Senin, 17 Oktober 2016

Pengantar PL II Bag. Pertama




SEKOLAH  TINGGI  TEOLOGI (STT IKSM) JAKARTA
SLABUS.
Mata Kuliah  : Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian  Lama. II
Bobot SKS     :      2 SKS
Kelas            :      Semester  II.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
I.                   DESKRIPSI  :  
Suatu study kajian garis besar  isi/pesan, latar belakang, Tujuan Kitab-kitab Perjanjian Lama khususnya Perntateukh, kitab  Puisi/Syair, Nabi-Nabi . Mahasiswa mempelajari hubungan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. (mengeri dan memahami kitab-kitab Perjanjian lama). Tujuanya, agar supaya mahasiswa mengerti isi dan tema serta dapat menguasai kitab-kitab Perjanjian Lama secara khusus kitab – kitab Puisi (syair) dan kitab Nabi – Nabi..
II.  STANDAR  KOMPETENSI  :
 Setelah mempelajari Mata Kuliah ini, mahasiswa diharapkan
1.  Mahasiswa mengerti dan memahami;  Isi, garis besar dan Tujuan Perjanjian lama
 2. Mahasiswa memahami dan menjelaskan konsep, isi  dan garis-garis besar dan tujuan setiap kitab-kitab dalam Perjanjian Lama khususnya kitab-kitab Puisi dan kitab-kitab Nabi-Nabi, sehingga menguasaidan dapat ,mengaplikasikannya.
3.  Mahasiswa mampu merumuskan secara teologis tentang hubungan Parjanjian lama dan Perjanjian Baru dengan Tuhan Yesus.
 4. Mahasiswa dapat menafsirkan dan menghkotbahkan Perjuanjian Lama dengan baik.
III.             KOMPETENSI  DASAR :
1.  Mahasiswa mampu merumuskan isi, garis – garis besar dan tujuan setiap kitab dalam Perjanjian Lama, khususnya Puisi dan kitab para Nabi.
2.  Mahasiswa mampu menjelaskan isi, dan  serta garis –garis besar, lstsr belakang dan tujuan setiap setiap kitab Perjanjian Lama dan menghubungkannya dengan Perjanjian Baru dan Tuhan Yesus.
3.  Mahasiswa dapat menafsirkan dan mengkhotbahkan setiap kitab dalam Perjanjian lama dengan baik.
    IV. GARIS-GARI BESAR dan SUB POKOK BAHASAN.
A.    Kitab – Kitab Puisi (Syair).
B.     Pendahuluan.
C.     Kajian Kitab-Kitab Puisi/Syair.
1.    Kitab Ayub
2.    Kitab Mazmur
3.    Kitab Amsal
4.  Kitab Pengkhotbah
5.  Kitab Kidung Agung.

D.    Kajian Kitab Nabi-Nabi.
1.      Pengantar Nabi-Nabi.
2.      Nabi Besar
a.    Kitab Nabi Yesaya
b.    Kitab Nabi Yeremia
c.    Kitab Ratapan
d.   Kitab Yehezkiel
e.    Kitab Daniel
3.      Nabi-Nabi Kecil.
a.    Kitab Hosea
b.    Kitab Yoel
c.    Kitab Obaja
d.   Kitab Yunus
e.    Mikha
f.     Kitab Nahum
g.    Kitab Habakuk
h.    Kitab Zefanya
i.      Kitab Hagai
j.      Kitab Zakharia
k.    Kitab Maleakhi.
      V.Tugas-Tugas Mahsiswa
1.  Membaca dan menanggapi  dua  (2)  Buku dari Kepustakaan, menimal  15 halaman. Nilainya  40 %. Diserahkan akhir perkuliahan Semester.
2. Ujian Nilainya 60 % ; UTS = 30 % dan UAS = 30 %.
KEPUSTAKAAN (SUMBER- SUMBER)
Archer Gleason , L. Jr , 1974, A Survey of Old Testament Introduction, Chicago; Moody Press
Aritonang, Mangatas, P, 2015, Memahami Perjanjian Lama Dengan Mudah, STT IKSM, Press Jakarta.
Baxter , J.L , 1981, Menggali Isi Alkitab ( 2 ), Jakarta ; BPK.
Benson, C.H , 1980,  Pengantar PerjanjianLama Puisi dan Nubuat, Malang ; Gandum Mas,
Bloomendaal , J. Br , 1979,  Pengantar Perjanjian Lama, Jakarta : BPK.
Boyol Frank M, 1982, Kitab Nabi-Nabi Kecil, Malang; Gandum Mas
Childs, B.S , 1979, Introduction to Old Testament as Scriptur, Philadelphia ; Foetress.
Eissfeldt, Otto, 1965, The Old Testament : An Introduction; oxford, Blackwell.
Gonemen, C, 1980, Pengantar Ke dalam Perjanjian Lama 2, Yokyakarta, Kanisius.
Harrison, R.K ; 1969, Introduction to The Old Testament, Grand Rapids ; W.B. Eermans.
Hinson, D.F . ,  1991, Sejarah Israel Pada Zaman Alkitab , Jakarta ; BPK .
Jensen , I.L  ,  1978, Jensen’s Survey of Old Testament, Chicago ; Moody Press.
    --------     , II King with Chronicle, A Self Study, Guide ; Moody Press
Kitchen, K.A ,  1966, Ancient Orient and Old Testament, Chicago ; Interbarsitu.
Lasor , W.S, dkk , 1993, Pengantar Perjanjian Lama ( Vol. 2 ), Jakarta ; BPK.


D o s e n
 Pengampu
                                                                                       Pdt. Mangatas P. Aritonang, M.Th.




  





K I T A B  -  K I T A B   S Y A I R ( Puisi )

             Pada bagian tengah Alkitab kita, di antara kitab-kitab sejarah dan kitab nabi-nabi terkumpul lima kitab yang dikenal sebagai kitab-kitab hikmat “kitab-kitab didaktis = pengajaran” atau kitab-kitab syair yaitu kitab Ayub sampai Kidung Agung.
             Ciri khas utama kitab-kitab ini terdapat dalam bahasanya yang berbentuk syair/ puisi. Sifat puisi nampak dalam kata-kata yang indah dan terpilih dengan susunan kalimat tertentu merupakan ciri puisi Ibrani, dan yang paling Agung terdapat dalam kitab Mazmur.
             Para penulis khususnya menceritakan pengalaman-pengalaman rohani kaum saleh, dengan beragam-ragam cara mengatasi hidup yang berubah-ubah dibawah kolong langit. Satu hal yang perlu diingat, apa yang tertulis dalam kitab-kitab puisi seluruhnya tidak terlepas dari apa yang ditulis dalam kitab Penteteukh, kitab Sejarah, dan kitab para Nabi dan bahkan sebagian merupakan kitab-kitab Mesianik yang digenapi dalam PB.

I . LATAR  BELAKANG PUISI PL.
    1 .  Sifat Dasar.
            Kitab-kitab sejarah PL berkisar kepada perbuatan yang nyata dalam sejarah bangsa Israel (raja-raja, musuh, peperangan, pembuangan, pembangunan, dll). Melalui kitab-kitab para nabi umat Tuhan yang menjauhi Tuhan dan lebih senang hidup dalam dosa, dipanggil kepada pertobatan yang sesungguhnya. Akan tetapi melalui kitab-kitab syair kita menyaksikan apa yang ada dalam batin orang percaya di Israel. Yang difocuskan di kitab syair ini bukan lagi jalannya sejarah lahiriah satu bangsa besar, melainkan sejarah dan pengalaman batiniah, pergaulan manusia secara pribadi dengan Allah dan bagaimana caranya mempercayai Allah yang hidup. Kitab-kitab syair membahas mengenai isi hati terdalam seorang “percaya” itulah yang merupakan inti semua kitab puisi/syair.
    2 .  Tema- tema Yang dibahas
            Lima kitab syair membahas secara luas masalah kehidupan sehari-hari bagi seorang percaya, baik yang menyangkut pergaulan dengan sesama, dan pergaulannya dengan Tuhan. Pada kitab syair ada fokus yang dituju dan ada benang merah penghubung antara satu kitab dengan kitab tentang hikmat. Hal ini dapat dilihat dari ciri-ciri hikmat dalam setip kitab.
                       Hikmat, dari kata dasar dalam bahasa ibrani “hakam” yang artinya berhubungan erat dengan takut akan Tuhan, tersebar di setiap kitab puisi sebagai ciri khas kitab puisi yang saling melengkapi :
.
a.       .Kitab Ayub mengajarkan hikmat, bahwasanya Allah adalah Hakim yang Adil, sekalipun yang dialami manusia seperti Ayub seakan-akan tidak adil.
b.      Kitab Mazmur mengajarkan hikmat untuk senantiasa taat pada semua perintah sesuai petunjuk Hukum-Hukum-Nya.
c.       Kitab Amsal mngajarkan hikmat bahwa orang benar akan diberkati, sedangkan orang fasik pasti dihukum.
d.      Kitab pengkhotbah mengajarkan hikmat bahwa pada akhirnya akan ada Penghakiman Allah.
e.      Kitab Kidung Agung mengajarkan hikmat,  bahwasanya Tuhan adalah hikmat, kasih dan sumber segala kasih.             
Selain ciri-ciri hikmat di atas kelima kitab Syair ini memiliki ciri khasnya sendiri antara lain :

Kitab Ayub, menyangkut maksud dan makna penderitaan.
Kitab Mazmur, memberi contoh doa yang benar.
Kitab Amsal, mengajarkan seni bertindak tepat dalam setiap situasi dan kondisi.
Kitab Pengkhotbah, membahas cara yang benar untuk menikmati berkat-berkat yang  diberikan Tuhan kepada manusia di dunia ini.
Kitab Kidung Agung, hikmat orang Israel puncak mencapai renungan mengenai “ kasih yang suci dan benar “.
              Betapa kayanya isi setiap kitab ini, maka setiap orang yang mempelajari kelima kitab ini, membaca dan melakukannya akan memiliki hikmat dalam hidupnya, sehingga ahli hikmat seperti orang Yunani kagum dan heran melihat isi kitab-kitab syair ini.
 3 .  Penulisnya
Penulisan syair di israel mengalami masa yang paling ‘subur’ pada masa permulaan kerajaan Israel di bawah Daud dan Salomo sekitar tahun 1000 s/d 950 sM. Daud sendiri mengarang paling sedikit 73 Mazmur dari 150 pasal, dan Salomo menulis tiga kitab syair PL yaitu Amsal, Pengkhotbah, dan Kidung Agung. Namun demikian ada syair yang telah ditulis jauh sebelum zaman Daud dan Salomo, dan ada juga yang menyusul kemudian.
        Kemungkinan kitab Ayub (sezaman dengan Abraham ?), merupakan puisi Ibrani tertua, dan Musa sendiri menulis sebuah Mazmur  yaitu Maz. 90. 
                    Sesudah abad ke- 10 sM masih ada nabi-nabi yang menyampaikan firman Tuhan dalam bentuk syair (perhatikan bahwa dalam bagian-bagian kitab Yesaya ,Yeremia, Amos, Hosea, dll. yang dicetak sebagai syair, dalam Alkitab terbitan LAI terjemahan baru), bahkan ketika dalam pembuangan di Babel pun tercipta puisi kerohanian (Maz. 126, 137).
                  Dalam memahami kitab syair ini kita harus selalu menyadari dan meyakini bahwa kitab-kitab ini pun merupakan bagian integral dari Alkitab, yaitu firman Tuhan yang bersifat “diilhamkan“ oleh Allah karena :
a . Roh Kudus menguasai para penulis, sehingga apa yang tertulis bukan curahan hati dan pikiran-pikiran manusia belaka, melainkan Wahyu dari Roh Kudus. (2.Sam. 23: 1-2, bd. Kis. 13 : 35; dengan Maz. 16 ; bd. Kis. 4: 25 - 26 dan Maz. 2).
        b . Kadang-kadang Tuhan sendiri yang berbicara langsung dalam kitab-kitab ini (Maz. 2: 5 – 6 ; Ayb. Ps. 38 – 42).
        c . Walaupun ada bagian-bagian kitab-kitab syair yang diucapkan oleh orang-orang yang kurang rohani, namun demikian bagian-bagian ini tetap dipakai Allah untuk mendidik dan mengajar kita, perhatikan :
1.ada contoh yang baik yang harus dituruti.
2.ada contoh yang buruk yang harus dihindari.
Melalui penjelasan-penjelasan di atas, maka prinsip 2 Tim. 3 : 16, segala tulisan  diilhamkan  Roh Kudus berlaku juga atas kitab-kitab syair ini (tidak perlu diragukan).

III . BENTUK-BENTUK dan CIRI KHAS PUISI PL.
         1 . Bahasa Kiasan
        Dalam puisi ada banyak ungkapan yang tidak boleh ditafsirkan secara harafiah karena bahasa kiasan, dan arti kiasan yang dimaksudkan :
             a . Misal/ ibarat, perumpamaan (Silime).
        Sering kali kebenaran rohani diungkapkan dengan contoh alam, supaya lebih jelas dan kuat (bandingkan perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus). Biasanya kata perbandingan “seperti, sebagai, laksana” dll, sering  digunakan, contohnya :
1.      “ orang benar seperti pohon... “ (Maz . 1: 3).
2.      “ orang fasik seperti sekam... “ (Maz. 1 : 4).
                Tetapi ada juga contoh bahwa kata seperti tidak harus ada contohnya :
3.      “ Tuhan adalah matahari dan perisai “ (Maz. 84 : 12).
4.      “ Yang telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga tak goyang,...“ (Maz. 104 : 5).
  Maksud ibarat/perumpamaan ini adalah untuk menguatkan keyakinan, bahwa Tuhan menciptakan bumi secara “stabil “.
            b . Ucapan berlebih-lebihan ( hyperbole )
    Hyperbole ini tidak boleh dimengerti secara harfiah, melainkan maksudnya hanya untuk menekankan suatu segi kebenaran contoh :
1.“ dengan air mata aku membanjiri ranjangku “ ( Maz. 6 : 7).
2.“ aku debu aku abu “ (Kej. 18 : 27), dengan demikian kebenaran Tuhan makin  dibesarkan.
           c . Personifikasi
            Dalam puisi, benda-benda seolah-olah mempunyai sifat-sifat manusia dapat berbicara , mendengar, merasa, lari dll.
1. “ segala tulangku berkata,... (Maz. 35 : 10), maksudnya seluruh existensi saya, dari bagian yang paling dalam mengakui Tuhan.
2. Maz. 114 : 3 - 7, merupakan salah satu contoh utama mengenai penggunaan personifikasi ;
a.          laut ; melihat, melarikan diri
b.    sungai ; berbalik ke hulu
c.                                      gunung dan bukit ; melompat-lompat
d.    bumi ; harus gemetar.
                Perhatian
                                Kalau bagian firman Tuhan bukan bersifat puisi maka istilah-istilah di atas perlu diselidiki dengan seksama sebelum dinyatakan sebagai “kiasan saja“ namun tetap harus diingat bahwa Tuhan juga dapat mengadakan muzijat.
         2 . Paralelisme
Setiap syair biasanya bersajak, namun sajak semacam itu tidak ada dalam puisi Ibrani.   Yang ada adalah “ sajak gagasan” dalam arti satu gagasan diungkapkan dengan dua kalimat yang isinya/ maksudnya sama, hanya dengan kata-kata yang berbeda contoh ; Siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu ? Siapa yang boleh diam di gunungMu yang kudus ? (lih. Maz. 15), itulah yang disebut “paralelisme” dan biasanya paralelisme dibedakan tiga jenis :
               a . Paralelisme yang sama ( sinonim )
   Satu gagasan yang diuraikan dengan dua baris yang artinya sama misalnya – “kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan. (Ams. 16: 18). Bisa juga bahwa garis pertama mengungkapkan arti harfiah dan baris kedua mengungkapkan kiasannya, contohnya  “maka tiba-tiba orang muda itu mengikuti dia seperti lembu yang dibawa ke pejagalan “ (bd.Ams. 7 : 22).
                 b . Paralelisme yang berlawanan
                    Dalam hal ini, dua baris mengetengahkan suatu perlawanan/ perbedaan, contoh :
“Takut akan Tuhan memperpanjang umur, tetapi tahun-tahun orang fasik diperpendek“ ( Ams.10 : 27) - “Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan“ (Ams. 1: 6).
         c . Paralelisme yang memadukan
                   Sama dengan paralelisme yang sinonim bagian ( a ) yang diperluas sedangkan bagian ( b ) tidak, hanya mengulang bagian ( a ) melainkan hanya menambah keterangan contoh :
1.“Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja kemuliaan.“ (Maz. 24 : 9).
2. “ Hukum-hukum Tuhan lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada emas tua, dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah “ ( Maz. 19 : 11).
Melalui paralelisme, maka gagasan yang diulang dengan kalimat pertama lebih  dimantapkan lagi.
K I T A B    A Y U B

                Kitab Ayub menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan oleh orang yang percaya kepada Allah, tetapi juga yang dibingungkan oleh kenyataan bahwa mereka harus menanggung banyak penderitaan. Pertanyaan-pertanyaan itu biasanya adalah seperti berikut :
a.    Apakah keadilan sungguh menang ?
b.    Apakah Tuhan sungguh memperdulikan kehidupan anak-anak-Nya ?
c.     Apa sebabnya ada orang yang sungguh-sungguh percaya, rohani kadang hampir dihancurkan oleh penderitaan ?
d.    Apakah nilai-nilai kehidupan yang tetap ? dan apakah iblis merupakan kenyataan ?
Kitab Ayub mengandung jawaban-jawaban Tuhan yang sempurna atas banyak pertanyaan yang menyiksa orang saleh. Dalam kitab ini diperkenalkan seorang manusia yang seumur hidupnya tidak pernah membuat kesalahan. Ia hanya patut dan sepantasnya menerima ‘berkat’. Hasilnya berbeda dengan dugaan, semua miliknya habis diambil, mengalami sakit yang luar biasa yang tidak mungkin disembuhkan, menjerit dalam kesedihan kepada Allah dan sesamanya manusia. Kisah ini menimbulkan ‘keraguan akan kasih dan keadilan Allah’. Keraguan itulah juga menjadi perhatian kitab ini. Melalui jawaban-jawaban, dan memahami isi kitab  ini maka penderitaan akan mempunyai arti baru, dan kita akan dapat menghayati kata-kata Petrus (1 Pet. 1 : 7).  Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imammu, yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana yang diuji kemurniannya dengan api sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan, kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
Penyelesaian dilema ditemukan dalam akhir kitab ini, di mana Allah menjawab Ayub dari dalam badai dan menegaskan kekerdilan manusia di hadapan Allah, dan ketidak mampuan manusia memahami jalam pikiran Allah.

I . LATAR BELAKANG
    1. Kehidupan Ayub
  a . Ayub sebagai tokoh dalam sejarah
        Ayub tokoh utama dalam kitab ini adalah tokoh yang sungguh pernah ada di dunia ini. Walaupun kitab Ayub adalah kitab syair/ hikmat namun demikian, Ayub bukanlah “pahlawan sastra” yang hanya hidup dalam ide penulis syair ini, melainkan ia sungguh-sungguh ada  hidup di bumi ini hal ini dapat kita yakini dari :
ü Dalam prolog kitab Ayub (ps. 1 – 2) diberikan informasi lengkap mengenai kehidupan Ayub sampai jumlah ternaknya.
ü Demikian juga dalam epilog epilog (kata penutup) kitab Ayub di (ps. 42 : 7 - 17) kita menerima keterangan yang cukup terperinci mengenai kehidupannya.
ü Yehezkiel (ps.14 :14 – 20) menyebut Ayub bersama dengan Nuh dan Daniel sebagai orang saleh pada zamannya.
ü Hal lain tentang ketekunan Ayub disebut dalam (Yak. 5: 11), maka PB pun ikut membuktikan bahwa Ayub sungguh pernah hidup.
          b . N a m a
                Ayub berasal dari bahasa Ibrani “Iyyub” dari akar kata “Ayab” yang berarti to be hostile = memusuhi. Arti kata Iyyub adalah orang yang dianiaya, di manakah ayahku ? (tanpa ayah). Dalam bahasa Arab artinya “orang yang berbalik, bertobat ”. Menarik bahwa kedua arti nama Ayub akhirnya mengalami perwujudan dalam kehidupan Ayub.
  c . Asal Ayub dan Lingkungannya.
                 Dalam kitab Ayub banyak disebutkan nama daerah  antara lain :
1.        Ayub tinggal di Uz (1: 1 ), yang bermula dari nama anak Nahor saudara Abraham (Kej. 22 : 21).
2.        Musuh datang dari Syeba (1 : 15), nama seorang cucu Abraham (Kej. 25: 3). Barangkali nama ini sama dengan nama di (2 Taw. 9) dan yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus di (Mat. 12 : 42) ?
3.        Ada musuh dari Kasdim (1: 17) - bd. Kej. 11: 28.
4.        Elifas orang Teman (1: 1), nama seorang cucu Esau yang sendirinya adalah cucu Abraham (Kej. 36 : 11) dst. – (selidiki sendiri nama-nama lain ).
5.        Sahabat Bildad berasal dari Suah (2 : 11), yang adalah anak Abraham (Kej. 25 : 2).
6.        Sahabat Zofar berasal dari Naamah (2 : 11), yang adalah seorang keturunan Kain (Kej. 4 : 22).
7.        Sahabat Elihu berasal dari Bus (32 : 2), yang adalah adik Us, anaknya Nahor (Kej. 22 : 21).
Melalui nama-nama di atas maka erat hubungan Ayub dengan keturunan keluarga Abraham/ Nahor. Tempat tinggal mereka di daerah Syria atau Aram  antara Damsyik dan sungai Efrat.

 2 . Penulis dan Waktu
                Para ahli-ahli PL umumnya berpendapat bahwa Ayub hidup sezaman dengan Abraham atau sesudahnya – (dalam arti tidak terlalu jauh jarak generasinya). Alasan-alasannya adalah sebagai berikut :
a.       Sesudah malapetaka/ ujian selesai, Ayub hidup selama 140 tahun.
Ayub hidup sebagai peternak besar-besaran (1 : 3) seperti cara hidup para patriarkh.
b.      Mata Uang “Kesita” ( 42 : 11) disebut juga dalam (Kej. 33: 19).
c.       Ayub membawa persembahan sendiri (1 : 5 ; 42 : 8) berarti belum dikenal jabatan imam yang dimulai pada zaman Musa, juga perjanjian Sinai tidak disebutkan.
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Ayub hidup kira-kira tahun 1500 sM atau sesudahnya tetapi sebelum masa Israel muncul sebagai bangsa, dan penulisannya sekitar tahun 1500 sM.
Dalam prolog dan epilog kitab ini jelas menggambarkan bagaimana kehidupan material dan spritualnya, sedang pokok yang ditonnjolkan adalah masalah iman dan ketekunannya beribadah.
        Penulis
                        Dalam kitab ini tidak disebutkan penulisnya, orang-orang Yahudi menganggap bahwa Musa sebagai penulis. Sedangkan para ahli PL cenderung mengatakan bahwa kitab ini ditulis pada masa Daud – Salomo dengan alasan pada waktu itu merupakan masa keagungan karya sastra dalam bentuk syair.
                                Sekalipun demikian seluruh kitab ini merupakan “Wahyu Ilahi” dan merupakan satu kesatuan yang menyoroti penderitaan dan berkat didalamnya (hanya Allah yang dapat membukakan tentang sidang ilahi yang melibatkan Allah, Malaekat dan iblis), juga di dalamnya dicakup pendapat-pendapat manusia (Sahabat-sahabat Ayub), dan bandingkan dengan Kanonisasi dan penulisan Alkitab. Oleh karena itu bagian-bagian yang ditulis dalam kitab ini tidak boleh dilepaskan dari kontex keseluruhan kitab Ayub.

        3. Tema dan Tujuan
                Tema kitab ini adalah  “ Berkat dalam Penderitaan “. Kitab ini disebut theodicy atau problem of  evil, ole karena ketika kebaikan, keadilan dan kedaulatan Allah di tantang oleh eksistensi penderitaan dan kejahatan.
      Pertanyaan yang sering ditanyakan manusia : Mengapa orang benar menderita, kalau Allah adalah Allah yang Mahaadil dan penuh belas-kasihan? - Jawabnya :
a.       Allah mengizinkan kesengsaraan, penderitaan sebagai sarana untuk memurnikan iman dan mengukuhkan kesalehan.
b.      Allah itu tetap kasih sekalipun tidak selalu mencurahkan berkat.
c.       Allah mempunyai rancangan yang jauh melampaui akal manusia, dan Allah tahu benar apa yang paling baik untuk kebaikkan manusia demi kemuliaan-Nya.
                Tujuan penderitaan; Allah ingin melucuti seluruh pembenaran diri manusia, dan Tuhan mau membawa manusia ke tingkat penyerahan diri secara total kepada-Nya. Tujuan lain adalah memaparkan konflik berabad-abad antara Allah dan Setan dan menunjukkan kaitan penderitaan akibat konflik ini, dan tujuan lain yang dapat kita pelajari dari kitab ini pada akhirnya kitab ini membuktikan kebenaran (Roma. 8: 28 baca).

II . SUSUNAN / Analisa Kitab Ayub. ( lihat bagan )
      Seluruh kitab Ayub dapat dibagi atas 3 bagian besar :
         1.   Prolog ( Pendahuluan ) ps. 1 – 2.
1.    Dialog ( pembicaraan-pembicaraan ) ps. 3 : 1 –  42 : 6
2.    Epilog ( penutup ) ps. 42 : 7-17 ).
Prolog dan Epilog dalam bentuk prosa, dialog dalam bentuk syair ( lih. Pengantar kitab-kitab syair ). Dialog antara Ayub dengan sahabat-sahabatnya dan Tuhan merupakan bagian terbesar dan yang terpenting dalam kitab ini dapat dibagi menjadi tiga bagian utama .
a . Tiga ronde diskusi antara Ayub dan sahabat-sahabatnya ( ps. 4 – 31 ).
b . Teguran Elihu                                                                                       ( ps. 32 – 37 ).
c . Teguran Tuhan                                                                                    ( ps. 38 – 41 )
        Dialog ini diawali dengan pengaduan Ayub ( ps. 3) dan diakhiri dengan pengakuan, pertobatan Ayub ( ps. 42 : 1 – 6 ).
Ayat-ayat kunci baca ; 2: 3-6; 13: 15 dan 42: 5-6 .

III . INTI TEOLOGIS KITAB AYUB
1 . Pendahuluan
                Melalui ayat pertama, kita langsung melihat inti permasalahan kitab ini : “Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub, orang itu saleh dan jujur ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan “ (1: 1). Nama Ayub memang berarti yang dianiaya dan kita menyaksikan dalam kitab ini bagaimana Ayub menderita diserang oleh musuh-musuh yang dipimpin oleh iblis. Hal kedua yang penting adalah orang yang dianiaya adalah seorang yang sungguh saleh, dan perhatikan istilah yang dipakai untuk kebenaran Ayub; orang saleh, jujur. Maka tema utama kitab Ayub adalah : PENDERITAAN  ORANG  BENAR, untuk memahami tema ini terletak pada intinya :
                      * Bagaimana penderitaan-penderitaan itu bisa disesuaikan dengan keadilan Tuhan.
* Bagaimana hati dapat dihibur pada saat penderitaan.
Pada dasarnya (secara teologis) ada dua prinsip Alkitab mengenai masalah penderitaan orang benar yaitu :
       a . Untuk masuk ke dalam kerajaan Allah kita harus mengalami banyak penderitaan      ( Kis. 14 :22. bd.Ams. 3: 11-12; Ibr. 12 : 5 - 8).
       b . Bila orang percaya harus menanggung salibnya, maka tidak pernah ada hanya salib saja selalu juga ada anugerah Allah yang nyata di tengah-tengah atau sesudah penderitaan. Walaupun dalam kesusahan yang amat besar dan berat, namun orang percaya tetap lebih bahagia dari pada orang fasik.( bd. Maz. 4 : 8, kalimat yang diucapkan Daud pada saat ia harus melariakan diri dari anaknya Absalon).

         2 . Prolog Kitab Ayub ( Ps. 1 – 3)
                Dua hal yang berkesan mengenai Ayub ialah kemakmurannya dan kesalehannya. Ayub sangat peka terhadap dosa, bahkan terhadap dosa yang mungkin terjadi. Ia sendiri tidak mengambil bagian di dalamnya tetapi ia menggumuli dosa-dosa anak-anaknya, walaupun ia tidak memaksakan anak-anaknya untuk menganut pandangannya sendiri. Dengan demikian Ayub menunjukkan dirinya seorang imam di tengah-tengah keluarganya.
                                Dari kehidupan Ayub ini kita sungguh dapat menyatakan, bahwa tidak ada dosa yang nyata dalam kehidupannya. Tetapi justru di sinilah timbul bahaya bahwa ia tidak lagi mau memegang posisi sebagai orang berdosa yang “miskin buta telanjang“ di hadapan Tuhan (a proud saint). Oleh sebab itulah tiba saatnya Tuhan harus sekali lagi  memakai “rotan-Nya dan memukul anak-Nya dengan keras“ melalui penyakit yang dideritanya itu, yaitu satu penyakit yang sulit untuk disembuhkan. Di sisi lain yang nampak, bahkan penderitaan pun bisa mengakibatkan orang tersebut menjadi lebih sombong lagi, karena ternyata penderitaan itu tidak berhasil menggoyahkan kesetiaannya terhadap Tuhan.
                                Kemudian dalam kisah ini kita menyaksikan iblis menghadap Tuhan, bersama-sama dengan malaikat (bd. Ef. 6 : 12). Iblis mau menghancurkan Ayub, inilah satu bukti bahwa Ayub seorang yang sungguh-sungguh mau hidup menurut kehendak Tuhan. Akhirnya Tuhan mengizinkan iblis untuk memukul Ayub – inilah tanda bahwa masih ada sesuatu dalam diri Ayub yang perlu disempurnakan.
Kemudian pada akhir kitab ini kita menyaksikan bahwa pendidikan Allah berhasil. Ayub orang benar dan saleh yang terhormat itu akhirnya menyadari dirinya sebagai orang berdosa yang miskin dan telanjang (bd. Why. 3 : 17).
Sesudah serangan kedua dari iblis kita menyaksikan kelemahan istri Ayub yang bisa menerima kematian semua anaknya, tetapi tidak tahan lagi melihat penderitaan suaminya yang dikasihinya. Namun dalam kelemahan kerohanian istrinya, kekuatan rohani Ayub makin nyata dan ia tidak berbuat dosa dengan bibirnya ( 1: 22 ; 2 : 10). Walaupun ia kehilangan segala sesuatu tetapi ia tak tergoyang dalam penyerahannya  kepada Tuhan.
Dalam ps. 3 Ayub membuka mulutnya dan mengutuki hari kelahirannya, hal itu berarti secara tidak langsung menyalahkan Tuhan sendiri. Mengapa tiba-tiba terjadi perubahan ini dalam Ayub ? Rupanya yang membuat Ayub begitu marah adalah kenyataan bahwa ketiga sahabatnya yang datang menengok dia tidak mau berbicara dengan dia selama tujuh hari. Hal itu mungkin karena mereka tidak sungguh-sungguh ikut merasakan penderitaan Ayub melainkan rupanya hanya memikirkan, bagaimana mereka bisa menyadarkan dia akan dosanya yang besar.

        3 . Pembicaraan-Pembicaraan  ketiga Sahabat Ayub ( ps. 4 – 25 )
Percakapan Ayub dengan sahabat-sahabatnya berlangsung tiga ronde (lih. bagan). Tetapi ronde ketiga tidak lengkap, sahabat yang ketiga yaitu Zofar tidak lagi bicara, rupanya karena ia kehabisan bahan. Melalui diamnya Zofar kita menerima kesan bahwa ketiga sahabat yang mempunyai strategi bersama (cara manusia) telah gagal dan dikalahkan.
                Pandangan tiga sahabatnya itu sebagai berikut :
      a . Penderitaan dan sengsara dibagikan kepada setiap orang sesuai dengan dosanya. Untuk sekian banyak dosa, mendapatkan sekian banyak hukuman (4: 7-8). Sebaliknya bilamana orang bebas dari penderitaan, maka itu berarti orang tersebut ternyata bebas dari dosa yang berat. Tetapi jika orang yang dipukul berat, dan berturut-turut sama seperti Ayub, ia bukan hanya berdosa biasa melainkan telah pasti sudah melakukan dosa besar dan dapat digolongkan “penjahat”.
b .Walaupun tidak ada dosa yang nyata, pastilah ada dosa yang besar tetapi disembunyikannya ( Ayub ). Berarti segala kesalehan orang tersebut, sebetulnya hanya kemunafikan yang menutupi kejahatannya (bandingkan ajaran prosperity teology/ teologia kemakmuran).
  Demikianlah inti pandangan para sahabat Ayub mengenai masalah penderitaan, pandangan ini memang mempunyai kebenaran didalamnya tetapi kekurangannya juga sangat nampak. Kebenarannya adalah, ada hubungan antara dosa dan penderitan. Sering kali Tuhan mengirimkan penderitaan untuk menyadarkan seseorang (manusia) yang sudah  menjauhi Tuhan tetapi dengan makud :
                            1 . Penderitaan dikirim Tuhan tidak hanya sebagai hukuman karena dosa, bisa juga untuk maksud lain oleh sebab itu tidak boleh dikatakan bahwa penderitaan berarti akibat “dosa”.
                            2 . Beratnya penderitaan tidak ditentukan oleh besarnya dosa, melainkan oleh kasih karunia Tuhan yang mendidik anak-Nya.
                                Ketiga sahabat Ayub, tidak memiliki kasih atau belas kasihan yang sebenarnya. Mereka hanya berbicara sebagai orang Farisi yang menganggap dirinya benar dan Ayub berdosa /salah.

         4 . Jawaban Ayub Terhadap Sahabat-Sahabatnya ( ps. 6 – 31 )
                Dalam menyikapi jawaban dan kata-kata Ayub harus kita bedakan antar :
a . Keyakinannya yang sebenarnya / fundamental seperti yang nampak dalam ps. 19 : 25, tetapi aku tahu ; penebusku hudup dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.

      b . Perkataan-perkataannya yang dituturkannya dalam keadaan emosi yang menurut penilaiannya sendiri memang tidak bisa dipertanggung jawabkan karena “ tergesa-gesalah perkataaanku “ ( 6 : 3).
                                Namun demikian satu dosa dalam dirinya yang  belum disadarinya, dan sahabat-sahabatnya juga tidak sanggup untuk menyadarkan Ayub yaitu dosa  kesombongan, berdasarkan kebenarannya, kemurahan dan kesalehannya. Hal ini baru dibukakan kepadanya melalui Elihu.

         5 . E L I H U ( ps. 32 – 37 )
            Elihu sebagai juru bicara Allah pada saat ketiga sahabat Ayub telah “terkandas” dengan hikmat mereka. Elihu langsung memfocuskan inti kesalahan Ayub : IA MENGANGGAP DIRINYA BENAR. Mengapa hal tersebut dipandang berat oleh Tuhan ? karena dengan menganggap diri sendiri benar, maka Ayub mencela Tuhan yang seolah-olah memperlakukan Ayub dengan tidak adil ( 32 : 2 ). Oleh karena itu adalah tugas Elihu untuk menginsyafkan Ayub, bahwa masalahnya bukan suatu perbuatan dosa yang mungkin dilakukan oleh Ayub melainkan justru kebanggaannya, bahwa ia merasa bersih (dan memang sungguh bersih) dari dosa-dosa yang nyata dan bahwa ia tidak pernah melalaikan kewajibannya terhadap Tuhan, namun ia sombong rohani, dan menganggap diri benar.
                            Mengenai maksud penderitaan, Elihu tidak menyangkal bahwa penderiaan ada hubungannya dengan dosa, tetapi ia menjelaskan bahwa penderitaan tidak hanya timbul dari murka Allah yang suci atas dosa manusia, melainkan bahwa penderitaan justru bisa ditimbulkan kasih Tuhan yang ingin menyucikan anak-anak-Nya dari sifat-sifat yang tidak benar yang masih melekat padanya. Dengan demikian maksud penderitaan tidak terutama karena PENGHUKUMAN melainkan PUKULAN untuk mendidik. Dalam argumentasi inilah terdapat hati dan jantung seluruh kitab Ayub (bd. 33 : 11 - 12 ; 33: 23 – 26).

        6 . Tuhan Menampakkan Diri dan Berbicara ( ps. 38 – 41 )
                Elihu telah berbicara atas nama Allah tetapi Ayub belum bertobat dan juga belum diubah. Dari kisah ini kita belajar “ Kelahiran kembali ” dari Ayub tidak dapat dikerjakan oleh manusia melainkan Tuhan sendiri menyatakan diri-Nya kepada Ayub (itu pekerjaan Roh Kudus). Sampai sekarang manusia, juga manusia rohani tidak dapat mengubah manusia, hanya bilamana manusia berdosa bertemu langsung dengan Allah sebab Dialah yang mengubah hidup manusia. Akhirnya Ayub mengakui bahwa kedatangan Tuhan yang membaharui hidupnya; “ Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau “ (42: 5). Tuhan berbicara kepada Ayub dalam badai. Badai dalam Alkitab selalu mengandung unsur ancaman, itu berarti Ayub telah berdosa terhadap Tuhan dan apa yang dikatakan Elihu ditetapkan oleh Tuhan.


        7 . Ayub Bertobat dan dengan Menyesal Duduk dalam Debu dan Abu ( 42 : 6 )
Ia menyesali pertama perkataannya (42: 3), tetapi juga seluruh kelakuannya yang timbul dari sikapnya yang salah. Kata-kata Ayub yang tadinya selalu panjang-panjang sekarang pendek saja (42: 1 - 6), demikianlah pertobatan yang sebenarnya, tidak perlu lagi banyak kata, tetapi mengambil langkah/ tindakan datang kepada Tuhan Yesus.
Kemudian Tuhan mencela Elifas dan kedua kawannya karena mereka berbicara seperti orang buta dan menganggap diri lebih benar dari Ayub. Tetapi akhirnya Ayub mendoakan mereka kepada Tuhan dan doa Ayub diterima, akhirnya kita dapat memuji Tuhan karena :
a.    Iblis tidak berhasil menghancurkan Ayub  karena Anugerah Tuhan.
b.   Ayub sendiri ditolong menjadi rendah hati dan tidak lagi mengandalkan diri sendiri, melainkan hanya anugerah Tuhan saja yang tersedia bagi orang berdosa. 

          8. Kristus Dalam Kitab Ayub
                Kristus nampak penebus yang disebut-sebut Ayub (19: 25-27), dan doa memohon seorang mediator (wasit, 9: 33 - penengah 33 : 23). Ayub mengakui perlunya seseorang yang dapat menjelaskan misteri “Penderitaan”. Dia haruslah seorang tokoh yang pernah dicobai setan menderita lahir dan batin dan “menang”. Kristus telah menyelami penderitaan dan Ia menang, dan bangkit mengalahkan maut karena Kristus adalah pencipta semua mahluk di langit dan di bumi dan semua tahluk pada Dia (Ibr. 2: 14-18; 4:15; Rom. 8: 32-34).





















K I T A B     M A Z M U R

                Kitab Mazmur merupakan kitab yang paling praktis dari seluruh kitab suci, karena dengan membacanya maka seseorang dapat menerapkannya sebagai doa. Di dalamnya terdapat “nyanyian sorgawi” yang dapat dimengerti oleh setiap orang. Kitab Mazmur sangat populer di jemaat mula-mula, terbukti bahwa dari 283 kutipan PL dalam PB berasal dari dalam Mazmur.

I . LATAR BELAKANG
1.    Nama
     Dalam bahasa Ibrani “Tehillim” artinya nyanyian Pujian. Juga biasa dinamakan Tefiloth yang artinya doa (bd. Maz. 72 : 20). Kedua nama itu menunjukkan sifat rohani dari Mazmur. Dalam bahasa Yunani “Psalmoi“ berasal dari psallein artinya “memetik senar” pengiring lagu. Psalmoi (Mazmur) adalah lagu-lagu atau puisi-puisi yang dinyanyikan dengan iringan musik. Mazmur adalah buku cemerlang atau buku yang menerangi/ menyatakan, dan mempertunjukkan hikmat dan kasih Allah yang terpancar melalui umat pilihan-Nya, dan orang-orang tertentu. Dalam bahasa Ibrani “Hal” artinya memuji, memuji karena kegembiraan batin yang dinyatakan melalui puji-pujian dengan tanda riang dan musik gembira. Dapat juga dikatakan Mazmur merupakan segala bentuk pujian dan doa, dan ini adalah jiwa mazmur.
2.       Penulis.
       Ada beberapa penulis Mazmur antara lain : Daud menulis  73 pasal ( 3, 54 , 68, 69, 85, 100, 102, 107 - 109, 133, 136 - 140, 142 – 144.). Mazmur Daud ditulis sekitar 1020-975 sM. Oleh bani Korah (adalah suatu keluarga besar penyanyi). Nama keluarga ini muncul di tengah-tengah anak-anak Esau (Kej. 36: 5 ), kemudian Kaleb. Orang Korah dari Kenas, dan menggabungkan diri kepada orang-orang Yehuda (Yos. 14: 6-13). Keluarga itu pun terhitung di antara orang Lewi dan dikenal kemudian sebagai penyanyi ( lih. Kej. 6: 21; Bil 25: 58 dan 1 Taw 6: 7 – 2 Taw 20: 19). Oleh bani Korah ada 10 pasal ( 41 – 48 , 83 - 84, 86 ). Salomo menulis 2 pasal (71, 127) ditulis sekitar 950 SM. Musa menulis ( Maz. 90 ), ditulis sekitar 1405 SM.. Asaf menulis 12 pasal ( 50, 62 , 63 , 74 – 82 ), diperkitakan sama dengan masa Daud – Oleh Haman ( ps. 87 ) – Etam ( ps. 89 ). Tanpa judul ada 18 pasal ( 1, 2 , 32 , 42 , 70 , 92 – 99, 103, 115, 134, 147 ) dan tanpa nama ada judul sebanyak 4 pasal ( 65-66, 91, 101 ( doa dalam penderitaan ). Mazmur Haleluya ada 18 pasal ( 104 – 106, 110 – 118, 134 - 135, 145, 146 , 148 –150 ). Mazmur Ziarah ada 13 pasal ( 119 – 125, 127 – 132 ).
3.    Waktu Penulisan.
       Dari masa Musa 1400 sM s/d masa pemulihan 536 sM. Dan yang paling banyak pada masa Daud dan Salomo yaitu antara 1000 s/d 950 sM).
          Urutan latar belakang, tahun dan penulisan kitab :
   a . Tanpa keterangan waktu pasal ; 1, 4, 8 , 19, 81, 91 , 110, 139, 145 .
             b . Mazmur yang ditulis pada waktu Daud dianiaya pasal : 11, 18, 34, 56, 54, 16, 52, 109, 17, 22, 35, 57, 58, 102, 140, 141, 7.
              c . Ditulis setelah Saul mati dan Daud menjadi Raja pasal : 2, 9, 24, 68, 101, 29, 20, 21, 38, 39, 40, 41, 6, 51, 32, 33.
   d . Ditulis takkala Absalom memberontak pasal : 3, 4, 55 , 62 , 70, 71, 143, 144 .
   e . Ditulis antara masa Absalom berontak dan ditawan ke Babilonia pasal : 18, 30, 72, 45, 78, 82, 83, 76, 74, 79.
   f . Ditulis takkala tertawan pasal : 10, 12, 13, 14, 53, 15, 25, 26, 27, 28, 36, 37, 42, 43, 44, 49, 50, 60, 64, 69, 73, 75, 77, 80, 84, 86, 88, 89, 90, 92, 93, 95, 119, 120, 121, 130, 131, 132.
              g . Ditulis takkala orang Yahudi diizinkan Koresy untuk kembali ke negeri mereka pasal : 122, 61, 63, 124, 23, 87, 85, 46, 47, 48, 96, 97, 98, 100, 102, 104, 105, 106, 107, 108, 111, 112, 113, 114, 116, 117, 126, 133, 134, 136, 137, 148, 149, 150, 146, 147, 59, 65, 66, 67, 118, 125, 127, 128, 129, 138.
      4. Tema dan Tujuan
                  Tema adalah “Pujilah Tuhan, hai Jiwaku”. Dalam Kitab Mazmur kita melihat beragam perasaan dan keadaan yang diungkapkan dan tema. Hal ini menyulitkan untuk merealisasikan tema dan tujuan kitab ini. Namun seluruh mazmur melukiskan perjalanan hidup manusia, dari kegagalan, diselamatkan, ditolong Tuhan dari pergumulan, mengalami sentosa, pengharapan, sampai pujian kemenangan.
                      Mazmur mengekspresikan respon pribadi orang percaya atas kebajikan dan anugerah Allah. Kitab Mazmur berisikan catatan isi hati pemazmur yang terdalam tentang keputusasaan, kecemasan, atau syukur yang muncul disaat-saat menghadapi perlawanan dari musuh-musuh Allah, atau ketika mengalami pemeliharaan Allah, dan dikala suka maupun duka.
                      Mazmur merupakan catatan eksperisi iman orang percaya kepada anugerah, dan karya Allah dalam hidupnya dan atas pengharapan dan keselamatan yang dinyatakan dalam ibadah, pujian dan doa.

   II . SUSUNAN  MAZMUR
          Kitab Mazmur dibagi dalam lima kelompok yang masing-masing di akhiri dengan “doxologi” (kata-kata pujian kepada Allah yang digunakan pada ibadah ) yaitu penyembahan karena Allah :
1.              Pemujaan ..................................                             pasal 1 – 41 ( dox. 41 : 13).
2.              Memuji keajaiban / Keheranan ......                        pasal 42 – 72 ( dox. 72 : 18-19 ).
3.              Tidak berkesudahan ..................                                              pasal 73 – 89 ( dox. 89 : 53 ).
4.              Menaklukkan diri ....................                                 pasal 90 – 106 ( dox. 106 : 48 ).
5.              Kesempurnaan .........................                                               pasal 107 – 150 ( dox. 145 – 150 ).
        Penyusunan kitab Mazmur, kitab ini disusun sekitar thn. + 450 SM. oleh Ezra dengan prinsip “ lebih menitik beratkan hal rohani “ dari pada pengarangnya, dan kemajuan hidup rohani, dari pada panjang-pendeknya syair. Oleh sebab itu dalam memahaminya jangan menitik beratkan pada sastra, seni, gaya bahasanya, tetapi yang penting adalah makna rohaninya.

Bagian pertama : Ps. 1 – 41
       Semua ditulis oleh Daud kecuali ps. 1, 2, 10, 33. Pasal 1 – 2 merupakan judul kitab Mazmur.  Dalam bagian pertama ini ada beberapa hal yang dapat kita simpulkan antara lain:
a .Inti/ maknanya “ Perjanjian Allah, pelayanan, berbakti, pencatatan atas penciptaan, menjelaskan kecilnya manusia, peperangan, penghianatan, manusia menentang kepada Allah”.
                   b . Pembagiannya.
Pasal 1 – 8 . Tentang manusia dengan Allah.
Pasal 9 – 15. Tentang manusia menentang Allah.
Pasal 16 – 41.Tentang keindahan dan kemuliaan Allah.
c.     Mazmur tentang :
1.       Kegagalan manusia ada 30 pasal : 3, 4, 6 , 9 , 10, 12, 13, 14 dst.
2.       Kebangunan ada 18 pasal : 5 , 7 , 11 , 16 , 17 , 18, dst.
3.       Pertobatan ada 3 pasal : 6 , 32 , 38 dst.
Dengan demikian dalam bagian ini kita melihat pasang surutnya perjalanan kehidupan-kehidupan rohani, sebagaimana terjadi atas kehidupan  n e n e k  moyang bangsa israel dalam  kitab Kejadian, ada yang bangun tetapi ada pula yang gagal. Oleh karena itu pasal-pasal ini dinamakan  “Mazmur manusia yang menceriterakan tentang perjalanan kehidupan, pikiran, watak, kebodohan, kehausan jiwa, kebimbangan mencari arah, kekacauan pergaulan, kelicikan, tipu-muslihat dan nilainya manusia.
Pada bagian pertama, dua puluh ( 20 ) pasal mengenai kegagalan manusia dan 18 pasal tentang kebangunan manusia. Pasal 6, 32, 38 kebangunan rohani manusia. Dari pembagian di atas dapat dikatakan manusia hidupnya tidak stabil.
d . Sebutan Allah
Pemakaian kata “Yehovah” paling banyak disebut pada bagian pertama  + 275 –     277 kali. “Yehovah” mengandung arti “perjanjian, keselamatan, pertolongan atas kebutuhan umat Israel “. Berhubungan dalam bagian ini banyak terjadi perjanjian dan pertolongan oleh dan dalam Allah, maka sering menggunakan istilah “ Yehovah ”. Sedangkan sebutan untuk “Elohim” terdapat 68 kali yang berbentuk tunggal ada 18 kali, sedangkan yang bentuk jamak ada 50 kali. Hal itu menyatakan “watak”, kepribadian, kuasa, kekuatan, kemuliaan Allah. Semuanya itu ada hubungannya dengan penciptaan, pengurusan, penghakiman, keagungan, kemahakuasaan-Nya dst. (bd. Ul. 10: 17).
Dari cara penyebutan tentang Allah di atas menunjukkan pandangan umat Israel  terhadap Allah bahwa:
1 . Allah itu hidup, beroknum.
2.    Tiada Allah lain kecuali Allah yang Esa, (Ul. 6: 4).
Di atas segala sesuatu, mengenai segala sesuatu yang terdapat dalam semua manusia – Allah Mahaada dan  Allah hadir. Itulah kewibawaan Allah, Dia Mahakuasa, Mahakasih, Mahamulia, Mahahadir  maka disebut  “Allah ”.

  Bagian kedua :Pasal 42 – 72 .
            Dalam bagian ini terdapat syair bani Korah sebanyak 8 pasal, selebihnya merupakan syair      Daud. Dari bagian kedua ini ada beberapa yang dapat kita simpulkan :
   a. Inti /Makna “Penebusan Yehovah menjelaskan kegagalan manusia dan penyelematan oleh kuasa Allah, serta bagian mengenai hukum”. Bagian ini menitik beratkan korban-korban dan dapat dibandingkan dengan kitab Keluaran.
                   b . Pembagian :
            Pasal 42 – 49. Berfocus “Kegagalan umat Israel, perlu diselamatkan “.
            Pasal 50 – 60. Berfocus “Keselamatan umat Israel, dan khasiat keselamatan”.
            Pasal 61 – 71. Berfocus “Anugerah atas umat Israel, memperoleh keselamatan “.
   c . Di antara 31 pasal, ada 15 pasal membicarakan tentang kegagalan ; 42, 43 , 51 dll. dan  16 pasal membicarakan tentang pujian syukur ; 50 , 51, 53 , 54 , 66 , 67 d.l.l.
Semuanya itu menyatakan ketidak stabilan kehidupan kerohanian manusia  ada kegagalan, keselamatan, pujian, ketiganya silih berganti, laksana kehidupan bangsa israel setelah keluar dari Mesir.
d . Sebutan bagi Allah, sering menggunakan “Elohim” seluruhnya ada 214 kali . Dalam satu  pasal sekurang-kurangnya menggunakan dua kali, misalnya pasal 49 . Dalam pasal 68 ada 31 kali.
Penggunaan “Yehovah” seluruhnya ada 32 kali dan menggunakan “ Tuhan ” sebanyak 19 kali .
                Bagian ketiga : Pasal 73 – 89.
                          Merupakan persekutuan dengan Allah. Syair dari Asaf dan bani Korah, hanya satu (ps. 86) merupakan doa Daud. Pasal 78 merupakan “syair sejarah” yang menceritakan hikayat atau sejarah Israel. Di bagian ketiga ini ada beberapa yang dapat kita simpulkan :
   a. Inti/ Maknanya “ membicarakan kuasa Yehovah “ bagian ini menitik beratkan kemah dan pelayanan, kehidupan dalam Bait Suci, kehidupan pelayanan dan bagian ini mewakili kitab Imamat.
                                  b . Pembagiannya :
 Pasal 73 – 83  “ Membicarakan hubungan manusia dengan Bait Suci, kehidupan bait suci, memiliki pandangan penghayatan tentang bait Suci “.
Pasal 64 – 89  “Membicarakan tentang hubungan Allah dengan bait Suci, Allah tidak meninggalkan bait Allah “ tekanannya suasana persekutuan dengan Allah.
         c . Di antara 17 pasal ini terdapat 8 pasal yang membicarakan kegagalan ; 73, 74 , 75 , 78 , 79  dan pasal 76 , 77, 80 , 81 , 82 , 84 , dst. ( pengharapan) dan pasal 105 , 106 (syair bersejarah ).     Jadi sekalipun gagal tetapi tetap berpengharapan, merupakan suatu kehidupan yang berpengharapan.
                                  d . Sebutan bagi Allah
                    Yang menggunakan sebutan “Yehovah” ada 44 kali namun di ps. 82 tidak menyebutkan Yehovah, ps. 87 menyebutkan 2 kali. Pada umumnya menggunakan sebutan “Tuhan” seluruhnya 80 kali . Di dalam ps. 78 terdapat 14 kali. Seluruhnya menggambarkan bahwa “ hanya Tuhan yang tidak mengecewakan “.

             Bagian keempat : Pasal 90 - 106.
          Terdapat banyak syair yang tidak mencantumkan nama, ada 10 pasal yang tidak jelas, dan 14  pasal tanpa pengarang tentang syair kehidupan terdapat pada pasal 90 , 103, dan Syair sejarah pada pasal 105 , 106. Pasal 90  tekanannya manusia sangat membutuhkan kekuatan yang dari Allah. Pada bagian ini ada beberapa hal yang dapat kita simpulkan :
               a . Inti/ maknanya. “ Pasang surutnya kehidupan manusia, bahayanya dalam perjalanan hidup, tetapi kesejahteraan apabila hidup dalam Tuhan dan memandang kepada-Nya. Menjelaskan pada kitab Bilangan, yang intinya kehidupan manusia tetap dikuasai, dipelihara Allah ”.
               b . Pembagian :
Pasal  90 – 94 “Rindu akan kesentosaan “
Pasal  95 – 100 “ Membuat kesentosaan “.
Pasal  101 – 106 “ Menikmati kesentosaan “.
Pasal 95. Merupakan pujian sentosa di dalam Tuhan.
Pasal 96. Merupakan nyanyian baru.
Pasal 100. Tentang cara masuk ke dalam kesentosaan .
Pasal 103. Merupakan pujian “ Haleluya ” - sampai 106.
               c . Diantara 17 pasal terdapat 2 pasal tentang kegagalan yaitu (ps. 90 , 91). Dan yang merupakan “pengharapan”  dimana menyatakan sesudah gelap, kemudian terbitlah terang.
              d . Sebutan bagi Allah.
Pada umumnya menggunakan “ Yehovah ”  seluruhnya ada 111 kali. Passl. 101 menggunakan 2  kali di pasal 10 ada 13 kali. Kata “ Elohim “ ada sebanyak 26 kali.

             Bagian kelima : Pasal 107 – 150.
        Terdapat “syair Haleluya” sebanyak 5 pasal (146 – 150), yang merupakan “syair pujian”. Syair ziarah 15 pasal ; 120 – 134 dst, syair ini lebih mementingkan sembah sujud dalam bait Suci dan firman yang kudus. Pasal 119 merupakan syair Tuhan yang kudus. Pada bagian ini ada beberapa hal yang kita pelajari :
                a . Inti/ maknanya. 
Bernilainya firman yang kudus dan diperkenan-Nya “pujian syukur” karena Allah menganugerahkan firman yang kudus, supaya manusia mengerti kehendak-Nya. Allah memperkenankan manusia “memuji Dia” dan berbakti di Bait Suci melambangkan kitab Ulangan yang merupakan titik puncak rohani manusia yang senantiasa dalam kehidupan “memuji Allah”.
                b . Pembagiannya.
       Pasal 107 – 118  “Firman dan kehidupan”.
       Pasal 119 – 145  “Firman dan Kehidupan “.
       Pasal 146 – 150  “Firman dan kebaktian “.
                c . Dalam 44 pasal ini terdapat hanya 5 pasal yang isinya cenderung pesimis yaitu pasal (109 , 120 , 123, 124 , 137). Selebihnya pada umumnya merupakan syair-syair yang penuh sukacita dan puji-pujian. Yang mana menyatakan bahwa “kehidupan dan penghidupan yang jelas dalam Firman Allah akan merasakan hidup penuh dengan sukacita, laksana sorga di atas bumi.
               d . Sebutan bagi Allah.
                         Umumnya bagian ini menggunakan “Yehovah” sebanyak 236 kali dan “Elohim” 40 kali . Bagian ini merupakan “kesimpulan kitab Mazmur” syair tentang peninggian Allah. “Haleluya” pada bagian akhir seperti juga dengan pujian “Haleluya” pada kumpulan lagu membawa perasaan pemuji dan pendengar ke alam yang penuh ketakjuban  membawa hati manusia di tempat yang mahatinggi, seolah-olah bersatu dengan Allah.
            Pasal Kunci:
                Ps. 119 (firman Allah adalah dasar semua mazmur). 
                Ps. 100, menyatukan sentral pujian dan ibadah.
                Ada tigabelas mazmur merupakan kunci peristiwa kehidupan Daud antara lain misalnya 1 Sam. 19:11 melatar belakangi (Maz. 59). 1 Sam. 21:11 (Maz. 56). 1 Sam. 21:13 ( Maz. 34). 1 Sam. 22:1 (Maz. 142). 1 Sam. 22: 9 (Maz. 52). 1 Sam. 23: 19 (Maz. 54). 1 Sam. 24: 3 (Maz. 57). 2 Sam. 8: 13 (Maz. 60). 2 Sam. 12: 13 (Maz.60). 2 Sam. 12: 13 (Maz. 51). 2 Sam. 15:16 (Maz. 3). 2 Sam. 15: 23 (Maz. 63). Maz. 16:5 (Maz. 7). 2 Sam. 22: 2-51  (Maz.18).

                                Ayat-ayat kunci baca: Maz. 1: 1-3; 19: 7-12 ; 19: 15; 119: 9-11; 145: 21.

 Kesimpulan dari tujuan penulisan Mazmur :
1      . Dibagi dalam pembagian, setiap bagian sejajar dengan salah satu dari kelima kitab Musa.
2        Melukiskan perjalanan kehidupan manusia, dari kegagalan, diselamatkan dari pergumulan, sentosa, pengharapan, sampai pujian kemenangan.
3        Pemilikan, penyelamatan dan kehendak baik dari Allah kepada manusia. Manusia memperoleh rezeki, sentosa dari Allah, dikenyangkan oleh kasih-Nya dan menerima warisan dan firman-Nya, supaya berbakti- bersujud memuji dan memuliakan Allah dalam bait Suci.

    III . POKOK-POKOK PENTING
1.    Jenis-jenis Mazmur menurut pokok-pokok penting dan sifat isinya :
                        a . Pengajaran                                  ps. 1, 5, 7, 34.
                        b . Sejarah                                          ps. 78, 105, 106.
                        c . Pujian                                             ps. 111 – 117 ; 146 – 150.
                        d . Pertobatan                                  ps. 6, 32, 38, 51, 102.
                        e . Pemohonan                                                ps. 86, 109.
                        f . Ucapan syukur                            ps. 16, 18
                        g . Mesianis                                       ps. 2, 20 – 24, 41, 68, 118.
                         h . Keindahan alam                         ps. 8, 19, 29, 33.
                      i . Ziarah                                                 ps. 120 – 134, 126.
                       j . Kutukan                                           ps. 35, 52, 58, 69. Kutukan sebagai pernyataan : rasa nasionalisme dan kecemburuan illahi.

         Mazmur yang wajib dibaca dalam memahami kitab ini: ps. 1, 2, 22, 23, 51, 118, 119, 139.
b.      Ada empat nama/ sebutan bagi Allah yang paling sering digunakan :
a.       El ( Elohim ), yang Mahakuasa dan Mahabesar.
b.      Adonai , Tuhan yang berdaulat.
c.       Jehovah jarang diucapkan , Allah penyelamat pencipta memberi dan menggenapi perjanjian.
d.      Shadday, yang mahakuasa pencipta yang memberkati.
       Selain sebutan di atas dalam Perjanjian Lama terdapat tujuh perkataan majemuk yang memakai nama Yahweh :
1.Yahweh-jireh – Tuhan menyediakan ( Kej. 22: 13 – 14 ).
2. Yahweh-raffa – Tuhanlah yang menyembuhkan ( Kej. 15 : 26 ).
3. Yahweh-syalom – Tuhan itu keselamatan ( Hak. 6: 24 ).
4. Yahweh-tsidkenu – Tuhan keadilan kita ( Yer. 23 : 6 ).
5. Yahweh-syammah – Tuhan hadir di situ ( Yeh. 48 : 35 ).
6. Yahweh-nissi – Tuhan panji-panjiku ( Kel. 17 : 8 – 15 ).
7. Yahweh-raah – Tuhan adalah gembalaku ( Maz. 23 : 1 ).
c.       Kitab Mazmur dalam kehidupan sehari-hari
                                        Kitab Mazmur merupakan telaga pengalaman persekutuan rohani, dan kata-kata yang terdapat dalam doa dapat dipergunakan untuk bahan meditasi perorangan atau memimpin jemaat berdoa dihadapan Allah. Bagian yang cocok digunakan untuk bahan doa di atas mimbar adalah ; ps. 6 ,22 , 25 , 28, 38 , 40 , 43 , 46 , 51 , 63 , 79 , 84 , 86 , 90 , 103 , 116 , 121 , 135 , 141 dst.Dengan banyak membaca kitab Mazmur, seseorang akan pandai berdoa dan seseorang yang suka berdoa akan bertambah lagi. Di dalam Mazmur ada bagian yang membicarakan segala segi dari persekutuan rohani yang mendatangkan faedah yang mendalam bagi kehidupan persekutuan rohani kita. Ada beberapa hal tentang persekutuan antara lain :
       a . Perbedaan persekutuan rohani
1.    Berbakti.
Yang terpenting dalam persekutuan rohani adalah berbakti kepada Allah sebab Allah itu agung dan mulia, sebaliknya manusia itu kecil dan hina, maka sudah selayaknya harus beribadah dengan hati yang berbakti. Dasarnya sebab hidup di bawah anugerah-Nya (lih. dalam pasal 86 : 9 – 11 ; 96 : 2 ; 100 : 2). Oleh sebab itu dalam pembacaan kitab Mazmur yang terpenting ialah “ belajar berbakti kepada Tuhan ” dan dihadapan Allah harus mempunyai sikap takut, tulus rendah hati, taat ada penyerahan sepenuh hati, bersandar dan memuliakan Tuhan dengan sepenuh hati jiwa dan dengan ketulusan berbakti pada Allah.
2.    Bertobat.
Di dalam persekutuan rohani manusia bertemu dengan Allah yang suci, dengan  sendirinya kita akan menemui kenajisan pribadi. Semakin manusia dekat dengan Allah, semakin mengenal diri sendiri. Di dalam kitab Mazmur banyak terdapat doa pertobatan, misalnya 32 : 3-5 ; 38 : 4 ; 51 : 1 – 11. Bertobat atas kesalahan, maka persekutuan rohaninya pasti diperkenankan.
3.    Bersyukur.
Persekutuan rohani tidak dapat terlepas dari puji syukur. Karena teringat akan kasih Allah yang berkelimpahan, biasanya manusia tidak menaikkan pujian, karena tidak mengerti kasih Allah, misalnya ps. 103 : 2 – 13 “Anugerah Tuhan tidak habis-habisnya untuk diceriterakan “.
4.    Bermeditasi.
Mengenang Allah dalam persekutuan rohani, suatu persekutuan pribadi tanpa suara, tetapi dalam sikap doa dan dalam Roh (bd. 62 : 1 , 5). Bermeditasi berarti “dengan segenap hati dan roh berada di dalam Tuhan. Bersatu dengan Tuhan laksana campuran air dan susu”. Persekutuan semacam ini kadang-kadang dapat berlangsung semalam suntuk, demi menikmati kemanisan persekutuan rohani tersebut.
5.    Memuji.
Banyak alasan untuk memuji dalam (ps. 136) dengan kata-kata memuji Tuhan, sebab dalam persekutuan teringat akan indahnya hadirat Allah dan kemuliaan Tuhan. Oleh sebab itu memuji Tuhan, dan bahkan manusia dapat memuji Tuhan 7 kali dalam satu hari (ps. 119 ; 104).
6.    Berdoa.
Biasanya karena manusia melihat kekurangan dan kebutuhan pribadi, sehingga memohon kepada Allah, tetapi bukan untuk keperluan materi melainkan untuk “ kerohanian dan peperangan dalam roh “ misalnya pasal. 6 , 17 , 22 , 23 , 38 , 42 , 43 , 46 , 51 , 56  “ hampir semuanya ada makna dari doa itu sendiri ”.
7.    Sukacita.
Kegembiraan dalam persekutuan, kepuasan dalam jiwa  karena hati Allah dipuaskan. Allah menganggap meditasi, berbakti dan persekutuan rohani kita dengan Dia sebagai hal yang manis (104 : 34) dan kitapun dikenyangkan dalam persekutuan ( 22: 26 – 31).
                       b . Waktu persekutuan
1 . Pagi hari, 5 : 3 ; 11: 147 ; 59 : 16 ; 108 ; 2 ; 88 : 13 ; 46 ; 5 ; 143 ; 8. Hendaknya pada pagi hari kita bersekutu dengan Firman Tuhan, memohon Dia untuk memberikan petunjuk bagi perjalanan kita sehari lepas sehari.
2 . Siang hari , 17 , 55 , 91 : 6. Hendaknya kita mengambil sedikit waktu pada siang hari  untuk bersekutu dengan Allah.
 3 . Malam hari, ps. 42 : 8 ; 141 : 2 ; 149 : 5. Dasarnya imam menyerahkan korban dua kali dalam satu hari, demikian pula hendaknya kita tidak mengurangi persekutuan di pagi dan malam hari.
4 . Tengah malam, ps. 22: 2; 30: 5 ; 63 : 5 – 6 ; 77: 2 ; 88 : 1 – 2 ; 119 : 62 ; 134 : 1. Tengah malam yang sunyi merupakan saat yang terindah bagi persekutuan, maka kita sebaiknya melakukan    
5 . Sepanjang hari dan malam , ps. 71: 8, 15 ; 6 : 6 ; 42 : 1 – 3. Hal ini terjadi karena  kebutuhan yang khusus dan kehausan dalam roh sebagaimana yang terjadi sebelum Tuhan memilih ke 12 rasul, Ia berdoa semalam-malaman (bd. Luk. 6 : 12 ).
6.  Tiada berhenti-hentinya atau senantiasa berdoa , ps. 16 : 8 ; 61 : 8 ; 119 : 164.
                       c . Sikap persekutuan
                                Yang terpenting keluar dari hati bukan dibuat-buat tetapi :
 1 . Akrab , ps. 27 : 4 ; 42 : 1 ; 63 : 1 ; 27 : 8 . Seolah-olah berhadapan muka dengan muka.
 2 . Menanti, ps. 27 : 14 ; 37 : 7 ; 40 : 1 ; 37 : 34 ; 62 : 1 – 5 ; 130 : 6. Berdoa dan bersekutu tidak boleh dilakukan secara tergesa-gesa, hendaknya dengan waktu yang cukup menantikan dihadapan Allah untuk mendapatkan jawabannya atau hingga hati merasa telah dipuaskan oleh Allah.
   3 . Rindu, ps. 42 : 2 ; 104 : 34 ; 143 : 1 – 6. Persekutuan laksana pertemuan antara ayah dengan anak, maka tidak perlu dengan suara besar dan ramai, boleh dengan hati yang tenang, berpikir secara diam-diam.
   4 . Takut, ps. 24: 3 – 4 ; 25 : 12 ; 48 : 1 ; 72 : 5 . Rasa hormat pada Allah. Persekutuan  berarti bertemu dengan Allah yang Mahasuci dan Mahamulia, maka patutlah dilakukan dengan hati yang penuh rasa takut dan hormat serta bersujud/ berbakti kepada Allah. Mempunyai rasa senantiasa dekat kepada-Nya.
    5 . Kasih, ps. 84 : 1 – 10. Takut akan Allah terlebih lagi kasih kepada Allah, dengan sepenuh kasih sayang sepenuhnya merupakan dasar, bersekutu dengan Dia.
    6 . Bersusah hati, ps. 32: 3 – 4 ; 38 : 8 dst. ( bd. Mat . 5: 4 ) .
Bersusah hati karena dosa atau karena rindu akan kembali, ps. 42, 43, 137 dst.
    7 . Bersukacita, ps. 63 : 6 – 7 ; 98 : 4 – 8 ; 104 : 33 – 35 ; 136.
Teringat akan anugerah dan kasih Allah serta penghiburan-Nya ps. 30 : 5.
                        d . Alat persekutuan    
1 . Hati, ps. 19 : 14 ; 103 : 1 ; 130 : 6.
Dalam persekutuan yang terpenting dilakukan dengan sepenuh hati, bersatu hati dengan Allah.
2 . Roh , ps. 30 : 12 ; 51 : 17 ; 57 : 8 - 9 ; 71 : 23.
Allah adalah Roh adanya, maka kita harus dengan roh bersekutu dengan Dia. dari roh ke roh, baru merupakan persekutuan Roh yang sejati.
3. Mata , ps. 25 : 15 ; 119 : 82 ; 123 : 1 – 2.              
kita memandang Allah dihadapan-Nya, memandang wajah-Nya yang kasih.
4 . Mulut , ps. 86 : 17 ; 108 : 2.
 Menyampaikan isi hati dihadapan Tuhan.
5 . Telinga, ps. 34 : 15 ; 40 : 6 ; 94 : 9 ; 143 : 8 .
Dalam persekutuan menyampaikan isi hati kepada Allah supaya Tuhan mendengar,  namun telinga rohani perlