak dapat diatasi manusia ( 1: 12- 18 ).
Kemudian yang baik dicarinya dalam kesenangan duniawi,
itupun disebut kebodohan dan sia-sia belaka bagi jiwa (2 : 1- 11).
2.
Penyelidikan apa yang baik melalui pengamatan umum. Dalam
penyelidikan ini ia terbentur dengan providensia Allah. Kejadian-kejadian
seolah-olah menuruti hukum-hukum yang sudah tetap, sudah di tentukan dari
semula, akhirnya berserah pada nasib. Ketika diadakan pengamatan terhadap
masyarakat dalam diri manusia didapati banyak kekurangan, ketidakadilan,
ketidakseimbangan, pertentangan-pertentangan dan kedangkalan-kedangkalan.
Kesimpulan semua usaha manusia sia-sia, hidup adalah karunia Allah (bd. 5: 18).
3.
Penyelidikan dalam bidang Moral. Rahasia yang dicari itu
agaknya terletak dalam satu .“ jalan tengah ”, keseimbangan. Namun manusia tidak dapat menikmati harta
benda dan kehormatan apabila tidak berkenan kepada Tuhan (6: 2), sebab kepuasan
perut tidak membawa ketenangan bagi jiwa manusia (6: 7). Siapa yang mengetahui
apa yang baik dalam hidupnya yang pendek dari hidup yang sia-sia ? Ia
melanjutkan penyelidikan tentang yang baik “ nama yang harum lebih baik dari
pada minyak yang mahal “ ( 7 : 1 ). Kesimpulan manusia membutuhkan Allah, sebab
kebahagiaan adalah anugerah Allah (8: 15). Yang baik bagi manusia di dalam
kehidupannya sekarang ialah menggunakan hidupnya dengan bijaksana disertai iman
yang teguh pada Allah, dan percaya akan kehidupan yang kekal (12: 1- 7). Hal
ini didasari pemahaman yang benar tentang hidup sebagai Anugerah Allah, sebab
kehidupan di bawah langit ini jika dijadikan tujuan tanpa Tuhan, maka akan
merupakan kesia-siaan.
Di dalam kitab ini ada
sepuluh macam “ Kesia-siaan “ :
a.
2 : 15 – 16 ; Kesia-siaan hikmat manusia : Orang yang
bagaimanapun pandainya dan bodohnya akhirnya sama saja yaitu ‘ mati ‘.
b.
2 : 19 – 21 ; Kesia-siaan pekerjaan manusia : Hasil kerja
orang rajin dan yang malas, sama-sama akan punah.
c.
2 : 26 ; Kesia-siaan kehendak manusia : Rencana ditangan
manusia, keputusan di tangan Tuhan.
d.
4 : 4 ; Kesia-siaan persaingan manusia : Kemajuan
menimbulkan lebih banyak iri hati daripada sukacita.
e.
Kesia-siaan ketamakan manusia ; Harta menimbulkan
ketamakan dan keserakahan.
f.
4 : 6 ; Kesia-siaan kemasyhuran manusia : Sangat singkat,
tidak pasti dan tidak kekal.
g.
5 : 10 ; Kesia-siaan nafsu manusia akan harta : Uang
tidak memberi kepuasan. Makin banyak uang, hasilnya kepada orang lain juga.
h.
Kesia-siaan keinginan manusia : Pucuk dicinta, ulam tiba.
i.
Kesia-siaan kegirangan manusia : Seringkali kegirangan
itu hanyalah untuk menutupi adanya kesusahan yang tak bisa dihindari.
j.
8 : 10, 14 ; Kesia-siaan pengharapan oleh manusia : Orang
jahat seringkali beroleh penghormatan. Orang baik tidak menerima penghargaan
yang sepatutnya.
Akhir kitab pengkhotbah
menyampaikan kepada kita apa yang paling perlu kita ketahui dan miliki.
Pengkhotbah menyampaikan satu kerinduannya kepada Allah, yang berkata “
Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa “(bd. Yoh.14: 9).
4.
Kristus
Dalam Kitab Pengkhotbah
Kitab
ini tidak mencantumkan nama “Tuhan” namun dalam kitab ini kita melihat
kesia-siaan dan kefanaan hidup yang dijalami manusia tanpa Tuhan, hanya apabila
hidup manusia terisi dengan takut akan
Allah maka dia akan mengalami kebahagiaan (hidupnya berarti), sebab Kristus
adalah hikmat Allah, Kristus adalah satu-satunya cara dalam hidup manusia
menuju Allah dan mencapai kepuasan hidup dan keutuhan diri (Yoh. 10:10; 7:
37-38)
K I T A B K I D
U N G A G U N G
Perbandingan dari
ketiga buku syair karangan Salomo, menunjukkan ada hikmat illahi yang bekerja
di dalam pengarangnya.
Amsal, berbicara dari hal dan tentang
“ kehendak untuk baik “
Pengkhotbah, tentang “ akal yang terbaik “
Kidung Agung, tentang “ perasaan yang terbaik “.
Ini memang sesuai dengan hakekat kejiwaan manusia yang dapat diuraikan dari
segi kehendak, pikiran dan perasaan.
Penempatannya juga dalam Alkitab dengan urutan demikian. Seperti juga kedua
buku terdahulu, maka jangkauan dari kitab Kidung Agung bukanlah sekedar
bersifat manusiawi melainkan jauh mengarah kepada Allah sumber segala
sesuatunya. Kitab ini menceriterakan cinta kasih dua orang manusia (love story)
sebagai gambaran kasih antara Allah dan manusia.
Kitab ini berisi sekumpulan nyanyian cinta yang indah dan mendalam. Dan
belakangan ada interpretasi bahwa nyanyian-nyanyian indah tersebut adalah
simbolis cinta spritual Allah kepada orang-orang pilihan-Nya.
I . LATAR BELAKANG
A .
Judul
Di dalam bahasa Ibrani “Syir hassyirim” artinya nyanyian dan nyanyian. Bhs.
Yunani : asma asmaton, dalam bahasa Inggris ; Song of Salomo. Dalam 1: 1, Kidung dari segala kidung, yang artinya
“paling indah, atau kidung terindah”.
B . Pengarang
Nama Salomo merupakan nama yang paling banyak disebut di dalam kitab ini,
disebut tujuh kali ( 1: 1,5 ;
3: 7 ,9, 11 ; 8 :11,12). Memang dalam 1: 1, dapat ditafsirkan sebagai nyanyian
oleh, bagi tentang Salomo. Namun penulis adalah seorang yang tahu dengan baik
ilmu bumi, daerah antara Enjedi sampai gunung Libanon. Pengakuan tentang
penulisnya bersangkutan erat dengan pengertian tentang isi kitab ini.
Salomo hidup antara thn 1.000 sM sampai 950
sM. Banyak pendapat yang menganggap bahwa bila Salomo sebagai penulis maka
nyanyian ini ditulisnya ketika ia masih muda,
pada masa hidupnya belum dirusak istri-istri dan gundik-gundiknya pada
masa dia jatuh cinta pertama ( ? ). Kalau itu benar maka ada pendapat ditulis
tahun. 965 sM.
C . Tema
dan Tujuan
Tema kitab ini adalah “Kasih yang Suci dan Benar”. Kitab ini disajikan
dalam bentuk drama, untuk menunjukkan dan melukiskan cara pandang Allah tentang
kasih dan pernikahan dalam cinta. Tujuan kitab bergantung pada sudut pandang
yang disesuaikan dengan interpretasi. Ada tiga sudut pandang yang boleh dipakai
untuk melihat tujuan kitab ini :
1.
Pandangan Alegorikal
Alegori untuk
melukiskan dan mengajarkan kebenaran kasih Allah terhadap umat-Nya. Dalam
pandangan ini Salomo diidentifikasikan sebagai Yahweh (Kristus, dan gadis Sulam
sebagai Israel, umat-Nya, gereja).
2.
Pandangan Literal
Pandangan ini
melihat percintaan sebagai cinta sekuler yang tidak bermaksud menyampaikan
pengajaran spiritual, hanya menyampaikan cinta manusia secara romatis yang
diangkat dari sejarah kehidupan pribadi Salomo.
3.
Pandangan Tipikal
Pandangan ini melihat peristiwa keindahan cinta fisik,
sesuai dengan gambaran kasih Allah dan kasih Kristus terhadap gereja-Nya.
Apapun pandangan-pandangan dan kisah cinta dalam kitab ini
melambangkan kehangatan hubungan pribadi yang Allah inginkan dengan
mempelai-Nya. Dari sudut Kristen, titik ini menunjukkan komitmen timbal balik
antara Allah dengan gereja-Nya (umat tebusan-Nya), dan terjalinnya persekutuan
intim yang senantiasa terbina di antara keduanya.
D. Relasi dengan buku-buku lain dalam Alkitab
Bagian
paling erat dengan buku ini adalah Mazmur pernikahan ( Maz. 45 ), dan pada PB
adalah di Ef. 5 : 27 - 28. Dalam terang inilah kitab ini lebih dapat dimengerti
secara rohani.
Catatan :
Pengertian hubungan Allah dengan
umat-Nya sebagai suami–istri bukan saja tergambar dalam nyanyian ini, melainkan
banyak ditemukan pada pasal-pasal lainnya dalam Alkitab ( Yes. 54: 5-6 ; Yer. 2
: 2 ; Yezh. 16 : 7-9 ; 21 : 9 ), dengan demikian bukanlah sesuatu yang
mengada-ada. Tradisi Yahudi memberikan
tafsiran; bahwa Amsal adalah gambaran tentang “pelataran bait Allah” –
Pengkhotbah sebagai “ Ruang Maha kudus “ – Kidung Agung sebagai “ ruang
Mahakudus”.
Dalam
pengertian Kristen, kitab ini dikelompokkan bersama dengan Ayub, Mazmur, Amsal
dan Pengkhotbah sebagai kitab syair. Dalam Alkitab Yahudi termasuk dalam “
MEGILLOTH” bersama Ruth, Ratapan, Pengkhotbah dan kitab Ester. Masing-masing
gulungan itu menjadi bahan bacaan/ nyanyian pada pesta Paskah.
E.
Kristus Dalam Kitab Kidung Agung
Kitab
ini menggambarkan kasih Kristus kepada gereja yang terlihat sebagai mempelai
wanita milik Kristus dalam Perjanjian Baru (bd. 2. Kor. 11:2 ; Ef. 5: 22-25;
Why. 19: 7-9; 21: 9).
II . PEMBAGIAN
Harus diakui sulit membuat pembagian kitab ini, karena dialog antara
pembicaraan-pembicaraan :
a . Salomo, raja
Israel, anak Daud dan Batsyeba ( 2. Sam. 12: 24 ).
b . Gadis Sulam ( Kid.
6 : 13 ).
c . Puteri-puteri
Yerusalem .
ü
istri –istri
Salomo ?
ü
pembantu-pembantu
di istana Salomo ?
ü
penduduk kota
Yerusalem ?
d . Kakak –kakak laki-laki dari
gadis Sulam ( Kid. 8 : 8-9)
e . Gembala kekasih gadis Sulam
yang sebenarnya .
Ia
muncul dan berbicara hanya satu kali saja pada akhir drama ini ( Kid. 8: 13).
Untuk memudahkan pengertian kitab ini maka diusulkan untuk melengkapi dalam
Alkitab dengan keterangan-keterangan siapa yang sedang berbicara, seperti dalam
satu drama, contoh Kid. Agung. 1 : 4b – 5:
Gadis : “ Sang raja telah membawa aku ke dalam
mahligai-mahligainya ”.
Puteri-puteri : “ Kami akan bersorak-sorai dan bergembira
karena engkau, kami akan memuji cintamu lebih dari segala anggur “.
Gadis : “ memang hitam aku tetapi cantik, hai
putri-putri Yerusalem,...dst...dst....
Ayat kunci : 7: 10 “Aku milik kekasihku, dan
gairahnya hanya untukku”.
PENGANTAR UNTUK KITAB
PARA NABI
Kitab Nabi – nabi dibagi dalam dua bagian besar antara lain, nabi – nabi
besar dan nabi – nabi kecil.
1.
Nabi-nabi Besar terdiri dari Yesaya, Yeremia, Ratapan,
Yehezkiel dan Daniel dan
2.
Nabi – nabi kecil terdiri dari Hosea, Yoel, Amos, Obaja,
Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia dan Maleakhi.
Kitab-kitab Perjanjian Lama yang termasuj da;am kelompok nabi-nabi adalah
kitab-kitab yang bersorak nubuat, mulai dari kitab Yesaya sampai kitab
Maleakhi. Kitab-kitanb ini diperkirakan ditulis antara tahun 769-46o sM.
Catatan.
Dalam Aklkitab kita dan bahasa Inggiris kitab Daniel digolongkan dalam Nabi
besar, sedangkan dalam Alkitab bangsa Yahudi kitab ini dimasukkan dalam kitab
Megilot.
I . Pengertian Nabi
Nabi berasal dari kata “naba”
artinya bernubuat, menggelembung. Secara hakiki berarti seorang jurubicara
resmi (yang diberi otoritas berbicara). Kata nabi dikaitkan dengan kata “nabu”
memanggil atau memberikan, yang dipanggil Allah secara pasif atau pemberita
aktif. Arti lain dari nabi :
1.
Pembicara. (Kel. 6: 29 ; 15:10) : Harum sebagai nabi bagi
Musa.
2.
Perantara Firman Allah pada umat-Nya (Bil. 12 : 2, 6 ;
Ul. 18: 16, 19 ; Yer. 23 : 21-22).
3.
Orang yang bernubuat. (Ul. 18 : 21 – 22) - baca Menggali
isi Alkitab Jilid 2 hal. 79 - 80.
Ada banyak nubuat-nubuat nabi yang terkenal : Yes. 42, 4, 53 ; Yer. 30 - 35
; 46 – 50 ; Mikha 5 : 1 dan Kitab Daniel terkenal dengan NUBUATAN. Nabi sebagai mulut Allah tugas utamanya
adalah menyampaikan pesan Allah kepada umat-Nya, mengenai apa yang bakal
terjadi pada umat-Nya. Arti luasnya adalah menyingkapkan (forthelling).
Forthtelling menyangkut melihat ke dalam (insight) kehendak Allah dan juga
bersifat peringatan (exhortatif) untuk menentang manusia supaya taat. Dalam
arti sempitnya adalah menubuatkan (foretelling) berarti juga melihat rencana
Allah ke depan (foresight) bersifat nubuatan (prediktif); menguatkan orang
benar pada janji-janji Allah, atau memperingatkan tentang penghakiman yang
bakal datang.
Nabi adalah jurubicara yang Allah pilih,
yang menerima firman-Nya melalui penglihatan, Tuhan langsung berbicara dan
menyampaikannya secara lisan atau tulisan kepada umat-Nya. Sebagai jurubicara
Allah dapat dilihat dalam fungsi tiga rangkap yang mereka miliki di antara umat
Allah dalam PL.
a.
Fungsi Pengkhotbah. Menguraikan dan menginterpretasikan
taurat Musa (firman Allah kepada umat). Tugas mereka untuk mengingatkan,
menegur, menyatakan dosa, menyerukan penghakiman, mengajar bertobat, dan
membawa penghiburan dan pengampunan. (bd. Nabi Yunus).
b.
Fungsi Penubuat. Fungsi pokok para nabi adalah berbicara
atas nama Allah kepada orang-orang yang sezaman dengan mereka sendiri yang
masing-masing dari kalangan yang berbeda. Menerima Wahyu dengan cara yang
berbeda, diberi jenis pelayanan yang berbeda dan berita yang berbeda serta cara
penyampaian berbeda, untuk kebutuhan yang berbeda pada masa yang berbeda.
Menyerukan penghakiman, penyelamatan, dan peristiwa masa depan yang terkait
dengan Mesias dan kerajaan-Nya.
Unsur-unsur berita
Nubuat :
(1) Pengumuman penghukuman yang diumumkan senada dengan seruan penghakiman;
diawali dengan kata “celaka”.
(2)
Panggilan pertobatan, mengajak umat berdosa menerima
tawaran anugerah dan pengampunan.
(3)
Pemberitaan pengharapan, yang mengacu pada campur tangan
Allah Sang Penyelamat. Berita keselamatan diawali dengan seruan “Jangan takut
(Zak. 8:13).
Di dalam setiap nubuatan ada pengharapan, ada berkat-berkat dan masa depan
bagi umat-Nya (lih. Amos. 9:13). Hal
ini menunjuk bahwa Allah mengetahui serta mengendalikan masa depan, dan Ia
memberikan penyataan dengan maksud tertentu.
c.
Fungsi Penjaga Israel (Yeh. 3:17). Yehezkiel berdiri
sebagai penjaga di atas tembok-tembok Yerusalem, siap meniup sangkakala
peringatan. Disamping fungsi di atas, nabi juga memegang peran utama dalam sistem
agama Yahudi, sebagai duta kerajaan atau penuntut pelaksanaan, untuk mendakwa
bangsa yang melanggar perjanjian Musa.
Kedudukan nabi-nabi dalam kerajaan Israel, nabi merupakan
satu dari empat jabatan
kepemimpinan :




Dalam
PL kita juga bertemu dengan “ramalan” dan yang paling luar biasa antara
lain, contohnya :
1.
Seorang abdi Allah menubuatkan 300 tahun sebelumnya bahwa
seorang raja bernama Yosia akan bangkit ( bd. 1 Raja. 13 : 2).
2.
Yesaya menubuatkan 150 tahun sebelumnya bahwa Tuhan akan memakai raja Persia bernama Koresy untuk
membangun Yerusalem kembali (bd.Yes. 44:28 ).
3.
Mikha menubuatkan 700
tahun sebelumnya bahwa Tuhan Yesus Kristus akan lahir di kota Betlehem.
Perjanjian Lama penuh dengan ratusan nubuatan dan janji, tetapi sifatnya
lain, beda sekali dengan ramalan-ramalan orang kafir, nubuatan-nubuatan nabi
tidak untuk memuaskan kerinduan manusia atau sekedar untuk ingin tahu,
melainkan ada maksud rohani untuk memperbaiki dan mengarahkan kelakuan bangsa
Israel.
II . Asal
– Usul Para Nabi PL.
Jabatan nama berasal dari tujuan Allah bagi
Israel yang bertujuan melalui para nabi seluruh umat beroleh berkat. Ketika
Allah memberikan Torah kepada bangsa Israel, Allah berjanji bahwa bila mereka
taat, mereka akan menjadi “milik-Nya” (harta kesayangan-Nya), dan untuk menjadi
“kerajaan imamat dan bangsa yang kudus” di antara segala bangsa (Kel. 19:5-6
dan Ul. 4:6-8). Untuk mengujudkan tujuan di atas, dan menyatakan kehendak dan
perjanjian-Nya kepada Abraham (Kej. 12:1-3) dan manusia, Allah mengangkat
Nabi-Nabi-Nya.
1.
Ul. 18 : 15-19. (fondasi untuk institusi “Nabi” di Israel)
a . Bertentangan
dengan praktek Okultisme di Kanaan, ( Ul. 18 : 9 -14).
Orang
Kanaan memiliki segala fasilitas gelap untuk mengetahui masa depan dari
illah-illah seperti, petenung, peramal,
penelaah (mengartikan tanda-tanda, isyarat-isyarat, tangan ) dan bertanya
kepada arwah/ roh peramal ( spiritisme) – meminta petunjuk kepada orang mati.
Cara-cara
ini jelas tidak ada sangkut pautnya dengan nabi-nabi di Israel. ( red . lih.
ayat 14 “engkau tidak diizinkan ... melalukan demikian “).
b . Dibangkitkan oleh
Tuhan. ( ay. 15)
Tuhan sendiri yang akan menetapkan setiap nabi, bukanlah
“kemampuan” yang diwarisi oleh dari orang tua atau orang lain dan tidak bisa “
berguru ” seperti ilmu gelap. Tuhanlah yang memilih dan membangkitkan sendiri.
“Panggilan ” yang mereka alami mengandung makna; (1) berarti dikhususkan untuk
bergaul erat dengan Allah. (2) menjadi titik berangkat pelayanan mereka. (lain
dengan suku lewi - keluarga ) Musa. (
lih. Kel. 3 ; Yeremia (Yer. 1: 4, 5 , 7) ; Amos (Am. 7 : 15 ).
c . Aku akan menaruh
firmanKu dalam mulutnya ( ay. 18 ).
Pemberitaan nabi tidak berasal dari dirinya sendiri,
melainkan diterimanya dari Allah. Apa yang diterimanya dari Allah itu jugalah yang
harus ia sampaikan, tidak lebih dan tidak kurang. Maka bangsa diwajibkan untuk
mendengarkan nabi sebagai jurubicara Allah.
d . Musa sebagai Nabi PL
yang utama ( ay. 15 )
“
Seorang nabi sama seperti aku “. Musa menjadi contoh agung untuk semua nabi
kemudian, tidak ada yang sederajat dengan dia.
Tugasnya : - bergaul erat dengan
Tuhan.
+ - menerima Firman-Nya
Sikapnya - menyampaikan Firman-Nya kepada
bangsa.
- menyampaikan Firman-Nya kepada
pribadi (pemimpin bangsa).
- jurusyafaat.
Semua nabi PL yang benar mengambil titik tolak dari sini
dan dapat membandingkan dengan Musa. Namun penggenapan ayat-ayat ini yang sesungguhnya
dalam Tuhan Yesus Kristus (lih. Yoh. 5: 46 dan kesaksian Petrus di Serambi
Salomo Kis Ras. 3: 22).
Tuhan Yesus masih di atas Musa ( Ibr. 3: 5 - 6). Dalam
Dialah semua nabi PL telah tercakup karena Roh Kristuslah yang ada dalam setiap
nabi yang benar ( 1 Pet. 1: 10 -11). Oleh karena itu, para nabi PL tidak dapat
dibandingkan dengan peramal, karena asal
usul pelayanan mereka dari Allah bahkan mereka dikuasai Roh Kristus.
2. Nama-nama para Nabi
a .
“Manusia Allah “ / Man of God ( abdi
Allah )
Manusia Allah, artinya
manusia yang dikuasai dan ditentukan oleh Allah (bukan nama yang diberikan oleh
sesama manusia). Ciri manusia Allah khas seperti senyumnya, gayanya, dan
semuanya. (lih. Musa Ul. 33: 1 ; Samuel 1 Sam. 9: 6). Demikianlah orang lain
menilai nabi-nabi itu seperti dikatakan perempuan Sunen (2 Raja. 4 : 9).
b . “Hamba-hambaKu (nabi-nabi itu )”
Gelar ini diberikan
oleh Tuhan sendiri. Mengenai relasi mereka dengan Tuhan : - dekat – melayani
Tuhan ( bukan gereja ). 2 Raja. 9 : 7.
c . “Pelihat “
Muncul
dalam kitab-kitab Samuel, Raja-raja, Tawarikh, Amos, Yesaya dan Mikha. Selama +
400 tahun (1100 s/d 700 SM), sebelum dan sesudah itu tidak lagi. Istilah ini
banyak dipersoalkan, 1 Sam. 9: 9. “ pelihat ” sama dengan nabi, hanya
istilahnya lain - dulu “pelihat” biasa
dipakai – rakyat memakai istilah “ pelihat ” karena wahyu dari Tuhan diterima
istimewa dengan cara “ penglihatan ”.
d . “Nabi “
Istilah
yang paling lazim dipakai dari kitab Kejadian sampai Maleakhi, etimologinya
tidak jelas. Dari kata “naba” berarti bergelembung, berbicara, memanggil yang
memanggil (yang dipanggil). Banyak pendapat yang berbeda-beda
yang
menentukan konteks dan pemakaiannya dalam seluruh PL. Nabi adalah orang yang
menerima berita dari yang lebih tinggi dan meneruskannya. Nabi berarti
penyambung lidah/ juru bicara bagi Allah. 1 Raja. 8 : 15 “... mulut-Nya...” .
e . Kumpulan / Rombongan Nabi
Dalam
beberapa bagian kitab Samuel dan Raja-raja, kita membaca mengenai kumpulan nabi
atau rombongan nabi. Informasi PL mengenai hidup dan pelayanan mereka tidak
terlalu luas hanya :
1. Hidup mereka
Ada terdapat
rombongan dan pelayanan dibeberapa tempat seperti :
di Betel ( 2 Raja.
2: 3 ) – di Yerikho ( 2 Raja. 2: 5, 50
laki-laki lebih – 2 : 15 dst) - di Gilgal ( 2 Raja. 4: 38 ) – Pengunungan
Efraim ( 2 Raja. 5 : 22).
Ada di antara mereka yang tinggal bersama
dalam satu rumah ( 2 Raja. 6 : 1, dst. )
Mereka makan bersama ( 2 Raja. 4 : 38 dst.
) Ada yang kawin ( 2 Raja. 4 : 1. )
2. Pelayanan mereka
a.
Samuel dan Elisa pernah menjadi pemimpin rombongan nabi (
1 Sam. 19: 20; 2 Raja. 4 : 38 ; 6 : 1 dst.).
b.
Melalui Roh Allah
mereka mendapat karunia-karunia istimewa khusus bernubuat. ( 1 Sam. 10 : 5,10 )
– memuji Tuhan dengan alat musik. 1 Raja. 20 : 35-43. – bernubuat terhadap
Allah. (2 Raja. 2: 3 – 5) – bernubuat.
c.
Rupanya mereka melayani para pemimpin mereka dan juga
diikut sertakan dalam pelayanan. ( 2 Raja. 9 : 1 – 4).
d.
Mereka juga dianiaya sebagai nabi Tuhan – dibunuh Izabel.
( 1Raja. 18 : 4-13 ) ketika terjadi penganiayaan - 100 orang nabi disembunyikan
oleh Obaja.
Tidak jelas apakah mereka masing-masing
mendapat panggilan jelas atau mereka menggabungkan diri dengan nabi atau
dipanggil oleh nabi untuk ikut dia, kita tidak tahu. Begitu pula mengenai
“sekolah nabi” dengan pelajaran-pelajarannya sebagai “persiapan” untuk
pelayanan sebagai nabi tidak dijelaskan dalam PL .
III . Cara Wahyu Allah
Bagaimana cara setiap nabi menerima berita yang harus ia sampaikan ? Jelas
sekali sering kita baca dalam Alkitab “Datanglah firman Tuhan,... “ , namun
dari satu segi juga masih kurang jelas. Mereka menerima firman-firman itu
secara praktis, tetapi tidak banyak dijelaskan mengenai hal ini.
Syarat-syaratnya
adalah :
1. Persekutuan pribadi dengan
Allah adalah syarat mutlak.
Dalam
persekutuan dengan Allah, maka nabi menerima pemberitaan dari Allah . Yer. 23 :
22 – inilah pengalaman Yeremia – hadir dalam dewan musyawarah Tuhan – betapa
agung panggilan seorang nabi.
2. Melalui penglihatan atau
mimpi.
Dalam
Bilangan 12 : 6 - 8, tertulis Tuhan akan berkomunikasi dengan nabi melalui
penglihatan dan mimpi (cara yang lazim).
Kejadian
46 : 2 - 3, penglihatan bagi Yakub – melihat apa ? Bukan saja penglihatan
tetapi suara Tuhan yang jelas.
Yesaya
2: 1 ; 13 : 1, firman Tuhan yang dilihat (tidak ada apa-apa selain firman
Tuhan).
Amos
7 : 7 - 9, penglihatan mengenai tali sipat. Tuhan menjelaskan penglihatan,
tidak terserah kepada nabi. Nabi menjawab berarti tidak “ kerasukan ” atau
tidak sadar, suatu keadaan khusus di
mana Tuhan membukakan mata batiniah tanpa dia kehilangan kesadaran.
Daniel
10 : 7 – 10, pada siang hari – yang lain tidak melihatnya – penglihatan yang
dasyat.
M i m p i. 1. Raja. 3: 5 – 6 , 15, Salomo mendapat mimpi pada waktu malam,
Tuhan berfirman – Salomo menjawab.
Lain hal dengan
Musa yang mendapat keistimewaan untuk dapat berbicara dengan Tuhan, muka dengan
muka .(Bil 12: 8 ; Kel. 33 : 11). Ul. 34 : 10 – tidak ada nabi yang melebihi
Musa.
3 . A u d i s i ( =
pendengaran ).
Nabi
hanya mendengar sesuatu tanpa melihat ( ? ). Yesaya
21 : 10 ; 22: 14 ; 28 : 22 ; 50 : 5 . Tetapi kemungkinan
semuanya disampaikan dalam penglihatan (Yes. 1: 1), yaitu dalam keadaan “dikuasai Roh Allah “.
IV. Pemberitaan Seorang Nabi
1. Sumbernya : Allah.
2. Dasarnya : adanya hubungan pribadi dengan
Dia ( Yer. 23 : 22).
3. Caranya memperoleh :
a . Berhadapan
langsung dengan Allah –Musa ( Kel. 33: 11; Bil. 12 : 8).
b . Mimpi seperti Yusuf , Salomo
( 1 Raja. 3 : 5 ).
c . Penglihatan
; (Yes. 2 : 1 ; 13 : 1 ; Amos 7 : 7-9 ; Dan. 10 : 7).
d . Pendengaran
; (Yes. 21 : 10).
e . Cara-cara
lain yang tak disebutkan (dikuasai oleh Roh).
Catatan :
Tidak
seorangpun dapat membatasi kedaulatan Allah untuk menyatakan firman-Nya kepada hamba-Nya, maka tak dapat ditentukan
dalam kelompok-kelompok tertentu tentang cara memperolehnya.
4 . Cara menyampaikan
Sebagai
penyambung lidah Allah, peran nabi sangat vital dalam menyampaikan firman Tuhan
kepada umat-Nya dan juga kepada bangsa-bangsa lainnya dalam zaman mereka. Ada
dua jenis cara secara umum ;
a
. Secara lisan ( nabi lisan ), nabi-nabi dalam kitab Raja-raja & Tawarikh
pada umumnya menyampaikan secara lisan dan langsung kepada pihak yang harus
mendengar berita dari Allah itu ( contoh : 2 Sam. 12 ; 1 Raja. 12 : 2 ; 22 : 19
; 2 Taw. 36 : 12 )
b
. Secara tulisan ( nabi tulisan), terutama yang menghasilkan kitab-kitab nabi
di PL ada 17 nabi, tetapi banyak diantara nabi tulisan yang juga nabi lisan (
Yesaya , Yeremia, Amos, Yunus, dll. ).
Sesuai dengan ukuran bukunya maka ada 2 jenis nabi tulisan :
1 . Nabi besar : Yes. Yer. Yehez.
Daniel ( 4 kitab + ratapan ).
2 . Nabi kecil : Hos. Yoel , Amos, Obaja, Yunus, Mikha,
Nahum , Habakuk, Zefanya, Hagai,
Zakharia, Maleakhi.
5. Waktu
Pemberitaan dan Tempat pemberitaan
Berdasarkan pada masa pelayanannya, nabi-nabi dalam Perjanjian lama dibadi
dalam 4 (empat) masa :
(1). Masa awal, sebelum
tahun 850 sM (misalnya nabi Elia dan Elisa)
(2) Masa sebelum
ditawan, tahun 850-586 sM.
(3). Masa ditawan,
tahun 568-539 sM
(4) Masa setelah
ditawan dari pembuangan, 538-400 sM.
a . Sebelum pembuangan ; = pre Exilic.
1. Di kerajaan utara ditawan 722 sM ; Yunus
862 – 830 sM – Amos 787 sM
– Hosea 785 – 722 sM .
2. Di kerajaan selatan ditawan 586 sM .
- Obaja 887 sM – Yoel
800 sM – Yesaya 760 – 608 sM
– Mikha 750 – 710 sM – Nahum – Habakuk 626 sM
– Zefanya 630 sM –
Yeremia 629 – 588 sM .
b . Masa pembuangan = Exilic
586 sM.
1.
Di tanah Israel
2.
Di tanah Babel. – Yehezkiel 595 – 574 sM
– Daniel 607 – 534 sM .
c . Masa Israel
kembali ; post Exilic 536 sM. –
Hagai 520 sM – Zakharia
520 – 518 sM – Maleakhi 393 sM .
6. Inti Berita.
Ada empat pokok besar yang sebenarnya berkaitan erat satu dengan yang lain
:
a .
Pengajaran tentang kebenaran Allah dan manusia.
b .
Seruan, dengan tahap-tahap ; - perintah – peringatan – ancaman – vonis hukuman.
Prinsip
rohani ; panjang sabar, bahkan kepada orang kafirpun, Dia memberi peringatan.
c . Nasehat dan penghiburan : ada masa depan
yang cerah.
d . Nubuat : (1) Lokasi : lokal,
nasional, internasional. (2) waktu ( tidak tentu ).
Intinya
kedaulatan Allah atas semesta alam dan sejarah dunia.
Para
Nabi Perjanjian Lama
: N A B I : B
e r i t a : A
l a m a t / Zaman
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
: Y u n u s :
Bertobatlah, Niniwe ! Peduli Allah bagi
: Kepada Israel sebelum :
800 – 722 sM
: A M O S : Dosa yang terus menerus mengakibatkan
:
: : hukuman Allah :
: H O S E A :
Kasih Allah bagi Israel :
: O B A J A :
Celakalah Edom :
: Y O E L :
Hari Tuhan dan hukuman bagi bangsa - : Kepada Yehuda pada
: :
bangsa : saat-saat Ker. Selatan
: Y E S A Y A : Juruselamat dan Raja Israel yang :
800 – 700 sM
: : akan datang
:
: M I K H A : Raja
dan Kerajaan Betlehem :
: N A H U M : Celakalah Niniwe :
: Z E F A N Y A : Sisa diselamatkan untuk menerima berkat
: Kepada Yehuda : : tahun-tahun terakhir
: : :
645 – 580 sM.
: H A B A K U K : Kerajaan dan tanpa Tuhan akan bersukaria
: orang benar akan hudup oleh
Percayanya.
: Y E R E M I A : Hukuman dan Kemuliaan yang aka n datang :
bagi Yerusalem
: :
: D A N I E L : Zaman
bangsa-bangsa dan kerajaan Mesianis :
Kepada Israel
: Y E H E Z K I E L :
Pemulihan yg akan datang untuk Israel dan : di Babel thn. 606-538 s.M
: H A G A I : Pemugaran Bait Suci dan Ker.
Dinubuatkan :
Kepada masyarakat
: Z A K H A R I A : Mesias : Tunas dan Raja Iman : yg pulang dari pem- :
:
M A L E A K H I :
Hukuman dan peringatan terakhir bagi : buangan thn. : bangsa Israel :
536 – 400 sM.
------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------
Perbandingan Empat Nabi Besar : (Yes. 1:1) - Masa tahta Raja-raja : Uzia,
Yotam, Ahaz, Hizkia, periode sekitar 740-680 sM.
1.
Yeremia. – bernubuat
bagi Kaum Yahudi di Yudea dan di tawanan. – terkait dengan Yehuda dan bangsa-bangsa lain (Yer. 1:5). – Masa tahta
raja-raja; Yosia, Yoahaz, Yoyakim, Yoyakhin, Zadekia (Yehuda). – periode
sekitar 627-585 sM.
2.
Yehezkiel. – bernubuat
bagi kaum Yahudi di tawanan di babel. – terkait dengan seluruh keluarga israel
(Yeh. 2: 3-6). – Masa tahta raja-raja Zedekia dan Nabukadnesar (Babel).
3.
Daniel. – bernubuat bagi kaum Yahudi di
tawanan di Babel dll. – terkait dengan israel dan bangsa-bangsa kafir (Dan.
2:36). – Masa tahta raja-raja; Yoyakin, Yoyakin, Zedekia dan Nabukadnesar. –
periode sekitar 605- 536 sM.
V . Dalam mempelajari Kitab Nabi-nabi kita perlu
tahu Konteks Historis kitab Nabi-Nabi
A.
Konteks Historis
Ada dua konteks historis
kitab Nabi-Nabi :
1. Konteks yang besar
Ketujuh belas nabi-nabi PL
berasal dari satu bidang yang agak sempit dalam panorama sejarah israel, yaitu
sekitar tahun 760 – 460 sM. (tiga abad pada masa nabi Amos) lebih kurang 760
sM, yang paling awal dari nabi-nabi yang menulis, dan Maleakhi, lebih kurang
tahun 460, nabi yang terakhir. Pada waktu itu dalam sejarah bangsa israel
memerlukan secara khusus perantara pelaksana perjanjian, yang menjadi tugas
Nabi. Faktor kedua, ada keinginan Allah yang nyata untuk merekam seluruh
sejarah, yang kemudian segala peringatan maupun berkat yang diumumkan oleh para
nabi atas nama Allah selama tahun-tahun itu.
Tahun-tahun itu ditandai oleh tiga ciri khas kehidupan bangsa Israel,
yaitu :



Dalam keadaan seperti ini firman Tuhan
dibutuhkan, Allah mengangkat para Nabi dan mengumumkan firman-Nya sesuai dengan
keadaan itu. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam konteks historis. Menjelang tahun 760 sM
bangsa israel merupakan satu bangsa, kemudian terpecah secara tetap oleh perang
saudara yang berlangsung lama. Suku-suku di utara terdiri dari sepuluh suku,
disebut Israel, atau kadang disebut Efraim (ker. Utara), terpisah dari suku
Yehuda dua suku di bagian selatan (ker. selatan).
Ketidaktaatan
suku-suku di utara terhadap perjanjian Musa, jauh melampaui segala sesuatu yang
dilakukan di Yehuda, sehingga suku–suku di utara ditetapkan Allah untuk
dibinasakan karena dosa-dosa mereka. Nabi Amos 760 sM dan Hosea yang memulai
pelayanannya 755 sM mengumumkan kebinasaan yang akan datang. dan Kerajaan utara
jatuh ke tangan Asyur 722 sM.
Sesudah
itu keadaan berdosa memuncak di Yehuda ( ker. Selatan), dan bangkitnya bangsa
adidaya Babilonia menjadi pokok pembicaraan banyak nabi, seperti nabi Yesaya,
Yeremia, Yoel, Mikha, Nahum, Habakuk dan Zafanya. Yehuda binasa dan dibuang
karena ketidaktaatannya tahun 587 sM. Sesudah itu nabi Yehezkiel, Daniel,
Hagai, Zakharia dan Maleakhi mengumumkan kehendak Allah untuk memulihkan
umat-Nya, dan pembangunan kembali bangsa itu dan pembentukan kembali agama yang
ortodoks (kepercayaan yang benar). Allah adalah Allah di dalam sejarah, Allah
berbicara dalam sejarah manusia melalui nabi-nabi-Nya dan memakai sejarah untuk
memahami firman-Nya. Oleh karena itu, kita harus mengetahui sedikit tentang
sejarah bangsa israel.
2. Konteks Khusus
Setiap berita nabuat disampaikan
dalam suatu lingkungan historis khusus. Nabi berbicara kepada orang-orang pada
suatu masa dan tempat tertentu dan dalam keadaan-keadaan tertentu. Oleh karena
itu pengetahuan tentang waktu, pendengar, tentang situasi perlu, untuk memahami
suatu berita nubuat.
B. Nubuat
Nubuat meramalkan atau memberitahukan lebih
dahulu apa yang akan terjadi. Tetapi biasanya masa depan atau apa yang akan
terjadi itu sangat dekat bagi bangsa israel, Yehuda dan bangsa-bangsa
sekitarnya, bukan ke zaman Perjanjian Baru yang hanya 5 % , yang berhubungan
dengan Mesias 2 % dan yang menyangkut akhir zaman kurang 1 %. Nubuat-nubuat
yang disampaikan dalam kitab nabi-nabi adalah konteks zaman mereka dan nubuat
tersebut digenapi pada zaman mereka atau tidak lama setelah itu. Di atas kita sudah bahas tentang nabi dan tugas mereka, salah satunya
mengumumkan tentang masa yang akan datang.
Sebagian besar nubuat pada mulanya
disampaikan dalam benmtuk lisan. Karena penyampaian dilakukan secara lisan,
maka sering kali nubuat disampaikan dalam bentuk puisi agar dapat diingat
dengan lebih mudah. Baru setelah itu dilakukan pencatatan kedalam bentuk
tertulis, baik dilakukan oleh nabi itu sendiri maupun dicatat oleh orang lain.
Dalam sudut
kategori waktu, nubuat dibagi menjadi tiga ketegori, yakni: kategori masa lalu,
masa sekarang, dan masa yang akan datang. Namun ketiga kategori ini biasanya
mempunyai hubungan yang sangat erat. Misalnya ketika seorang nabi menerima
nubuat, maka mereka (orang israel pada masa itu ) diajak untuk mengingat masa
lalu kemudian diajak bertobat pada saat sekarang juga, dan diberitahukan tentang
akibat dari sikap mereka yang tidak ingin bertobat.
Nubuat juga dapat dibagi ke dalam dua aspek lain, yaitu:
1.
Aspek lamaran, pengertian lamaran, adalah berita yang
disampaikan kepada rakyat (bangsa israel) dari Allah. Aspek lamaran ini
merupakan peristiwa yang akan terjadi masa dekat yang tidak ingin bertobat.
2.
Aspek yang berisi nasehat, peringatan, teguran,
pengajaran, dan penghiburan.
Selain itu, jika terbatas pada PL saja, nubuat dapat digolongkan sebagai
berikut :
1.
Yang berhubungan dengan hari depan orang israel
2.
Yang berhubungan dengan penolong israel (Mesias)
3.
Yang bersifat eskatologis (kerajaan Allah).
Oleh karena itu pengetahuan
tentang waktu, pendengar, dan situasi sangat membantu kita untuk memahami
berita nubuat. Tetapi biasanya masa depan yang sangat dekat bagi bangsa isreal
dan bangsa-bangsa lain yang ada disekitar mereka diumumkan, bukan masa depan
kita. Oleh karena itu salah satu kunci mengerti kitab nabi-nabi ialah, agar
supaya kita dapat melihat nubuat-nubuat mereka itu digenapi, kita harus melihat
ke belakang ke masa-masa yang bagi mereka masih cerita dari Allah merupakan
masa depan, namun bagi kita adalah masa lampau. Di dalam memahami
nubuat, kita harus memahami bentuk yang digunakan para nabi dalam menyusun dan
menyampaikan apaq yang berhubungan firman nubuatan tersebut. Ada tiga antara :
1.
Penuntutan perkara. Allah digambarkan sebagai seorang
penggugat, penuntut dan umat-Nya tergugat.
2.
Malapetaka. Pengumuman mengenai malapetaka ( misalnya
kata “ wai “ = celaka). Alasannya malapetaka dan nubuat mengenai kebinasaan.
3.
Janji. Nubuat janji atau keselamatan.
Dalam hal ini ada petunjuk kepada masa depan, yang
menuntut perubahan radikal, dan penyebutan berkat. Berkat datang melalui
perjanjian-perjanjian yang disebut
kehidupan, keselamatan, kemakmuran, kehidupan, hasil panen dan keamanan.
Catatan : Untuk nubuat yang digenapi pada masa PB harus ada referensinya di dalam
PB contoh : akhir zaman
a.
Yoel. 2 :. 28 – 32
– Kis. 2 : 17 –21.
b.
Hos. 2 : 22. - Roma. 9 : 25
c.
Mikh. 5 : 1 – Mat. 2 : 6.
Aritonang, MP.
K I T A B Y E S
A Y A
Dari antara kitab para
Nabi, kitab nabi Yesaya merupakan kitab terpenting dalam PL dan paling
menonjol, baik dalam ukuran, isi maupun gaya bahasanya juga mempunyai tempat
dan berita khusus sebab meliputi zaman-zaman yang menentukan dalam sejarah
bangsa israel dari abad VIII sampai zaman sesudah pembuangan abad ke VI. Hal
itu berarti zaman-zaman yang menentukan bagi ker. Utara dan Selatan.
Di dalam kitab ini
kita dapat membaca berita kenabian, tindakan-tindakan Allah, reaksi dan respon
bangsa israel, kuasa firman Tuhan dan berita-berita Mesianis. Kitab ini
merupakan suatu koleksi bahan-bahan pernyataan yang amat kaya dan beraneka
ragam.
I . LATAR BELAKANG
A . Judul
Dalam
bahasa Ibrani “Yeshayahu “ berarti “Allah adalah keselamatan” / “ keselamatan
dari Allah “. Istilah keselamatan muncul sekitar 26 kali dalam kitab ini,
karena itu nabi Yesaya suka disebut “nabi Penginjil”, karena ia banyak
berbicara mengenai keselamatan dan karya penebusan Mesias. Bin Amos (bukan nabi
Amos). Rupanya ayahnya adalah seorang yang terkenal, ada yang menyebutkannya
sebagai keluarga dekat dari raja Yehuda sehingga Yesaya cukup erat hubungannya
dengan raja Hizkia.
Untuk mengerti
latar belakang kitab ini, kita harus membaca dan mempelajari, kitab 2.
Raja-raja :14-21.
B. Penulis dan Waktu
Tentang penulis kitab ini ada sebagian para teolog yang mempertanyakan
kesatuan kitab ini. Pandangan ps. 1-39, ditulis oleh Yesaya, dan ps. 40- 66,
oleh seorang nabi anonim yang hidup diantara orang-orang buangan abad ke VI ke
Bebel. Dengan alasan ini mereka mempertahankan “Deutero Yesaya,” yang hidup
sekitar 540 SM setelah pengasingan di Babel. Pertanyaan jika “Deutero-Yesaya”
hidup di Babel, seperti yang diklaim mereka, bagaimana mungkin si penulis
kurang mengenal geografi Babel dan malah lebih akrab dengan Palestina (lih. 31:
19; 43: 14; 44: 14). Ada pula yang melihat “Trio-Yesaya,” menulis pasal 55-66.
Mengklaim adanya dua atau tiga penulis kitab ini, adalah melawan bukti apa
yang ditulis PB. Kutipan-kutipan dari pasal 40-66 yang tercatat dalam Mat. 3:3;
12: 17-21; Luk. 3: 4-6; Kis. Ras 8: 28; Roma 10: 16-20, semuanya diatribusikan
pada Yesaya. Terlebih lagi, dalam Yoh. 12: 38-41, kutipan-kutipan dari Yes. 6:
9-10 dan Yes. 53:1 muncul bersamaan dan keduanya merajuk pada Yesaya yang
melihat penglihatan Tuhan di Bait Suci (Yes. 6). Dengan demikian kita harus
menyimpulkan bahwa yang bertanggung jawab atas keseluruhan kitab adalah penulis
yang sama dan tidak ada bagian kitab yang ditulis pada pengasingan di Babel.
Kitab ini menyatakan secara jelas bahwa penulisnya adalah Yesaya bin Amos.
Dari dalam kitab itu sendiri nampak bahwa Yesaya seorang yang berpendidikan
luas (ahli, sastra, sosial politik) sehingga jadi orang kepercayaan/ penasehat
raja. Ia seorang pemberani baik ketika berhadapan dengan raja maupun orang
banyak. Namun ia juga seorang yang lemah lembut, seorang patriot dalam membela
bangsanya dan kepada setiap orang yang mau merusak bangsanya.
Nama
istrinya adalah Maher syalal Hasy- bal artinya; guru-gurulah merampas barang
jarahan. Anaknya paling tidak ada, dua laki-laki (7 : 3). Namanya Syear Yasyub
artinya teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang. Tradisi menyebutkan bahwa
Yesaya mati syahit dalam pemerintahan Manasye (2 Raja. 21:16). Dialah yang dimaksudkan
dengan apa yang ditulis dalam (Ibr. 11:
37) dan ( bd. Yoh. 12: 38 – 40 ).
Kitab 2
Raja- raja ps. 14 s/d 21 merupakan latar belakang sejarah masa pelayanan
Yesaya. Ia melayani pada masa Raja-raja; Uzia ( 783 – 742 sM), Yotam ( 742 –
715 sM), Ahaz ( 735 – 715 sM) dan Hizkia ( 715 – 686 sM ). Jadi paling tidak
mencakup kurun waktu 38 tahun satu masa yang menentukan bagi negara israel
(utara dan selatan). Dilihat dari latar belakang di atas, periode penulisannya
sekitar tahun 740-680 sM.
C .
Latar Belakang Historis.
Ada
beberapa catatan umum yang harus diperhatikan untuk memahami kitab ini :
1.
Kerajaan israel mencapai puncak kejayaannya pada
pemerintahan Daud. Kemudian
melemah sehingga kehilangan artinya secara politik. Disisi lain kedua
kerajaan ini berada dan terlibat krisis politik internasional, sehingga harus
menentukan sikap yang jelas. Setelah
Salomo wafat kerajaan terpecah menjadi dua; kerajaan Utara dan kerajaan
Selatan. Kedua kerajaan ini terus bertengkar dan berperang akibatnya
Pada zaman raja Omri hubungan kedua kerajaan baik
kembali, mereka berpendapat dapat mempertahankan diri dari ancaman kerajaan
Asyur dan Mesir. Demi kesejahteraan mereka memperbaiki hubungan dengan cara
mengawinkan anak Ahad (cucunya) dengan putra Yosafat (Yoram) dari Yehuda.
Yosafat raja kerajaan selatan menggabungkan diri dengan Ahad melawan Aram. Omri
juga mengadakan hubungan baik dibidang politik, ekonomi dengan Fenisia karena
kedua kerajaan ini terancam kerajaan Aram. Raja Omri mengawinkan anaknya Ahad
dengan putri raja Fenisia Izabel. Peperangan dengan Aram diakhiri dengan
kekalahan, sehingga untuk sementara mereka menawarkan beberapa daerah dikuasai,
dan mengijinkan Aram merajalela di Israel sehingga raja Pekah bersekutu secara
militer dengan Aram.
Hubungan ini menimbulkan untung rugi dan mengakibatkan
banyak kesulitan secara spritual. Hubungan dagang baik, kemakmuran dan damai
diperoleh, tetapi kebudayaan dan agama kafir merusak bangsa Israel. Latar
belakang ini menimbulkan perobahan-perobahan dalam sosial dan budaya yang
berdampak pada merosotnya moral, kerohanian dan kebobrokan di dalam masyarakat
abad VII sM.
2.
Keadaan Sosial pada pertengahan abad VII sM.
Disamping suasana politik di atas, yang perlu diperhatikan kerajaan utara
berbatasan dengan Fenisia dan Aram. Letaknya strategis untuk perdagangan,
demikian juga kerajaan Yehuda mengadakan hubungan melalui laut dengan Arabia
selatan (Sheba dan Ofir), sehingga menambah potensi kekayaan bagi negara.
Di kedua kerajaan tersebut timbul golongan “kapitalis”
pedagang kaya yang sangat mempengaruhi para pemimpin dan pejabat negara,
sehinga timbul dan merajalela korupsi, penindasan terhadap kaum miskin, janda
dan anak Yatim piatu. Akibat yang lain moral rusak, kerohanian dan ibadah yang benar diremehkan
(formalitas). Hukum hanya menguntungkan orang-orang tertentu saja, di
tengah-tengah situasi inilah nabi Yesaya, Mikha dan Amos memperdengarkan suara
kenabiannya.
3.
Kecerahan Kemakmuran itu segera ditutupi kegelapan.
Terjadinya pergantian kekuasaan di Asyur di mana Tiglat Pileser III menjadi
raja Asyur, ia mengadakan ekspansi ke barat, ini mengakibatkan kerajaan Aram,
Fenisia dan Israel, Yehuda bahkan Mesir terancam keselamatannya. Raja Pekah
dari kerajaan utara bersama-sama Aram mengadakan persekutuan militer melawan
Asyur, tetapi Ahas raja Yehuda tidak mau. Akibat penolakan itu raja Pekah
mengepung Yerusalem dengan maksud menyingkirkan raja Ahas. Perang ini disebut
perang Siro- Efraini (thn. 734-733 sM). Ahaz meminta pertolongan dari Asyur,
walaupun nabi Yesaya menegurnya. Ini berarti membuat perjanjian dihadapan
dewa-dewa Asyur Keputusan raja membawa persoalan antara kepercayaan kepada
Allah dan persekutuan yang nekat dengan Asyur. Yesaya mengingatkan kenapa tidak
berharap kepada Allah dan Yesaya bernubuat tentang Raja yang sempurna, Immanuel
dari keturunan Daud ( ps. 9).
Tiglat Pileser mengepung dan menyerang kerajaan utara,
menduduki Galilea dan menjelajahi tanah Filistin sampai ke seberang sungai
Yordan (Gilead) sehingga hanya tinggal tanah Efrain saja. Raja Asyur juga
menduduki Aram dan merebut Damaskus, berakibat hilangnya sebagian
daerah/wilayah yang berbatasan dengan Damaskus, hal ini menimbulkan kekuatiran
nasional. Pada thn. 726 sM raja Tiglat Pileser meninggal, dia diganti
Salmaneser V, pada waktu itu kerajaan utara tetap memberontak terhadap Asyur
yang akhirnya thn. 721 kota Samaria jatuh dan diduduki Asyur setelah dikepung selama 3 tahun.
Kerajaan utara dihapuskan (dibumi hanguskan) oleh raja Sargon dan sebagian
penduduknya dibuang ke Asyur thn. 722 sM. Pada waktu itu kerajaan selatan masih
bertahan karena sikapnya yang mengalah kepada Asyur. Mereka ditindas dan harus
membayar upeti yang berat sekali, lama kelamaan timbullah keinginan untuk
memberontak, karena mendapat dukungan dari Mesir.
Kerajaan selatan dua kali memberontak terhadap Asyur,
akhirnya pemberontakan kedua mereka ditumpas oleh Sanherib, dan Yehuda diduduki
tetapi Yerusalem tidak berhasil direbut. Pada tahun 726 Mesir dikalahkan Asyur,
kekalahan itu berimbas terhadap Yehuda, kekacauan dan krisis semakin bertambah,
di tengah-tengah krisis itulah nabi Yesaya aktif memberitakan firman Allah
kepada raja dan pemimpin-pemimpin supaya mereka bersandar kepada Tuhan, bukan
kepada kerajaan Asyur atau Mesir. Nabi Yesaya memperingatkan raja bahwa Mesir
merupakan sandaran yang rapuh, mereka juga lemah dan hina ( 30: 7; 31: 3).
Raja Ahaz diganti Hizkia, ia mengadakan
pemberontakan terhadap Asyur ( 2 Raja. 18 ). Hal itu disetujui nabi Yesaya, dan
ia menganjurkan supaya raja dan rakyat mengharap kepada Tuhan, bukan kepada
negara asing. Tetapi Hizkia tidak mendengarnya, ia bersekutu dengan Mesir,
karena takut kepada Asyur. Inilah yang melatar belakangi (ps. 28-31). Ketika Asyur datang
menyerang Yehuda, Mesir tidak membantu, akhirnya Yehuda diduduki Asyur dan
dipaksa membayar upeti yang banyak; emas dan perak dan Yehuda kembali jajahan
Asyur (2 Raja. 18 : 13 – 16). Tetapi pada waktu itu kerajaan Yehuda masih
bermain mata dengan Mesir, sehingga kerajaan Asyur kembali datang mengepung Yehuda. Hizkia berbalik mendengar
nasihat Yesaya, akibatnya tentara Asyur mendapat malapetaka yang hebat
mengakibatkan Senherib tidak sanggup lagi menyerang Yehuda dan ia pulang.
Akhirnya Yesaya melihat jauh ke depan kepada pembuangan
di Babel, akibat ketidak taatan raja ( lih. 39: 5-7). Pasal 40, dst,... tentang
rencana Allah tentang keselamatan. Koresy raja Persia menguasai kerajaan Media
thn. 500 sM, kemudian mengalahkan kerajaan Babel thn. 539 sM. Koresy
memulangkan orang-orang Yahudi (sesuai dengan Yes. 44: 28) dengan perintah
untuk membangun bait Allah mereka (bd. Ezr. 1: 2-4; 6: 2-5). Bangsa Yahudi yang
pulang mendapat tantangan dari penduduk negeri (Samaria), karena orang Yahudi
menolak bantuan mereka. Pembangunan terhenti selama 20 tahun, hingga Hagai dan
Zakharia kembali membangun tahun 520 sM dan baru selesai tahun 516 sM.
Pasal
56-66, beralih dari historis ke tematis yaitu tentang tanah air dan ibu kotanya
menunjuk pada langit dan bumi yang baru kepada Yerusalem. Yesaya mulai melayani pada akhir-akhir kerajaan utara, dan sezaman dengan
dia bekerja nabi-nabi lain, yang bekerja dan melayani di kerajaan utara nabi
Hosea dan di kerajaan selatan nabi Mikha (bd. Yes . 1: 1 ; Hos. 1: 1 ; Mikh. 1
: 1).
C . Ciri – Ciri Khas
1.
Gaya bahasa
a. Penyampaian yang dinamis, sering
muncul gaya “ rethorik “.
b. Bergantian antara bentuk prosa dan puisi/ nyanyian.
c. Masalah-masalah aktual sering terjadi dalam bentuk nubuat-nubuat.
2.
Susunan yang di ulang-ulang ; (a) pengaduan (b) ancaman.
(c) nasehat (d) janji ; penyucian dan
berkat - hukuman.
D.
Tema dan Tujuan
Tema
kitab ini adalah “keselamatan dari Allah “. Hal itu ditegaskan dalam pasal
1-39, yang berbicara tentang kebutuhan keselamatan bagi manusia, dan pasal
40-66, mengungkapkan rencana Allah tentang keselamatan dalam Mesias (Kristus)
dan kerajaan-Nya sebagai Hamba Tuhan.
Keselamatan
itu diberikan karena anugerah melalui kuasa Allah Sang Penebus, dan bukan oleh
usaha manusia atau perbuatan daging. Allah yang Mahakudus tak akan membiarkan
adanya kenajizan dalam umat perjanjian-Nya, dan akan menangani mereka melalui
disiplin, serta memurnikan mereka sesuai dengan rencana penebusan-Nya.
II . SUSUNAN KITAB ( lih. bagan )
A . Hukuman Allah – karena dosa ; Ps.
1 s/d 39
1. Hukuman bagi Yehuda ps.
1 s/d 12.
- Nubuat-nubuat mengenai Yehuda dan Sion ps.
1 – 5
- Kesaksian panggilan Yesaya ps.
6
- Kelahiran raja damai ps.
9
- Raja damai akan datang ps.
11: 1 – 10
- Israel akan dipulihkan ps.
11: 11 – 12 : 6.
2 . Hukuman atas bangsa-bangsa lain ps.
13 s/d 23
Bangsa babel, Moab, Aram, Mesir, Fenisia , Asyur , Filistin, Ethopia. (
perhatikan kata-kata permulaan : “ucapan ilahi “ ).
3 . Eskatologi ( Hari Tuhan dan
segenap bumi ) ps.
24 s/d 27.
- Penghancuran bumi (
24 : 6 )
- Keselamatan di Sion ( 26 : 19 ).
- Penghakiman ( 26 : 8, 12 ).
- Kebangkitan ( 27 : 6, 12 ).
4 . Peringatan-peringatan
dan janji-janji untuk Israel. ps.
28 s/d 35
1.
Nubuat terhadap pemimpin-pemimpin Yerusalem. ps. 28 – 33
.
6
celaka ( 28 : 1 ; 29 : 1 ; 29 : 15 ; 30 : 1 ; 31 : 1 ; 33 : 1 ).
2.
Nubuat tentang pengepungan dan pelepasan Yerusalem dan
3.
Nubuat pertolongan hanya dari Tuhan. Ps. 34 – 35.
4.
Nubuat atas Sanherib
Ps. 36-39.
B. Penghiburan. Ps.
40 s/d 66.
Untuk mempermuda memahaminya dapat dibagi dua :
Ps. 40 – 55.
1. Keselamatan dijanjikan ps.
40 – 48
- Koresy = Cyrus ( 550 – 530
s.M ) ; 2 Taw. 36 : 22 – 23.
2 . Keselamatan terwujud ps.
49 – 55
- nyanyian hamba Tuhan ps.
53.
Ps. 56- 66.
3 . Keselamatan akan digenapi ps.
56 – 66
- langit dan bumi baru ps. 60 : 19 – 22
- Tuhan dan tahtaNya ps.
66 : 1
- seluruh umat sujud ps.
66 : 23 .
Bandingkan bagian ini
dengan Wahyu Ps. 21 – 22.
Ayat-ayat kunci baca : 7:14; 9: 6-7; 53: 4-7.
Catatan:
a.
Perhatikan pembagian di atas dengan jumlah buku dalam
Alkitab ( PL 39 buku tentang TORAT = hukum ). PB terdiri 27 buku
tentang Injil = berita kesukaan/ penghiburan .
b.
Permulaan bagian kedua (ps. 40) “terwujud “ dengan seruan
Yohanes Pembaptis (permulaan PB ).
c.
Alkitab memiliki 66
kitab, kitab Yesaya memiliki 66 pasal. 39 pasal pertama mengacu pada kitab PL
sebagian besar mengantisipasi adven (penantian) pertama Mesias, dan 27 pasal
terakhir Yesaya pararel dengan 27 kitab PB, berbicara tentang Mesias sebagai
Hamba.
III . POKOK – POKOK PENTING
A . Puisi-puisi yang indah
1.
Nyanyian kebun anggur ps. 5. Bangsa israel dilukiskan sebagai kebun Anggur yang
dicangkok, ditanam dan dibersihkan supaya menghasilkan buah yang baik. Tetapi
mengecewakan, sebab buah yang dihasilkan asam ( bd. Yoh. 15).
2. Nyanyian syukur dan keselamatan (Wahyu tentang raja
yang memerintah ditutup dengan kemuliaan) ps. 12.
3. Padang gurun
berbunga (melukiskan kerajaan pada akhir zaman, yang aman dan penuh dengan
kemenangan dan sukacita) ps. 35.
4 . Hamba Tuhan ps.
42. Berbicara tentang anugerah penebusan. Apa yang dikerjakan hamba Tuhan itu (
ay. 21 ), demi penyelamatan, menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus.
5.
Hamba Tuhan yang buruk tetapi mulia ps. 53. Tokoh ini
menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus yang disalibkan di Golgata.
Ada beberapa alasan :
ü Ia datang dalam kerendahan.
ü Ia dihina dan dihindari.
ü Ia menanggung sengsara ganti manusia berdosa, tertikam karena pemberontakan
kita.
ü Tuhan telah menimpakan kepada-Nya kejahatan kita.
ü Dalam menanggung sengsara itu Ia benar-benar pasrah, membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya.
ü Ia mati sebagai seorang penjahat.
ü Ia dibinasakan sebelum ajalnya – terputus dari negeri orang hidup.
ü Ia tidak bersalah, tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam
mulutnya.
ü Sesudah menanggung sengsara, Ia akan hidup, Ia akan melihat keturunannya.
ü Kehendak Tuhan terlaksana karena Dia.
ü Sesudah menanggung sengsara , Ia akan masuk ke dalam kemenangan besar.
ü Karena Ia akan membenarkan banyak orang.
Istri yang dipulihkan ps. 54.
Menggambarkan keselamatan dan Perjanjian damai dengan Sion. Mereka dihukum
tetapi hanya sesaat, karena Kasih-Nya Allah memanggil kembali mengacu pada
(Keselamatan).
B
. Panggilan Yesaya ps. 6.
Tempatnya di bait Allah pada saat menghadap Allah.
Panggilan ini terjadi di tengah-tengah keborokan moral bangsa yang tidak lagi
mengindahkan firman Tuhan. Yesaya sadar dirinya najis di hadapan Tuhan,
sebenarnya semua manusia harus sadar akan kenajisan dirinya unsani yang fana,
ketika berhadapan dengan kekudusan Allah (bd. Musa, Paulus, rasul Yohanes,
dll). Penglihatan itu berisi penyataan tentang Allah yang Mahakudus. Yang
melakukan penyucian adalah jamahan “ api “ dari Tuhan, oleh sebab itu setiap
manusia dan pelayanan Tuhan baru murni sesudah dijamah Tuhan.
C . Ajaran Tentang Allah
1.
Allah Yang Mahakidus.
Ungkapan yang khas “Yang
Mahakudus, Allah israel” ditemukan sebanyak 25 kali dalam (Yes. Ps. 1-39), dan
11 kali dalam (Yes. Ps. 40-55), dua kali dalam (Yes. 56-66). Kata kudus, dari
akar kata (bhs. Ibr. Q-r-sy); berarti dikhususkan atau dipisahkan. Gagasam
utama adalah ‘dikhususkan bagi’, bukan “dipisahkan dari” dan berkaitan dengan
dunia (Snauth, 1944. hal. 30-31).
Di gunung Sinai Allah berfirman tempat di mana engkau berdiri itu adalah tempat
yang kudus (Kel. 3:5). Yesaya secara nyata menunjukkan sifat moral kekudusan
itu, ia memakai istilah dalam ‘bhs. Ibr.tame’; najis tidak bersih untuk
menyatakan keadaan berdosa, dan juga menekankan kekudusan secara moral daripada
kekudusan secara ritual. Kekudusan dihubungkan dengan ibadah kepada Allah. [1] , tujuannya untuk
menanamkan taurat dalam hati orang. Penghukuman disebabkan kenajisan, yakni
pelanggaran terhadap kekudusan Allah, maka untuk pemulihan bangsa itu
memerlukan penyucian dalam penyelamatan dan penebusan.
2. Allah Penyelamat.
Nama Yesaya dalam bahasa. ibr. Yesya’yahu,
yang berarti Allah akan menyelamatkan, Allah adalah keselamatan, menolong kita
mengerti mengapa Yesaya sangat tertarik dengan berita keselamatan. Beberapa kali
disebut Allah disebut sebagai ‘Allah yang menyelamatkan engkau’ (Yes. 17:10),
yang mengacu khususnya pembebasan dari Asyur (lih. Yes. 11:11-16;12:1).
Keselamatan bersifat pribadi perhatikan
kalimat-kalimat “Tuhan datang menyelamatkan aku” (Yes. 38:20;12:2). Keselamatan
adalah pembebasan dari waktu kesesakan (Yes. 33:2), juga mengacu kepada waktu
yang dinanti-nantikan oleh umat Allah (Yes. 25:9), yang dalam konteksnya tampak
seperti masa depan yang penuh berkat. Keselamatan juga merupakan pembebasan dari
tangan musuh dan penindasan (Yes. 45:17; 49:25). Gagasan mengenai tebusan
dihubungkan dengan keselamatan karena Allah memberikan Mesir, Etiopia dan Syeba
sebagai gantin bagi keselamatan israel (Yes. 43 3). Allah satu-satunya
Juruselamat (Yes. 43:11-12)- berhala-berhala tidak mampu menyelamatkan (Yes.
46:7. bdg. Yes. 47:13). Keselamatan bergantung pada melakukan keadilan dan
kebenaran (Yes. 56:1), dan sejajar dengan “pembebasan”. Kesejajaran dengan
kebenaran ditemukan juga dalam (Yes. 59:11). Gagasan mengenai keselamatan
dihubungkan dengan penebusan, pembebasan, kebenaran dan keadilan, maka perlu
mempelajari gagasan-gagasan ini untik memperoleh gambaran yang lengkap mengenai
kata-selamat, keselamatan, juga Juruselamat,
3. Allah Penebus
Kata kerja bhs. Ibr.ga’al
menebus, bentuk partisifnya go’el; penebus, menyolok dalam kitab Yesaya.
Terdapat 26 kali dalam kitab ini. Ada dua kata lain yang digunakan dalam
penyampaukan “penebusan” yaitu kata ‘pada’ menebus dan kata ‘kipper’ menutupi.
Gagasan dasar kata ga’al adalah ‘mendapatkan kembali milik’ (termasuk orang)
yang tidak lagi dipegang oleh pemilik semula (lih. Yes. 52:3- kamu dijual tanpa
pembayaran, maka kamu akan ditebus tanpa pembayaran. Juga Yes. 43:13-14 “Aku
menebus engkau dengan Mesir, dan memberikan Etiopia dan Syeba sebagai
gantimu”.Dalam Yes. 41:14 “Yang menebus engkau ialah yang Mahakudus Allah
israel, firman Allah (bdg. Yes. 43:14; 47:4: 48:17; 54:5). Yesaya nenggumakan
kata ini terutama dengan arti ‘penyelamatan dari penawanan’ (Yes. 43:14, bdg.
Yes. 47:4).
Penyelamatan
itu tidak berhenti di situ, melainkan merupakan merupakan bagian dari satu
proses yang bergerak menuju ke sesuatu yang lebih besar dan baik lagi.
Penebusan itu akan membawa umat-Nya lebih berjaya dan mereka akan
bersorak-sorak di dalam Tuhan (Yes. 41:14-16).
Penyelamatan-Nya
memperlihatkan kebenaran, bahwa Dialah yang pertama dan yang terakhir,
selain Dia tidak ada ilah lain (Yes.
44:6-7). Hal ini berhubungan dengan tindakan-Nya sebagai Hakim (Yes. 47:3,...
dst), namun merupakan pengajaran bagi umat-Nya (Yes. 48:17) dan penyataan ilahi
bagi raja-raja (Yes. 49L7). Karya penyelamatan Allah, membuat Dia diagungkan
(Yes. 44:23).
D. Dalam kitab Yesaya paling jelas dinubuatkan
tentang Tuhan Yesus .
1. Kelahiran ........ ps.
7 : 14 ; 9 : 6.
2. Keluarga ............. ps.
11 : 1
3. Pengurapan ps.
11 : 2 ; 61 : 1 – 2
4. Tabiat ps.
11 : 3 – 4
5. Kehidupan ps.
7 : 15
6. Sifat ps.
42 : 1 – 4
7. Sengsara dan kematian ps.
52 : 13 – 53 : 12
8. Kebangkitan ps.
25 : 8 ; 51 : 1 ; 52 : 8
9. Pemerintahan yang mulia ps. 11
: 3 – 16.
Selain
tentang keselamatan, kitab ini juga memaparkan doktrin Kristus secara amat
rinci tentang pelayanan, sehinga tepatlah bila disebut Yesaya sebagai nabi
Penginjil. Doktrin Kristologi dapat diperoleh lebih jelas dan lengkap di kitab
ini dari pada kitab-kitab lain di seluruh PL.
E. Kristus Dalam Kitab Yesaya.
Selain
nubuat-nubuat di atas, kitab ini menyatakan potret Kristus dengan lengkap
seperti :
a. Mesias dalam kedaulatan-Nya di tempat
tinggi ( ps. 6).
b. Kemanusiaan-Nya ( ps. 7: 14;
9:6; 11: 1).
c. Pelayanan-Nya oleh Roh ( ps. 11
).
d. Nature ilahi-Nya ( ps. 7: 14;
9: 6 ).
e. Keturunan Daud ( ps. 11 ).
f. Karya Penebusan-Nya sebagai
subtitusi kita ( ps. 53 ).
g. Pelayanan-Nya sebagai hamba
Tuhan Juruselamat ( ps. 49 ).
K I T A B Y E R E M I A
Kira-kira 60 tahun
sesudah kematian Yesaya, Tuhan mengutus seorang nabi besar lain yang baru
berumur 21 tahun ( ? ) untuk melaksanakan tugas yang berat pada masa yang
sulit. Untuk mengerti dengan sungguh akan masa dan isi kitab ini kita harus
melihat pada catatan dalam kitab Raja-raja dan Tawarikh tentang masa-masa
terakhir kerajaan selatan dibawa pemerintahan raja Zedekia ( 2 Raja. 24 s/d 25
; 2 Taw. 36 ) + 40 tahun. Zaman
itu penuh dengan tantangan, suatu masa yang sangat penting dalam sejarah
Yehuda. Sepanjang 40 tahun yang penuh dengan kekacauan itu Yeremia mewartakan
firman Tuhan kepada raja dan rakyat dengan penuh pengorbanan, menjadi teladan
bagaimana seharusnya seorang nabi (hamba Tuhan) hidup.
Menurut LXX
(septuaginta) kitab Yeremia dan kitab Ratapan adalah satu buku maka penulisnya satu orang (Yeremia). Ia
merupakan seorang penulis yang potensial ( menulis 55 pasal ), karena ia juga
merupakan seorang yang cukup menguasai Pentateukh dan ahli dalam menulis prosa
maupun puisi. Di PB banyak penulisnya mengutip dari kitab ini, hampir seperti
pada kitab Yesaya.
I . Latar Belakang.
A . Judul dan Penulis
Dalam bahasa Ibrani
“Yirmeyahu yang artinya Allah menetapkan atau meninggikan, Allah melempar (kan ) “. Dilihat dari kata kerja “rama” arti harafianya adalah
melemparkan. Pengertian positif dari nama ini adalah Allah ; menetapkan,
mengangkat, meninggikan, ... Allah adalah tinggi ( yang ditetapkan Allah bagi
penulis dan sisa bangsa ). Sedangkan pengertian yang negatipnya ; Allah
membuang, melemparkan nabi ke dalam dunia keji atau dilemparkan ke bawah untuk
menghakimi bangsa-bangsa dan ( Yehuda ). Untuk mengetahui latar belakang
kitab ini kita harus membaca dan mempelajari kitab 2. Raja-Raja : 22-25.
Yeremia
tercantum sebagai penulis, ia berasal dari satu kota imam di Anatot tanah
Benjamin (1:1). Ia mendiktekan nubuat-nubuatnya pada Baruk, jurutulisnya
kecuali pasal 52. Pribadi Yeremia, ia seorang yang lemah lembut namun gagah,
panjang sabar dan memperhatikan kepentingan orang lain, tulus rendah hati dan
setia kepada Tuhan. Ia sedia berkorban karena kasihnya kepada bangsanya. Satu
sifat hamba Tuhan yang patut diteladani. Hal lain yang dapat kita lihat dari
pribadi Yeremia :
(1). Hati Yeremia dihancurkan oleh
pemilihan Allah terhadap dirinya ( 11: 21 ; 15 : 10 ; 16 : 8 ; 20 : 8, 14), ia
juga dari kelompok imam (1 : 1). Ia juga dicap/digelari sebagai nabi yang suka
menangis (9:1; 13:17).
(2). Kemungkinan besar bahwa ia tidak
menikah karena tuntutan tugasnya yang berat dalam pelayanannya beberapa kali ia
hampir dibunuh karena keberaniannya menegor raja dan para penguasa Yerusalem.
(3)
Cengkeram pemilihan
Allah terhadap dirinya diungkapkan dengan jelas :
a.
Sejak ia lahir (1 : 5)
b.
Firman yang berkuasa
pada mulutnya (5 : 14)
c.
tidak dapat
menghindarkan diri, dan harus menyampaikan firman-Nya (20 : 9).
d. Perjanjian
perlindungan Allah yang kokoh bagi keselamatan (1 : 8, 17 – 19 ; 20 : 1 – 6 ;
26 : 16 –24).
(4). Pertentangannya dengan nabi-nabi
palsu (5 : 31; ps. 28).
(5). Dari semua nabi-nabi, catatan
tentang dirinya yang paling lengkap.
B . Waktu
Yeremia melayani dari masa pemerintahan lima raja Yehuda terakhir;
Manasye,Yoahas, Yosia, Yoyakim, Yoyakhin dan Zedekia sampai dengan Yehuda di
buang ke Babel (1 : 1 – 3). Zedekia raja terakhir ker. Yehuda berada dibawah
kekuasaan Babel, tetapi ia pro Mesir. Nabi Yeremia menentang dia, karena
semuanya itu bertentangan dengan kehendak Allah, maka Allah memakai Babel
sebagai alat ditangan-Nya ( campur tangan Babel adalah kehendak Tuhan, seijin
Tuhan). Hal itu terjadi karena ia lebih
mendengar nabi-nabi palsu yang bernubuat atas nama Yahweh, dari pada Yeremia,
dan akhirnya Zedekia lebih mendengar nabi palsu. Keputusan raja Zedekia pro
Mesir membawa akibat yang menyedihkan dalam sejarah bangsa Israel.
Di sisi lain pada
waktu itu bangsa Israel tidak mengindahkan firman Allah dan tidak setia lagi
kepada Tuhan. Maka terjadi kemerosotan rohani, pemimpin-pemimpi menjadi buta
rohani. Mengaku suci tetapi tiap hari berbuat kejahatan. Ketidak setiaan kepada
Tuhan nampak dari hujatan raja kepada Tuhan, ia membakar naskah firman Allah (
36: 27 ), rakyat tidak mau mendengar firman Tuhan ( 37 : 2 ). Raja silih
berganti sebagai hukuman Tuhan. Dosa-dosa membutakan mata bangsa Israel sehingga
tidak melihat pekerjaan Tuhan yang menggunakan segala perkara untuk menghukum
bangsa itu.
Yeremia
sezaman dengan nabi-nabi Nahum dan Zefanya (lebih dulu). Habakuk, Daniel dan
Yehezkiel (kemudian ) ia bekerja sama dengan Yosia. Pada waktu itu kondisi rohani
Yehuda sudah semakin memburuk sampai pada klimaksnya, sementara kerajaan Mesir
yang silih berganti dengan Asyur mengancam bangsa itu. Kemudian Mesir
dikalahkan oleh Babel yang sekaligus mengilas kerajaan Yehuda. Berdasarkan
kisah di atas dapat diperkirakan pelayanannya antara 626-586 sM. Maka periode
penulisanya sekitar tahun 627-585 sM.
Riwayat lain Yeremia
kemungkinan besar ia lahir pada masa raja Manasye, dari kota Anatot ( 3 – 6 km
sebelah utara Yerusalem ). Ayahnya Hilkia seorang imam. Tradisi Yahudi
menyebutkan bahwa ia mati syahid di Mesir oleh orang-orang Yahudi yang
diperingatkannya untuk jangan melawan Babel yang hanyalah alat Allah untuk
menghukum Yehuda (merupakan jalan keselamatan), bagi sisa bangsa yang
dikuasainya. Dalam peringatan Tuhan melalui nabi Yeremia, apabila mereka
berpaling ke Mesir mereka pasti akan
binasa (bd. kitab Tawarikh).
Catatan, selidiki raja-raja Yehuda yang sezaman dengan Yeremia
yaitu raja: Yoahas, Yoyakim , Yoyakhin, Zedekia. (lih. ps. 35 s/d 36) mengenai
keadaan kerohanian dan disimpulkan dalam (Yer. 5: 31 baca).
C . Latar Belakang Historis.
Yeremia hidup pada tahun-tahun terakhir kerajaan Yehuda.
Ia membawa berita ‘penghukuman’, kegelapan karena dosa-dosa.
Kebusukan-kebusukan sosial dan keagamaan menjadi dasar kehancuran yang tidak
bisa dihindari (Yer. 2: 5-7). Situasi Internasional waktu itu, kerajaan Asyur
berada di puncak kekuasaan, raja Manasye (687-642 sM) setia kepada Asyur yang
mengakibatkan kemerosotan kerohanian, pemujaan kepada Yahweh dan dewa-dewa
kafir. Pemerintahan Manasye disebut sebagai zaman kemurtadan yang luar biasa
dan ia disebut raja yang paling jahat.
Yosia (640-609 sM).
Ia berumur 8 tehun ketika naik tahta, dan urusan
pemerintahan ditangani penasehat yang tetap setia kepada Asyur. Kekuatan Asyur
mulai lemah sesudah raja Assurbanipal meninggal. Dimana terjadi perang saudara,
dan raja baru tidak sanggup lagi menguasai bagian barat termasuk negeri Yehuda.
Yosia membebaskan Yehuda dari pengaruh Babel dalam pemerintahannya ia mencari
Tuhan dan membersihkan dewa-dewa asing di Yehuda (2 Taw 34: 3-7), kemudian
memperluas kerajaannya. Puncaknya thn 622 sM ia mengadakan reformasi dan
membersihkan bait suci dan taurat Tuhan ditemukan. Yeremia memulai pelayanannya
thn ke 13 pemerintahan Yosia, dan ia mengkritik ketidak setiaan kepada Yahweh
dan ketidak setiaan bangsa israel kepada Allah dan meminta bangsa itu bertobat.
Dalam pemerintahannya kerajaan Asyur masih tetap merupakan bayangan. Pada waktu
itu Mesir bersekutu dengan Asyur untuk melawan Babel tetapi tidak sanggup.
Babel mengalahkan kekuasaan Asyur 508 sM dan menghansurkan secata total thn 612
sM ini terjadi pada pemerintahan Yosia.
Pada pemerintahan Yosia Yerusalem disucikan, keturunan
Daud dipersatukan dan Yerusalem kembali menjadi pusat agama, mereka hidup dalam
kemakmuran. Tetapi harapan itu menjadi pudar ketika raja Nekho II, dan
Firaun maju dengan tentara yang besar ke
Karkemis. Untuk menolong Asyur, Yosia maju ke Megido, dan tindakannya yang
bodoh itu berakibat fatal ia terbunuh dan digantikan oleh anaknya Yoahas.
Yoyakim (609-598 sM).
Raja Nekho menguasai negeri-negeri Aram dan israel, dan ia memperlakukan
Yehuda dengan keras. Dia menurunkan Yoahas dan membuangnya ke Mesir dan
mengangkan Yoyakim anak Yosia yang lain menjadi bawahannya untuk memungut pajak
yang besar. Yoyakim sikapnya lalim. Lebih rendah dari ayahnya Yosia. Dalam
pemerintahannya dia memaksa rakyat kerja keras tanpa dibayar karena
perbendaharaan negara bangkrut. Kemudian reformasi yang dibangun Yosia hansur
dan bangsa itu kembali kepada penyembahan berhala, dan ketidak adilan meraja
lelah di mana-mana dan setiap orang yang melawan raja dihukum mati.
Pada thn 605 sM Nebukadnesar anak raja Babel menyerang
Mesir, kemudian mengalahkan Aram tengah dan terus melanjutkan geraknya. Pada
thn 604 sM mereka memasuki dataran Filistea dan merebut Askelon . Yehuda berada
dalam bahaya, maka raja Yoyakim mengalihkan kesetiaannya dari Mesir ke Babel.
Yoyakim bermaksud membebaskan diri dari Nebukadnesar dan ia memberontak secara
bodoh. Tahun 598 sM Nebukadnedar menyerang Yerusalem dan Yoyakim wafat dan
digantikan Yoyakhin. Dia setia kepada Nebukadnesar, tetapi kemudian dibuang
dengan beberapa pemimpin sipil dan warganegara yang terkemuka dan sebagai
penggantinya Zedekia diangkat menjadi raja Yehuda, namun sebagai taklukan
Babel.
Raja Zedekia (598-586 sM)
Ada
tiga peristiwa penting dalam sejarah Yehuda dalam pemerintahan Zedekia :
1.
Pembuangan raja Yoyakhin dan warga negara terkemuka
lainnya ke Babel (587 sM). Yeremia mengucapkan nubuatannya tentang dua
keranjang buah ara ( ps. 24) dan peistiwa itu segera terjadi.
2.
Pemberontakan yang direncanakan melawan Babel. Peristiwa
itu merupakan latar belakang dari tindakan Yeremia yang besifat simbolik
tentang Kuk (ps. 27), dan perselisihannya dengan nabi Hananya (ps. 28). Surat
kiriman kepada orang-orang buangan di Babel (ps. 29). Pelemparan kitab yang
berisi nubuat ke dalam sungau Efrat ( 51: 59-64).
3.
Pemberontakan melawan Babel thn 589 sM yang mengakibatkan
dikepungnya Yerusalem dan penghancurannya thn. 587 sM. Pemberontakan ini akibat
dari :
a. Ketika
kerajaan Babel memperketat pengepungan, mereka melawan. Yeremia bernubuat, kota itu akan dibinasakan.
b. Ketika
kerajaan Babel meninggalkan Yerusalem untuk sementara, Yeremia menegor dan berkata, itu hanya
sementara dan akan kembali, dan pengepungan itu akan diperbaharui ( 34: 8-22).
c. Yeremia dipenjarakan. Ada dua hal tentang
peristiwa tersebut (lih. 37: 11-21 dan 38: 1- 2a; 39: 15 –18.
d.
Sementara dia dipenjara, Yeremia membeli ladang dari
pamannya ( 32: 1- 15).
e.
Yerusalem direbut
thn 587 (39: 1-2, 4-10) dan Yeremia dilepaskan dari penjara.
Sebelum pengepungan dan jatuh Yeremia melawan kepercayaan optimis yang
palsu dari penduduk Yerusalem dan nabi-nabi palsu, ysng nubuatnya bertolak
belakang dengan nubuat nabi Yerenia. Nabi-nabi palsu menjanjikan keselamatan
jumlah mereka lebih banyak dan rakyat lebih percaya kepada nabi-nabi palsu.
Nabi-nabi palsu dan bangsa Yehuda yakin teguh bahwa Sion tidak dapat diganggu
gugat. Kerajaan Daud bertahan selama empat abad di Yehuda, sekalipun kerajaan
utara dihancurkan kerajaan Asyur. Mereka percaya Allah telah mengadakan
perjanjian dengan putra Daud (2 Sam. 7), sehingga muncul keyakinan bahwa
Yerusalem tidak akan pernah direndahkan musuh, Yerusalem kediaman Allah. Dia
takkan membiarkan musuh-Nya menyerang rumah-Nya. Mereka memaksa Yeremia menutup mulutnya (tidak bernubuat
lagi).
Pembelian ladang merupakan tanda sesudah
penghukuman, itu menunjuk pada keadaan Yehuda akan dipulihkan (pengharapan),
rumah, ladang serta kebon Anggur akan diberi di negeri itu (lih. Ps, 30 – 31).
Demikianlah Yeremia menyampaikan pengharapan melalui tindakan simbolis kepada
bangsanya.
Kerajaan Mesir merupakan kekuatan menggoda Yehuda untuk melawan dan minta perlindungan dari ancaman Babel (hal
ini merupakan topik yang disoroti khusus oleh Yeremia ), tetapi nabi Hanaya
yang pro Mesir membenci Yeremia dan dituduh sebagai penghianat bangsa tanpa
malu. Akhirnya Zedekia terbujuk menghianati Nabukadnesar raja Babel, dan
akhirnya Babel mengepung Yerusalem, Di tengah-tengah situasi ini Zedekia tidak
berani menentukan pendirian, ia berpaling ke Mesir. Kemudian dalam peperangan
di Karkhemis ( 605 sM ) Mesir pun dikalahkan Babel, inilah awal kehancuran.
Pengepungan berhasil orang-orang Babel bertindak ganas ( 2 Raj. 25 ).
Zedekia lari kemudian ditangkap tentara Babel. Nabukadnesar menyembelih
anak-anaknya di depannya dan mencungkil matanya dan dia dibelenggu ke Babel.
Sebulan kemudian Nabukadnesar dan tentaranya kembali ke Yerusalem, merubuhkan
tembok-temboknya, dan membakar inilah akhir kerajaan Yehuda.
Hati Yeremia remuk melihat penggenapan nubuatannya, suatu
kisah kehancuran yang mengerikan atas Yerusalem ditulis dalam 2 Taw. 36 : 11 –
21. Dan peran nabi Yeremia tentang kisah itu dinyatakan di ( ay. 11, 21 baca
). Yeremia berangkat ke Mesir secara paksa ( Yer. 43: 1-7), dan tidak ada
khabar yang pasti tentang masa akhir hidupnya.
C. Tema dan Tujuan
Tema
kitab ini adalah “Pelayanan dan Pergumulan”. Kitab ini menekankan keseimbangan
antara pengumuman penghakiman dan pengharapan pemulihan yang dapat kita lihat
dalam bagian penutup. Allah membuat perhitungan atas setiap pelanggaran, dosa,
penyembahan berhala yang mereka lakukan (22: 9; 32: 29; 44: 2-3). Umat Allah
ikut-ikutan mengorbankan anak-anak mereka kepada dewa-dewa kekejian (7: 30-34),
satu kenajisan di mata Allah. Namun dalam situasi ini pun Nabi Yeremia tetap
mengasihi umat Yehuda walaupun mereka membencinya, terlepas dari dosa-dosa
dan kejahatan mereka, ia tetap mendoakan
bangsanya/ mereka (14: 7,20).
II . SUSUNAN
( lih. bagandi belakang )
A .
Panggilan Yeremia ps.
1
B . Kumpulan khotbah ps.
2 – 20.
1. Pelayanan umum ps.
2 – 10.
2. Pengalaman-pengalaman pribadi ps.
11 – 20.
C . Nubuat-nubuat Khusus ps.
21 – 33.
1. Kepastian untuk pembuangan ps.
21 – 29.
2. Janji pemulihan ps.
30 – 33.
D . Laporan peristiwa sejarah ps.
34 – 44
1. Pengepungan dan jatuhnya Yerusalem ps.
34 – 39.
2. Sesudah penghancuran ps.
40 – 44
E . Pelengkap ps.
45 – 52
1. Barukh ps.
45
2. Bangsa-bangsa kafir ps. 46 – 51
(perhatikan tentang bangsa Babel )
3.Jatuhnya Yerusalem ( Zedekia dan Yoyakhim ) ps. 52.
Ayat-ayat kunci baca :
1: 4-10; 7: 23-24; 8: 11-12.
III . POKOK – POKOK PENTING
A . Pasal 1. “panggilan Yeremia”. Tuhan telah mengenal
dan memilih dia sejak dari kandungan untuk menjadi Nabi bagi bangsanya.
Mula-mula Yeremia menolak panggilan Allah karena masih muda, tetapi karena
perintah dan janji Tuhan, akhirnya ia menerima panggilan Tuhan itu dan
melakukan dengan konsekuen.
a.
Pengalaman-pengalaman pribadi nabi ini sungguh merupakan
gambaran kesetiaan di dalam pelayanan
yang di dalamnya nampak juga pergumulannya terhadap Tuhan perhatikanlah keluhan - keluhannya:
a.
Keluhannya dan jawaban Tuhan ( ps. 12 ), tentang
bangsanya ( ps. 17 ).
b.
Penggunan alat-alat peraga seperti ikat pingang, buyung
anggur, musim kering, tukang periuk, buli-buli pecah , nabi dengan Kuk dll.
c.
Antara nabi Allah dan nabi palsu ( ps. 28 )
d.
Yeremia dimasukkan ke dalam sumur ( ps. 38 ).
** Carilah bukti-bukti bahwa Allah memakai orang-orang tertentu untuk
melepaskan Yeremia dari ancaman kebinasaan.
e.
Perhatikanlah nasihat, teguran dan nubuatan terhadap
orang-orang yang berlari ke Mesir untuk mencari “selamat ”.
C . Nubuat tentang
Mesias tunas yang Adil yang tampak bertentangan dengan nabi palsu/penipu.
Gembala-gembala palsu yang membiarkan kambing domba gembalaannya hilang, dan
iman palsu ( ps. 23 ). Pasal 24, nubuat tentang pembuangan ke Babel yang
berlangsung selama 72 tahun.
D . Kekuasaan Allah
dalam Sejarah
Kekuasaan
Allah nampak jelas dalam sejarah, melalui bangsa israel dalam pendudukan tanah
Kanaan, adalah akibat langsung campur tangan Allah. Yeremia menegaskan
peristiwa-peribtiwa di Yehuda, Mesir, Babel ditentukan kekuasaan Allah. Bukan
politik manusia (dengan kata lain manusia, politik hanya berhasil sejauh sesuai
dengan kehendak Allah). Inilah yang disampaikan Yeremia kepada raja Yoyakim dan
Zedekia. Kehebatan Babel, bukan karena kekuatan politik (bdg. Yer. 27:6),
tetapi kekuatan Allah dalam sejarah. Ia memakai bangsa-bangsa lain untuk
melaksanakan kehendak-Nya. Kekuatan Allah dalam sejarah dinyatakan dalam
penghukuman terhadap bangsa-bangsa dalam (Yer. 46-51). Hukum itu berbentuk
kejadian-kejadian, seperti kelaparan, wabah penyakit dan banjir, juga melalui
serangan militer (51:1-4). Semua itu menunjukkan kekuasaan Allah melalui sejarah.
E . Janji
Pemulihan
Janji pemulihan Israel - menunjuk pada pembaruan batin
kalau dikaitkan dalam PB karena karya Kristus (bdg. 31 : 31 – 34 ). Untuk
memperbaiki keadaan harus ada perjanjian baru antara Allah Yang Mahakuasa dan
bangsa israel “Maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi
umatKu” (Yer. 31:33). Perjanjian baru itu diprakarsai Tuhan (ay. 31). Perjanjian
baru itu dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus yang mengharuskan adanya
perjanjian itu :
1.
perjanjian itu bahkan lebih bersifat pribadi daripada
janji perkawinan yang dengan terang-terangan telah dilanggar oleh israell
(perjanjian itu telah mereka ingkari,... (Yer. 31:32).
2.
Perjanjian itu ditulis
dalam hati mereka yang menjadi sumber kejahatan, bukan pada lempengan batu
(ay.33).
3.
Perjanjian itu menghasilkan pengenalan yang benar akan Allah – taurat baru
yang mencakup kepatuhan penuh dan persekutuan yang kaya tidak membutuhkan
pengajaran manusia (ay. 34) dan
4.
Perjanjian itu
menjamin pengampunan sepenuhnya terhadap dosa-dosa yang mendatangkan hukuman
(ay. 24).
[2] .
Perjanjian baru dan Taurat baru, berpadu untuk memberi gambaran tentang
masa yang akan datang, yakni; hubungan pribadi yang baik dengan Allah dan masa
depan bangsa yang cerah di dalam Tuhan.
Paul Enns menulis perjanjian baru sebagai berikut :
(1)
Kovenan baru itu merupakan kovenan anugerah tanpa syarat
yang berdasar atas “Aku hendak” dari Allah,... (2) Kobenan baru merupakan
kovenan kekal,.. (3) Kovenan baru juga menjanjilan adanya pembaharuan akal budi
dan hati yang disebut regenerasi,... (4) Kobenan baru menyediakan restorasi
yang berasal dari kemurahan dan berkat Allah,... (5) Pengampunan dosa juga
termasuk dalam kovenan itu, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan
tidak lagi mengingat dosa mereka (Yer. 31:34b). (6) Diamnya Roh kudus juga
termasuk di dalamnya. Hal ini dapat terlihat dari perbandingan Yer. 31:33
dengan Yehz. 36:27. (7) Pelayanan pengajaran Roh Kudus akan dimanifestasikan,
dan kehendak Allah akan dikenali melalui ketaatan hati,... (8) Sebagaimana
biasanya dalam kasus israel adalah pada tanah itu, ia akan diberkati secara
materi seturut dengan provisi dari kovenan baru itu,.. (9) Bait suci akan
dibangun kembali di Yerusalem, karena telah tertulis “Aku,.. akan memberikan
tempat kudus-Ku di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya. Tempat
kediamanKupun akan ada pada mereka” (Yehz. 37: 26-27 a). (10) Perang akan berhenti
dan damai akan memerintah sesuai dengan (Hos. 2:18). (11) Darah dari Tuhan
Yesus adalah dasar dari semua berkat-berkat kovenan baru, karena ‘oleh karena
darah perjanjian-Ku denga engkau, Aku akan melepaskan orang-orang tahananmu
dari lubang yang tidak berair’ (Za. 9:11). [3] . Kovenan baru ini dalam masa akan datang (eskatologis lih.
Yer. 31:27).
IV . TEMA –TEMA PENTING KITAB YEREMIA
Ada dua tema penting dalam surat ini yaitu :
1. Penglihatan dan
Perbuatan-perbuatan Simbol
ayat penglihatan/
simbol arti
:
1: 11 – 12 Dahan pohon
badam Allah
siap sedia menghukum.
1 : 13 – 16 Periuk yang
mendidih Hukuman
13 : 1 – 11 Ikat pinggang
lenan Pembuangan
18 : 1 – 11 Tukang periuk Allah
yang Mahakuasa
19 : 1 – 13 Buli-buli yang pecah Kota dan
bangsa akan dihancurkan
24 : 1 – 10 2 keranjang
buah ara Pemilihan
ilahi antara bgs Yehuda
27 : 2 – 28 :17 Kuk kayu dan besi Israel
ditaklukkan oleh Babel.
32 : 6 – 15 Pembelian
ladang Iman
43 : 8 – 13 Batu-batu
disembunyikan Mesir
ditaklukkan Babel
51 : 59- 64 Kitab tenggelam
di sungai Babel
akan tenggelam Efrat.
2. Nubuatan.
Nubuatan sebelum
jatuhnya Yerusalem Ps. 1 – 39.
a.
Tanpa masa ps. 1 – 20
b.
Dengan menyatakan masa
ps. 21 – 39.
Ps. 22. Berbicara tentang raja-raja terakhir ker. Yehuda Yoahas (Salum),
Yoyakim, Yoyakhin dan Zedekia dan Raja-raja yang jahat. Inti amanat kitab Yeremia yang diulang
beberapa kali “ Aku akan membalas “ dan “ Aku akan membawa balik “. Yang dapat
kita pelajari secara rohani, pada mulanya terjadi kegagalan karena dosa
manusia, tetapi akhirnya diperoleh kemenangan berkat kasih Allah. Ada
penghukuman dengan murka yang penuh,
tetapi dibalik semuanya itu ada kasih sampai saat terakhir.
3.Tekanan dalam kitab ini :
Ada beberapa yang dapat kita lihat :
a.
Kemerosotan dan kemusnahan suatu bangsa pada dasarnya
karena tidak mengindahkan Allah dan setia kepada-Nya.
b.
Orang yang tidak menghormati Tuhan, akan mengalami moral
dan ahlaknya yang semakin memburuk, akhirnya timbul ketidaktaatan yang akan
berkembang menjadi hujatan.
c.
Kitab ini menceritakan bagaimana jalan penghukuman Tuhan
atas kehidupan suatu bangsa. Perhatikan silih berganti raja/ pemimpin adalah
merupakan suatu tandanya.
d.
Pelajaran bagi hamba Tuhan, Tuhan tak menghitung nilai
pelayanan manusia menurut hasilnya saja, tetapi Tuhan melihat “ kesetiaan “
dalam pelayanan.
4. Kristus Dalam Kitab ini
Banyak potret Kristus yang terlihat dalam kitab ini. Dia digambarkan
sebagai pancaran Air hidup (2: 13; bd. Yoh. 4: 14 - Gembala yang baik (23: 4) -
Tunas Adil (23: 5), dan Tuhan kebenaran kita ( 23: 6).
Aritonang, MP.
K I T A B R A T A P A N
Dalam urutan menurut
tradisi Yahudi, kitab ini termasuk dalam “Magillot“ (gulungan-gulungan )
bersama Rut, Kidung Agung, Pengkhotbah - Ester . Kitab-kitab ini dibaca pada
hari-hari raya tertentu. Kitab Ratapan dibacakan pada hari raya peringatan
jatuhnya Yerusalem/ runtuhnya Bait Allah – peristiwa di tahun 587/ 6 sM, maupun peristiwa thn. 70 AD Yerusalem
kembali dihansurkan raja Titus.
Ratapan sering disebut
syair yang sedih, ada yang menamakan kitab syair yang di tulis di pekuburan
karena isinya mengandung kebinasaan Yerusalem, hujan tangisan, sungai air mata
suatu tasik kesedihan.
Perbandingan antara kitab Yeremia dengan kitab ini adalah
sbb :
a.
Yeremia sebelum jatuhnya Yerusalem berisi ;
peringatan-peringatan.
b.
Ratapan sesudah Yerusalem jatuh berisi, tangisan-tangisan
/Ratapan.
I . LATAR BELAKANG
A .
Judul
Dalam bahasa Ibrani,
judulnya ada dua antara lain:
1 .“ ‘Ekhah “ ( ah, bagaimana / aduhai ) ini merupakan
kata-kata pertama pada pasal 1, 2 dan 4.
( bhs. Indonesia “ ah “ ).
2. “ Qinoth yang artinya “ratapan“ sebagai nyanyian penguburan atau ratapan
atas tragedi yang dalam. Judul ini merupakan isi pokok dari kitab ini.
Terjemahan dari judul ini yang dipakai pada terjemahan-terjemahan ke dalam
bahasa-bahasa lainnya.
Dalam versi-versi lama, kitab ini dianggap sebagai tambahan pada kitab
Yeremia, sehingga tidak tercantum dalam
daftar isi sebagai kitab yang berdiri sendiri.
B .
Waktu dan Pengarang
Kitab
ini termasuk puisi ditulis oleh saksi mata kehancuran Yerusalem ( 1 : 1, 7 ; 2
: 10, 11, 15, 21-22 ; 3: 1 ; 4 : 8-10 ; 5 : 1, 7 – 22), bahkan penulis terlibat
langsung sebagai penderita ( “ kami “ ).
Kitab
Yeremia pasal 52 , merupakan fakta sejarah yang menjadi latar belakang kitab
Ratapan ini sehingga tepat untuk menjadi pendahuluan dari Ratapan.
Penulis ada empat bukti
bahwa penulisnya adalah Yeremia :
1.
LXX, menempatkan kitab ini langsung dibelakang kitab nabi
Yeremia, dan memberikan pendahuluan “ Yeremia duduk menangis dan meratap dengan
ratapan ini untuk Yerusalem “.
2.
Tradisi Yahudi.
3.
Kesamaan antara Ratapan dengan bagian-bagian puisi dalam
kitab Yeremia ( bd. 2 Taw. 35 : 25 ).
4.
Penulis merupakan saksi mata kejatuhan Yerusalem dan
sekali gus adalah seorang penyair yang ahli.
Kitab
ini ditulis oleh Yeremia, ia menyaksikan dengan mata kepala sendiri malapetaka
yang menghancurkan Yerusalem dan bait Allah yang memiliki kemegahan, indah dan
dibangga-banggakan itu dihancurkan oleh Babel. Ia menangisi nasib bangsanya,
dan anak-anak yang diperlakukan secara hina, setelah kejatuhan Yerusalem, yang
jatuh tahun 586 sM. Waktu inilah waktu yang mendekati waktu penulisan kitab ini
yaitu tahun 586 sM.
C. Tema dan Tujuan
Tema
kitab ini adalah “ Sengsara karena Dosa “. Tema utama adalah ratapan atau
perkabungan atas sengsara bangsa Yehuda yang telah jatuh dalam dosa dan
kerusakan bait suci yang mereka agung-agungkan yang sangat memiluhkan.
Nabi
berseru kepada bangsa yang dihukum, bahwa Allah adalah adil dan benar dalam
tindakan-Nya, karena itu mereka dihimbau untuk menaklukkan diri mereka di bawah
tangan Tuhan dan kemurahan-Nya, disertai dengan pertobatan yang
sungguh-sungguh. Allah telah murka, namun karena kemurahan-Nya, Ia tetap setia
terhadap perjanjian-Nya (bd. 3: 22-23).
II . SUSUNAN ( lihat Bagan )
Pasal 1 . Dukacita, menangis – karena kehancuran Yerualem, dan akibat dosa
.
Pasal 2 . Sebabnya , dipukul Tuhan - karena murka Allah atas dosa para
pemimpin.
Pasal 3 . Pengharapan ; Kemurahan Tuhan, percaya Tuhan,
dan kasih setiaNya , bertobat.
Pasal 4 . Pertobatan sebagai jalan keluar dari penderitaan.
Pasal 5 , Doanya, menyerukan Tuhan, lihatlah Tuhan – baharuilah kami.
Ayat-ayat kunci
baca:2: 5-6; 3: 21-24 .
III. POKOK PENTING ( INTI BERITA )
Ada tiga pokok penting
:
1.
Ratapan atas penghukuman Yerusalem karena dosa (bd. Luk.
13: 34-35; 19: 41-45). Ratapan dalam PL adalah satu sarana umat Tuhan untuk
mengungkapkan kepedihan atas peristiwa yang sulit dilupakan. Kemalangan yang
dialami umat sering dirasakan berlawanan dengan keyakinan umat bahwa Allah baik
dan berkuasa, (bahwa Allah berjanji akan memberkati umat yang setia pada-Nya).
Inkonsistensi demikian menimbulkan problema iman, membuat orang beriman
frustrasi dan kecewa.
Ratapan ada dua jenis, ratapan individual dan
ratapan komunal. Ratapan beda dengan keluhan :
a.
Mengeluh memiliki konotasi bersungut-sungut, sebuah sikap
hidup yang justru dicela dalam Alkitab ( bd. 1 Kor. 10: 10; Fil. 2: 14).
Ratapan merupakan cara berdoa yang direkomendasikan dalam PL.
b.
Mengeluh memberi indikasi bahwa kesulitan terjadi belum
begitu serius, sementara ratapan keluar dari orang yang betul-betul menderita.
c.
Dalam Alkitab, kitab Ratapan sesudah kitab Yeremia, dan
isi kitab ini memang sesuai dengan arti ratapan yang dimaksud.
d.
Keluhan menjadi komponen dari jenis ratapan.
Ratapan
individual dan ratapan komunal, boleh dikatakan tidak berbeda, perbedaannya
terletak pada jenis kesusahan yang menyebabkan ratapan tersebut. Pada ratapan
komunal biasanya disebabkan kalah perang, penyakit menular, bencana alam (bd.
Maz. 44, 58, 60, 74, 79, 80, 83, 85, 89-90, 106, 137, 144). Sekalipun diakui
kesusahan yang terjadi dikarenakan ketidaktaatan umat, namun nada ratapan
komunal cenderung menuduh Tuhan telah menyebabkan kesusahan atau minimal ikut
bertangung jawab karena membiarkan itu terjadi (kendati belum tentu keadaan
yang sebenarnya demikian). Ratapan komunal tetap keluar dari ungkapan iman umat
yang memohon supaya kesejahteraan mereka dipulihkan.
2.
Pengakuan dosa ( 1: 8; 3: 5-9 ; 5: 16).
3.
Pengharapan yang bercahaya .
Pengharapan
dalam penderitaan ps. 3 ( lih. 3: 21-32; 5: 21 dan bd. 2 Kor. 4: 18). Kitab
Ratapan sering disebut sebagai syair yang amat sedih, namun pengharapan, kasih
setia Allah tersedia bagi orang yang bertobat, Allah akan membawa keluar dari
penderitaan dan dosa. Pasal 3, adalah puncak kejahatan dan kehancuran Yerusalem
dinubuatkan, namun di tengah-tengah kehancuran dituntut iman dan pengharapan
akan belas kasihan Allah yang tidak berkesuahan, sebab Dia tidak menolak
umat-Nya untuk selama-lamanya.
4.
Kristus Dalam Kitab Ratapan.
Ada dua hal tentang Kristus dalam kitab ini
yang dapat kita pelajari :
a.
Ia adalah hamba yang menderita, yang biasa dengan cercaan
dan hinaan dari musuh-musuh-Nya ( 1: 12; 2: 15-16; 3: 14, 30).
b.
Kristus meratapi Yerusalem bersama Yeremia, karena
kehancuran kota ini ada di depan matanya (Mat. 23: 37-38).
Aritonang, MP.
K I T A B Y E H E Z K I E L
Bila Tuhan menghukum
umat-Nya, justru disebabkan oleh karena Ia sedemikian mengasihi mereka, sebab
hukuman itu belum bersifat final (itulah berkat rohani dalam kitab ini).
Masa-masa pembuangan bagi bangsa israel adalah merupakan masa penyucian. Untuk
menyatakan kasih-Nya Tuhan mengirimkan
nabi - nabinya. Di antaranya adalah nabi Yehezkiel yang mendapat gelar sebagai
“bapak Yudaisme “ , dalam arti positif.
I . LATAR BELAKANG
A . Nama
Dalam
bhs. Ibrani “ Yehezqe’el “ berarti
Yahweh/ Allah menguatkan (3: 8 - 9). Bila kata “ tahun ketiga puluh “
dianggap dalam perhitungan tentang umur Yehezkiel, waktu itu mereka di dalam
perjalanan pembuangan (1 : 1 - 2), pada tahun 597 sM maka itu berarti ia lahir
pada tahun 627 sM pada masa pemerintahan raja Yosia. Ayahnya bernama Busi dari
golongan imam, hal ini yang memungkinkan Yehezkiel juga menjadi seorang imam (
1 : 3 ; 40 : 46 ; 44 : 15).
Yehezkiel menerima
panggilan sebagai nabi ketika ia berada di pengasingan di Babel (1: 1-3).
Jabatannya sebagai nabi terfocus pada bait Allah, keimamam dan kemuliaan Allah.
Dia menikah ( 24: 15-18), dan tinggal di rumahnya sendiri. Bersama dengan
tawanan yang lain, mereka sering berkumpul dan memiliki kehidupan yang relatif
bebas.
Ada dua hal dalam
hidupnya yang menghancurkan hatinya :
1 . Pengepungan Yerusalem (605 sM dan 597 sM), sebelum
penghancuran tahun 586 sM. (lih. 24 : 2).
2 . Kematian isterinya (24 : 15 – 24) yang merupakan
lambang, penghancurkan Yerusalem (24 : 21 – 22).
Pada tahun
597 sM, nabi Yehezkiel diangkut sebagai tawanan ke babel, sebagai tawanan ia tergolong yang diberi kebebasan di tanah pembuangan,
sehingga ia tinggal di Tel – abid (3 : 15) artinya “bukit butir gandum“.
Letaknya dekat sungai Kebar “kabour”, yang artinya sungai besar. (lih.1 : 1 – 3
; bd. Maz. 137). Rupanya rumahnya merupakan tempat para tua-tua Yahudi yang di
dalam pembuangan sering berkumpul untuk berkonsultasi (8 : 1 ; 14 : 1 ; 20 :
1).
Tiga pasal permulaan kitab ini merupakan catatan tentang panggilan Tuhan
untuk pelayanannya, dan 22 tahun kemudian ia masih melayani (lih. 29 : 17).
Panggilannya menunjukkan bahwa ada nabi diantara mereka yang dibuang, dan
panggilan itu hendak menunjukkan bahwa tugas dan kewajibannya ialah menjadi
jurubicara Allah. Di Babel Yezhekiel melemparkan celaan-celaan terhadap
penyelewengan-penyelewengan agama dan penyembahan yang dilakukan diYerusalem
yang jauh beratus ratus kilometer di seberang padang gurun.
Titik tolak pelayanannya adalah tibanya seorang pembawa berita dari
Yerusalem yang memberitahukan kejahatan penduduk kota itu ( Yer. 33: 21).
Bangsanya Israel tidak percaya kepadanya, karena menurut keyakinan mereka tidak
mungkin ada nabi di tempat pembuangan mereka. Hal lain karena hukuman/ nubuatan
disampaikan kepada bangsa Israel yang jaraknya beratus-ratus kilo meter dari
Babel Walapun demikian akhirnya mereka datang juga mendengar dia ( 33: 30).
Ketika di Babel walaupun sebagai tawanan ia diberi kebebasan melayani sehingga
ada kesempatan untuk memulihkan bangsa yang berserak itu.
B . Penulis dan Waktu
Penulisnya
adalah Imam Yehezkiel bin Busi yang menerima panggilan sebagai nabi ketika
berada di pengasingan Babel (1:1-3). Jabatannya sebagai nabi terfocus pada
kepribadiannya dan cintanya pada bait suci, keimamamnya, mempersembahkan korban
demi kemuliaan Allah.
Waktunya, titik perhitungan pelayanan Yehezkiel adalah jatuhnya Yerusalem .
Ia mulai melayani 6 tahun di Israel sebelumnya (593 sM.) hingga 16 tahun di
Babel kemudian ( 571 sM ). Nubuat terakhir diterimanya sekitar tahun 571 sM.
Masa 6 tahun pertama ia bernubuat tentang kepastian penghancuran Yerusalem, dan
sesudah itu ia bernubuat tentang keruntuhan kerajaan-kerajaan kafir (ps.
25–32), dan terakhir ia bernubuat tentang pembangunan kembali umat Tuhan (ps.
33– 48). Dari penjelasan di atas periode penulisan diperkirakan sekitar tahun
593-571 sM.
Catatan :
605 sM. : Serangan Babel yang pertama - Daniel dkk. ditawan.
597 sM. : Serangan kedua Yehezkiel ditawan.
586 sM.: Serangan terakhir, Yerusalem dihancurkan, Bait
Allah dihancurkan/ bongkar habis.
Di Babel ia melayani orang-orang buangan, suatu situasi yang sulit karena
bangsa itu belum mengeri maksud dari pembuangan itu sebagai hukuman, teguran
dan peringatan-peringatan Tuhan. Tugas Yekezkiel adalah memulihkan kembali hati
bangsa itu dari pengharapan yang kosong (Yezh.11: 15; 33: 34), dengan
menjelaskan maksud pembuangan serta menekankan masa depan yang penuh
pengharapan di dalam Tuhan.
C . Tema dan Tujuan
Temanya
adalah “Kemuliaan Tuhan“. Tujuannya kejatuhan Yerusalem dan pengasingan di
Babel merupakan cara dan ukuran yang dibutuhkan untuk menunjukkan anugerah
Allah. Dengan mendisiplinkan umat-Nya yang tidak taat, Tuhan menghendaki agar
supaya bangsa itu kembali dari kemurtadan. Di mana pada suatu hari kelak Yahweh
akan memulihkan umat-Nya yang bertobat dan mengokohkan, serta menegakkan mereka
kembali dalam kemuliaan dan Kerajaan-Nya, di akhir zaman dengan bait suci yang
baru.
Tujuan yang lain
mengingatkan umat Tuhan sebelum mereka diasingkan (sebagai perenungan), dan
meyakinkan mereka akan perjanjian Allah yang tidak berubah. Kejatuhan Yerusalem
dan pembuangan merupakan cara Tuhan untuk mendisiplinkan umat-Nya yang tidak
taat.
D. Inti Berita
Kitab Yehezkiel
menekankan tiga pokok :
1 . Bangsa Israel dibuang karena dosa. Oleh sebab itu
mereka harus bertobat dan kembali kepada Allah.
2 . Pembuangan itu akan berlangsung selama 70 tahun ( bd.
Yer. 29 ), sekalipun ada nabi-nabi palsu yang mengatakan bahwa waktunya tidak
sepanjang itu. Tetapi untuk kembali ke tanah perjanjian mereka harus kembali
kepada Tuhan terlebih dulu.
3 . Akan ada
pemulihan yang sesungguhnya – pada waktu yang lama yang diberlakukan hanya pada
sisa bangsa yang setia.
Dalam seluruh aspek pelayanannya, nabi ini mengutamakan
kedaulatan Allah dan kemuliaan Allah ( ps. 1 s/d 11, memuat hal kemuliaan itu
sebanyak 11 X ).
Tambahan :
Perbandingan pokok pengertian tentang Allah yang disampaikan oleh keempat
nabi “ besar “ adalah sebagai berikut :
Yesaya : Keselamatan
dari Tuhan Allah.
Yeremia : Pengadilan
dari Allah.
Daniel : Kerajaan
Allah.
Yehezkiel : Kedaulatan dan
Kemuliaan Allah.
II . SUSUNAN ( lihat Bagan di belakang ).
Ps. 1- 32, nubuat
penghukuman atas dosa-dosa Israel
1 : 1 – 24 : 27. – Dosa-dosa Israel
dan hukuman yang akan datang. ( peringatan ditulis sebelum kejatuhan Yerusalem)
1 : 1 – 3 : 27. – Panggilan
Yehezkhiel
4: 1 – 5 : 17. – Empat Nubuat
yang dilambangkan
6: 1 – 14. – Nubuat
melawan gunung-gunung israel
7 : 1 – 23. – Kebinasaan
yang sudah dekat
8 : 1 – 11: 25. – Dosa-dosa
Yerusalem dan hukuman
12: 1 – 24 : 27. – Nubuat melawan
Yerusalem
25 : 1 – 32 : 32 . – Nubuat melawan bangsa-bangsa.
25 : 1 – 17. – Bangsa-bangsa
di sekitar israel
26 : 1 – 28: 26. – Tirus
29 : 1 – 32 : 32 . – Mesir.
Ps. 33 : 1 – 48 : 35 . Nubuat
Penghiburan /Pemulihan Israel ( kerajaan Mesianik).
33: 1 – 20 . – Tanggung jawab
nabi dan umat.
33 : 21 – 33. – Titik putar
pelayanan Yezkhekiel
34 : 1 – 37: 28. – Kembalinya
israel ke negerinya.
38 : 1 – 39 : 29 . – Nubuat melawan Gog
40 : 1 – 48 : 35. – Bait suci dan
umat Allah.
Pasal-kunci; 36 - 39, dan ayat-ayat kunci ; 36:24-30; 33-35 (baca).
III . POKOK – POKOK PENTING
A . Penglihatan- penglihatan
Nabi
Yehezkiel disebut sebagai “ nabi penglihatan “ oleh karena sebagian besar dari
nubuat-nubuatnya berasal dari penglihatan. Ada enam ( 6 ) penglihatan pokok :
1 . Kerub ; ps. 1 : 4 – 28, istilah kerub (lih . 9 : 3 ;
10 : 2 , dll), dan penglihatan ini menunjukkan kemuliaan Allah.
2 . Gulungan kitab
2 : 8 – 3 : 3. – perintah Allah yang di amanatkan kepadanya.
3 . Kemuliaan Allah di lembah 3 : 22 – 23. – Allah memberikan perintah
dengan didahului penyataan diri-Nya.
4 . Yerusalem :
a.
Berhala di Yerusalem ( 8 : 1 – 18).
b.
Penghukuman pada orang-orang fasik ( 9 : 1 – 11 )
c.
Api penghukuman dari Tuhan, atas kota ( 10 : 1-2 )
d.
Tuhan meninggalkan Yerusalem ( 10 : 18 – 11 : 25).
5 . Tulang-tulang kering ( 37 : 1 – 10 ).
6 . Bait Allah yang baru, sungai, ... dan kota yang kudus ( 40 : 1 –
48 : 35 ).
Yehezkiel melihat empat mahluk hidup ( 1: 5 ) masing-masing mahluk bermuka
empat dan bersayap empat dan bertangan 4 ( 1: 6, 8 ). Keempat mahluk tersebut
adalah kerubim ( Yehz. 10- bd. Kitab Kejadian dan Why. 10, disebut pintu ke
taman Firdaus. Empat mahluk
hidup itu masing-masing :
1.
Masing-masing mahluk bermuka empat ; muka Singa, Lembu,
muka manusia dan muka Rajawali. Artinya; kekuatan, pengabdian, kepandaian,
ketinggian. Kiasan ini mengungkapkan kekuatan yang sangat besar, pengabdian
yang sangat lembut, kepandaian yang sempurna dan kerohanian yang
setinggi-tingginya dan itu terdapat hanya di dalam diri Tuhan Yesus.
2.
Masing-masing bersayap empat dan bertangan empat, hal ini
menyatakan kesanggupan melakukan pengabdian yang sempurna.
3.
Masing-masing berjalan lurus ke depan, ke arah mana roh
itu hendak pergi. Hal ini menggambarkan bahwa kerubim itu benar-benar
melaksanakan kehendak Tuhan.
4.
Rupa mereka kelihatan seperti api yang menyala ( 1: 13 ),
suatu hal yang menyatakan kesucian yang mutlak. Api adalah lambang penyucian,
dan terbang kesana kemari menyatakan ketangkasan bertindak ( 1: 14 ).
Keempat
mahluk dalam penglihatan Yehezkiel itu melambangkan kehidupan Tuhan Yesus ( bd.
Why. 4: 7 ), sebab Ia menjelma menjadi manusia dan kita melihatnya. Di samping
setiap mahluk ada roda dan tiap-tiap sisi ( 10 : 9 ). Roda itu dapat berputar
dan berjalan cepat – punya mata ( 1: 18 ). Mahluk itu di atas roda dan roda itu
sampai ke langit (1: 20). Hal ini melambangkan gerak cepat dan dapat melihat
seluruh penjuru bumi ( karena di atas), dan roda itu digerakkan oleh Roh. Hal
ini menunjuk pada pemerintahan Allah. Roda pemerintahan Allah berjalan cepat ke
seluruh arah bumi. Roda-roda itu menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi
di muka bumi ini, namun dibalik semuanya itu Allah berdaulat dan memerintah.
B . Tindakan-tindakan Simbolis sesuai dengan Yezh. 12 : 6.
Dari antara para nabi, maka nabi
Yehezkiel yang paling sering dan nyata memakai “ alat peraga “ dalam
pemberitaannya dengan tindakan-tindakan sebelum menyampaikan firman yang
dialamatkannya bagi bangsanya. Ada 10 hal; selidikilah wujud tanda dan artinya
yang tercantum dalam : 4 : 1 - 3 ; 4 : 4 - 8 ; 4 : 9 -17 ; 5: 1 – 17 ; 12 : 1 –
7 ; 12 : 17 – 20 ; 21 : 1 – 17 ; 21 : 18 – 23 ; 22 : 17 – 31 ; 24 : 15 – 27 ;
37 : 15 – 17 .
C
. Gembala Sejati
Yehezkhiel 34, menubuatkan tentang
‘gembala’ (ay.2). Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai gembala sejati (ay.
11-15b – bdg. Luk. 19:10). Ia akan mengumpulkan mereka dari negeri-negeri dan
membawa mereka ke tanahnya sendiri (ay.13). Di ayat 23, Allah berkata; akan
mengangkat satu gembala atas mereka, yaitu Daud hamba-Ku – seperti Tuhan Yesus
adalah gembala (lig. Yoh. 10: 1-18).
D. Nubuat tentang Pemulihan di masa mendatang ( ps. 36 - 37)
Menceriterakan berkat-berkat yang akan datang, mengumpulkan umat-Nya dari
seluruh negeri ke bukit israel ( 36: 24-30) dan diikuti oleh pengharapan akan
pemulihan dalam penglihatan tulang-tulang kering yang bergerak – hidup (ps.
37), hal ini menunjuk pada pemulihan masa akan datang (akhir zaman) bdg. 36:
33-35. Nubuat
Yehezkiel tentang penglihatan yang luar biasa, tentang “seorang anak manusia”
sebagai tokoh penyelamat dalam nubuatannya, hal itu setelah kerajaan Daud
hancur, ini menunjuk pada apokaliptik – eskotologi. Selain itu juga untuk
memulai dengan hidup yang baru. Dalam pemulihan, Allah memberi ada perjanjian
baru, hati yang baru, roh yang baru bagi umat tebusan-Nya.
E . Krisrus Dalam kitab Yehezkiel
Mesias
digambarkan sebagai ranting lunak di puncak tertinggi pohon aras yang akan
ditanam di gunung tinggi (17: 23-24), ilustrasi yang mirip dalam kitab Yes. 11;
Yer. 23:5; 33:15 dan Zak. 3:8; 6:12).
Yehezkiel berbicara tentang Mesias
sebagai Raja yang punya hak memerintah (21: 26-27) dan akan melayani sebagai
gembala yang benar (34: 11-31). Di dalam PB Tuhan Yesus Gembala yang baik (lih.
Yoh. 10).
Catatan :
Nubuat –nubuat Yehezkiel disebut nubuat-nubuat apokaliptis = dikupas,
dibuka artinya nubuat-nubuat tentang akhir zaman – lebih menjurus pada
kehancuran dunia ini nantinya. Tetapi secara umum arti apokaliptic adalah “
penyataan tentang Allah “. Oleh sebab itu banyak persamaan antara ayat-ayat
dalam Yehezkiel – dengan surat Wahyu.
Keempat
mahluk dalam penglihatan ini menunjuk pada kekuatan; - Singa lambang kekuatan
yang besar – Lembu lambang pengabdian yang selembut-lembutnya – manusia lambang
kepandaian yang sangat sempurna dan Raja wali lambang kerohanian yang sangat
tinggi. Penglihatan nabi Yehz. dalam 1 : 10, tentang empat mahluk yang
menunjukkan kepada Yesus dalam keempat Injil di PB dapat diartikan :
1.
Muka manusia : ialah Injil Lukas – Yesus sebagai anak
manusia.
2.
Muka Singa : ialah Injil Mateus – Yesus sebagai singa
Yehuda
3.
Lembu : ialah Injil Markus – Yesus hamba yang aktif
bekerja / /melayani.
4.
Muka rajawali : ialah Injil Yohanes – Yesus yang
mengasihi umat manusia.
Aritonang, MP.
K I T A B D A N I E L
Kitab Daniel disebut
sebagai “kitab yang terbesar dalam Alkitab tentang kerajaan-kerajaan yang jahat
dan kerajaan Allah“. Yang dimaksud dengan kerajaan-kerajaan yang jahat itu
adalah kerajaan dunia bangsa kafir, sedangkan kerajaan Allah yang dimaksukan di
sini adalah kerajaan “seribu tahun“. Kebenaran yang utama dalam kitab ini
“Allah Israel memerintah alam semesta “.
Pribadi dan pengalaman Daniel merupakan gambaran kedaulatan Allah. Ia yang
bermula seorang tawanan, yang justru kemudian diangkat menjadi penguasa bagi
mereka yang menawannya. Sebelum pembuangan nabi-nabi Tuhan dibunuh oleh umat
Tuhan, tetapi pada masa Daniel nabi-nabi Israel bahkan dihargai sekali oleh
orang kafir.
Kitab Daniel merupakan
kitab yang mencakup seluruh dunia dan sepanjang masa. Daniel bernubuat tentang
bangsa Israel dan seluruh bangsa-bangsa dunia, serta mengaitkan keduanya dalam
satu jalinan sejarah umat manusia, suatu nubuat yang bermuara pada kehidupan
yang kekal. Dengan mempelajari kitab ini, maka bukan saja kita di bawa kepada
pengertian tentang rencana keselamatan Israel dan perorangan, melainkan juga
pada gambaran keselamatan yang menyeluruh bagi dunia ini/ alam semesta.
I . LATAR BELAKANG
A . Nama
Dalam
bhs Ibrani “Daniyye’l” = “ Allah adalah hakim/ penguasa “ ( Allah adalah
hakimku ). Sedangkan “Beltsazar“ adalah nama yang diberikan oleh Nabukadnezar,
yang diambil dari nama dewanya ( 4: 8 ) artinya “ pangeran Bel ”. Daniel lahir
dari keluarga ningrat pada masa pemerintahan Yosia. Ia ditawan ke Babel ketika
masih muda, pada pembuangan pertama ( 605 sM.). Melalui penyaringan dan
pendidikan ia menanjak dalam kancah politik di kerajaan Babel dan Persia.
Pribadinya yang menonjol, ia seorang pemberani, orang beriman (tidak mudah
goyah).
Ia tokoh besar
yang dikasihi Tuhan (lih. 9: 23 ; 10: 11, 19) – bandingkan dengan Yohanes murid Tuhan Yesus, murid yang
dikasihi-Nya. Ia memuliakan Tuhan di tengah-tengah orang kafir. Orang yang
memuliakan Tuhan, akan dimuliakan bersama dengan Dia ( bd. 1 Sam. 2: 20 ).
Walaupun Daniel seorang negarawan, tetapi ia diilhami Allah untuk menulis kitab
ini, meskipun tidak menduduki jabatan kenabian. Namun Kristus menyebutnya
sebagai nabi (Mat. 24: 15; Mrk. 13: 14).
B . Penulis dan Waktu.
Untuk mengetahui tahun penulisannya, kita melihat dari sejarah, Yerusalem
jatuh pada tahun 586 sM sesudah terlebih dahulu dikepung tiga kali thn. 605 sM
= Daniel ditawan, 597 sM Yehezkiel ditawan, melalui masa pembuangan 70 tahun
s/d tahun. 516 sM di Babel.
Ada yang
menyebutkan bahwa permulaan 70 tahun itu adalah tahun 605, dan berakhir thn.
536 sM, saat di mana kelompok pertama kembali untuk membangun Yerusalem ( Ezra.
1 : 1).
Masa pembuangan itu mulai dengan penaklukan Yehuda oleh
raja Babel “Nabukadnezar” (Dan. 1: 1). Raja Babel terakhir Belsyazar (5: 30), kemudian Koresy raja
Persia menguasai “ dunia ” (550 – 534 sM.).
Kerajaan Persia dilanjutkan oleh raja Darius – Media (6:1). Nabi Daniel
menandai pelayanannya tahun ke 3 pemerintahan raja Yoyakim,... Nabukadnezar
mengepung Yehuda,... membawa beberapa orang,... di antara mereka,....
Daniel,...... (1 : 1– 6). Kemudian catatan tentang waktu yang terakhir
ialah “zaman ,... Darius,...
pemerintahan Koresy “ (6 : 29). Masa permulaan itu adalah tahun 605 sM.
sedangkan masa terakhirnya tidak diketahui dengan pasti. Darius I memerintah
dari tahun 516 sM. sampai 490 sM. Dari penjelasan di atas dapat diperkirakan
penulis adalah Daniel. Hal yang menguatkan dia sebagai penulis, dan ditulis
setelah masa pembuangan sekitar tahun 537 sM adalah :
1.
Nabi Daniel disebutkan oleh Yehezkiel ( Yezh. 14 : 14, 20
; 28 : 3 ).
2. Tuhan Yesus menyebutkan Daniel sebagai pengarang kitab ini ( Mat. 24 : 15
).
3. Dari dalam kitab ini terdapat bukti bahwa penulisnya adalah Daniel sendiri
( 7 : 2 ), yang kepadanya diberi Wahyu-wahyu Allah, ... kata ganti “ aku “ (12 : 4 ), menyebutkan bahwa Daniel adalah
penulis seluruh kitab ini.
4. Catatan : Penolakan atas kitab ini dengan alasan nubuat yang terlalu “
berani ” dan mujizat - mujizat yang tidak masuk akal, merupakan penolakan
terhadap kedaulatan Allah ( seperti juga banyak hal yang sama pada
bagian-bagian Alkitab yang lainnya ).
Catatan :
Ada yang menyebutkan bahwa permulaan 70 tahun itu adalah tahun 605, dan
berakhir tahun 536 sM, saat di mana kelompok pertama kembali untuk membangun
Yerusalem ( Ez. 1:1).
Hal lain yang
menguatkan adalah gagasan/tujuan yang terkandung dalam kitab ini “Supaya
orang-orang yang hidup tahu bahwa yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan
manusia dan memberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya “ ( ps. 4: 17, 25,
32).
C. Tema dan Tujuan.
Tema kitab ini
“kedaulatan Allah, Tuhan adalah raja”. Sebagai Allah yang berkuasa dan Allah
yang sejati yang berkuasa atas seluruh dunia ini, Ia mengahancurkan kekuasaan
dunia yang memberontak kepada-Nya, tetapi Dia juga setia pada perjanjian-Nya
dan kepada setiap orang yang beriman kepada-Nya. Tujuannya memanggil umat Allah
agar tetap setia kepada-Nya dizaman perhambaan. Ini perlu disaat-saat terakhir
sejarah dunia (akhir zaman).
Kitab ini ditulis untuk menguatkan
kepercayaan kaum Yahudi yang dibuang, bahwa Allah yang berdaulat atas dunia ini
mempunyai rencana tersendiri bagi mereka dan kerajaan-Nya akan ditegakkan di
seluruh bumi ( 2: 24-35, lih. 7: 13-14).
II . SUSUNAN KITAB (lih. bagan di belakang )
A. Pasal 1- 6 - SEJARAH
Pasal 1 – Pendahuluan Daniel menerima kekuasaan (
ditulis dalam bahasa Ibrani ).
Pasal 2 – mimpi raja ttg patung
Bangsa kafir ( ditulis dalam bahasa Aram )
Pasal 3 - perapian
Pasal 4 - Pohon besar (mimpi ke 2)
Pasal 5 - Tulisan (mene-mene takel)
Pasal 6 - Gua Singa (raja Darius)
B. Pasal 7 – 12 . - PENGLIHATAN
( ditulis dalam bahasa Ibrani ).
Ps. 7 Penglihatan 4 binatang
Ps. 8 Domba dan tanduk
Ps. 9 Penglihatan Doa utk Yerslm
Ps. 10 Penglihatan Tentang 70 X 7
Ps. 11 Penglihatan ttg masa yg akan datang
Ps. 12 Penglihatan ttg akhir Zaman
(penutup).
Pasal kunci ps. 9 : 24-27, dan ayat-ayat kunci baca :2: 20-22, 44; 7: 14.
Catatan :
1.
Tentang
bangsa-bangsa kafir memuat kisah heroik Daniel dan ketiga kawannya dalam hal
ketaatan kepada Allah sehingga berani melawan pemerintah/ penguasa) seperti ;
vonis Allah terhadap Belsyazar, Daniel di gua Singa, nubuat tentang
kerajaan-kerajaan dunia dan kedatangan Mesias.
2. Tentang bangsa Yahudi, nubuat akhir zaman.
III . POKOK-POKOK PENTING
1.
Kegigihan Sadrakh, Mesakh dan
Abednego, merupakan gambaran permulaan kebangkitan Yudaisme yang
tanpa kompromi. Di pihak lain, Nebukadnezar yang bermimpi dengan patung emas,
diartikan oleh Daniel dan mencoba mewujudkan mimpi itu dengan menyuruh membuat
patung itu dan menyembahnya merupakan gejala umum kekafiran atas penyataan
Allah (bd. Rom. 1).
2.
Kerajaan-Kerajaan dan Kerajaan Allah.
Dalam Dan.ps. 2, Daniel menafsirkan mimpi Nabukadnesar
tentang patung, yang berkenan tentang apa yang akan terjadi dikemudian hari.
Keempat patung itu melambangkan empat kerajaan, mulai dari kerajaan
Nabukadnesar (lih. 2:38-40).
3.
Kesombongan Nabukadnezar mengakibatkan ia direndahkan
oleh Allah ( ps. 4 ), sedangkan kesombongan Belsyazar berakibat fatal ( ps. 5).
4.
Nubuat-nubuat akhir zaman tentang kerajaan-kerajaan
dunia ps. 2 – 6. Antara lain :
a.
Urutan tentang patung dan artinya; - Emas berarti
kerajaan Babel – dada dan lengan perak berarti kerajaan Media – Persia – perut
dan tubuh tembaga berarti kerajaan Yunani – kaki besi, kerajan Roma.
b. Urutan
tentang binatang-binatang buas dan artinya :
*. Seekor Domba jantan,...tanduknya dua dan kedua tanduk itu tinggi, yang satu
lebih tinggi, dan yang terakhir itu lebih tinggi (8: 3). Kedua tanduk itu ialah
raja orang Media dan Persia dilukiskan dengan kerajaan, tetapi kedua kerajaan
itu mempunyai dua corak. Persia lebih besar dibawah pemerintahan Koresy dan pengganti-penggantinya.
*. Seekor Kambing jantan gambaran yang membinasakan kerajaan Media dan Persia
(8: 5 - 7). Kambing jantan berbulu kesat
itu ialah raja Yunani. Tanduk besar di antara kedua matanya itu menggambarkan
raja pertama (ay. 12). Tanduk yang besar itu (raja Iskandar), patah. Lalu
tumbuh empat pucuk tanduk yang aneh pada tempatnya sejajar dengan mata angin di
langit. Artinya diterangkan, tanduk besar patah empat kerajaan kelak, bangkit
berdiri gantinya (ay. 22). Kerajaan raja Iskandar dan penggantinya digambarkan
satu kerajaan.
*. Empat ekor binatang buas. Binatang keempat sangat menakutkan, mendasyatkan,
ia sangat kuat bergigi besar dari besi dan bertanduk sepuluh. Di antara
kesepuluh tanduk tumbuh satu tanduk kecil yang menyebabkan tiga dari tanduk
terdahulu tercabut. Pada tanduk itu ada “ mulut yang menyombongkan “. Tanduk
itu berperang melawan orang-orang kudus, mengalahkan mereka sampai yang lanjut
usianya datang dan keadilan diberikan kepada orang-orang miliknya sampai
waktunya datang dimana yang Mahakudus memegang pemerintahan (8 : 21 – 22).
Kerajaan keempat memiliki kaki dari besi dan tanah liat yang bertanduk sepuluh
adalah kerajaan Roma, yang berlangsung sampai kedatangan kerajaan Kristus.
Ada
dua fakta besar yang dinyatakan oleh patung itu berkenan dengan kehidupan masa kini :
1. Penghabisan ( akhir zaman ) bukanlah datang melalui
perbaikan sedikit demi sedikit sampai akhirnya mencapai kesempurnaan, melainkan
melalui suatu krisis, suatu kehancuran, suatu malapetaka yang datang secara
mendadak, karena zaman yang digambarkan sebagai sepuluh jari kaki akan “
terungkit “ lepas oleh sebuah batu tanpa perbutan manusia yang meremukkan patung itu (2: 34 - 35, 43
- 45).
2. Akhir zaman sudah dekat. Dua kaki yang menggambarkan
kerajaan Roma telah terwujud. Kerajaan pecah menjadi dua kerajaan besar ;
kerajaan sebelah barat dan timur (tahun 395). Jarak penobatan Nabukadnezar (606
SM) sampai pecahnya kerajaan Roma waktunya 1000 tahun. Dengan demikian tanpa
ragu-ragu tafsiran dari mimpi itu yang dapat kita pelajari kita hidup di zaman akhir yang di lambangkan
oleh kaki dan jari patung. Setelah melihat semua perkara itu, hendaknya kita
yang percaya kepada Kristus, berdiri dan menengadah sebab penyelamatan sudah dekat
( Luk. 21: 28 ), dan terus hidup di dalam kesalehan (2 Pet. 3 : 11).
Perwujudan
dari nubuat itu dalam sejarah di dunia adalah kerajaan :Babel – Baru (tahun.
612 – 539 sM).
a.
Kerajaan Media – Persia (539 – 331 sM).
b.
Kerajaan Yunani
(331 – 63 sM).
c.
Kerajaan Romawi, ada tiga periode :
§ kejayaan Roma kuno thn. 63 sM. – 476 AD. Kerajaan Roma terpecah menjadi 10
kerajaan-kerajaan.
§ anti Kristus yang mempersatukan
politik dan agama.
c . Penglihatan tentang tujuh puluh Sabat (ps. 9
: 1-27). Intrepretasi atas nubuat ini diantara kelompok Injili ada dua jenis :
1. Kelompok petama menafsirkan bahwa pemenuhan nubuatan
itu pada kedatangan Kristus yang pertama-tama, tanpa mempersoalkan zaman
gereja. Tokoh yang diperhadapkan adalah antara Titus yang menghancurkan bait
Allah (thn. 70 AD) dengan Yesus yang datang sebelumnya ( ? ).
2.
Kelompok kedua
menafsirkan dengan adanya “jurang pemisah” antara ; 7 minggu, 62 minggu dengan
1 minggu terakhir. Menurut kelompok ini Daniel tidak melihat “zaman gelap” oleh
karena zaman ini bukanlah langsung berhubungan dengan bangsa Yahudi, melainkan
termasuk anugerah Allah bagi bangsa kafir.
5.
Nubuat tentang Masa depan Bangsa Israel (ps. 9).
Dalam sejarah bangsa Israel kita
melihat kefasikkan. Akibatnya Allah menghukum mereka melalui pembuangan (masa
murka Allah bd. Yer. 10: 25; Dan. 8: 9). Masa pembuangan sendiri membuka jalan
pada satu era pengharapan dan persiapan bagi kedatangan Mesias.
Tentang 70 Minggu yang merupakan satu ketetapan masa
depan israel (lih. 9: 24-27) adalah satu hasil yang menunjukkan bahwa
pembuangan itu bukanlah untuk selama-lamanya. Sebaliknya bangsa yang
menaklukkan bangsa Israel akan lenyap dan Allah akan mendirikan kerajaan baru
yang beda dengan kerajaan manusia.
Masa
70 x 7 yang ditetapkan Allah (9: 24-27) untuk menggenapi pekerjaan Mesias.
Penetapan itu menunjuk bahwa pembuangan tidaklah untuk selamanya, perikop ini
memberi kita kerangka kronologis penyelamatan. Pembuangan merupakan persiapan
membuka jalan bagi bangsa israel satu era baru, persiapan bagi kedatangan
Mesias. Mesias mulai dari Daniel hingga didirikannya kerajaan Mesias di bumi,
dan Kekuasaan-Nya yang abadi yang tidak akan lenyap (bd. 7: 14).
Kitab Daniel mengajarkan
kebenaran, bahwa walaupun umat-Nya dalam perbudakan satu bangsa lain, Allah
sendirilah yang berdaulat, dan yang pada akhirnya menentukan nasib seseorang
maupun nasib suatu bangsa.
6. Kebangkitan.
Pasal terakhir kitab ini, menekankan kebangkitan orang
mati. Hal ini mempengaruhi bangsa israel, sebab sebelumnya mereka tidak percaya
ada kebangkitan orang mati. Konsep kebangkitan mengacu pada eskatologi. Dalam
arti luas, kepada keselamatan yang dijanjikan Allah. Hal ini tidak terlaksana
di bumi, sebab hidup di dunia banyak penderitaan orang percaya. Manusia harus
menunggu pemenukannya setelah kematian, kebangkitan-Nya.
7. Kristus Dalam Kitab
Daniel.
Gambaran
Kristus dalam kitab Daniel adalah kedatangan anak domba yang akan disembelih
(bd. Dan. 9:25-26). Kristus juga digambarkan sebagai batu penjuru yang
meremukkan kerajaan dunia (2:34, 45) dan sebagai anak manusia (7:13). Tuhan
Yesus sering menyebut diri-Nya sebagai anak manusia dalam PB (lih. Mat. 4:30;
26:64; Why. 1:7,13; 14:14). Istilah itu mempunyai makna dalam melukiskan-Nya sebagai
mahluk surgawi yang ada sebelum dunia diciptakan, dan memerintah suatu kerajaan
yang iniversal. Dari istilah itu kemudian dikembangkan penggenapan nubuat
Daniel pada diri Tuhan Yesus. Dan penglihatan dalam Dan.10: 5-9, seperti
penampakan, menunjuk kepada Mesias yang akan datang (bdg. Why. 1: 12-16).
Catatan :
Advent merupakan aliran yang mempersoalkan
pada perhitungan-perhitungan dalam nubuat kitab ini.
IV. Penanggalan.
Ayat peristiwa Kalender
Yezh. Kalender kita.
: : hari bln. thn : hari bln. thn.
: 1
: 1 : Panggilan Yehezkiel :
5 4 30 : 31 juli 593
: 1
: 2 : Panggilan Yezh. :
5 4 5 : 31 Juli 593
: 8
: 1 : Vision ; Berhala dlm. B. Allah :
5 6 6 : 17 Sep 592
: 20 : 1 : Pembuangan para tua-tua :
10 5 7
: 9 Agt. 591
: 24 : 1 : Pengepungan Yers. dimulai :
10 10 9 : 15 Jan 588
: 26 : 1 : Nubuat melawan Tirus :
1 11 : 12 Feb 586
: 29 : 1 : Nubuatan melawan Mesir :
12 10 10 : 7 Jan 587
: 29 :17 : Mesir diberikan kpd.
Nabukadnesar :
1 27 : 26 Aprl 571
: 30 :20 : Kekuasaan Mesir
berakhir : 7 1 11 : 29 Apr 587
: 31 : 1 : Nubuatan melawan Firaun :
1 3 11 : 21 Jun 587
: 32 :1 : Nyanyian ratapan mengenai Firaun : 1 12 12 :
3 Mar 585
: 32 :17 : Firaun di dunia org.
mati :
15 12 12 : 17 Mar 585
: 33 :21 : Kota itu sudah
ditaklukkan :
5 10 11 : 19 Jan 585
: 40 :1 : Vision mengenai Yers. yg. baru
: 10 1 25 : 26 Apr 573
Catatan : Sumber Tyndale Commentary
“ Yezekiel ” ( J.B. Taylor ) hal. 36.
Aritonang, MP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar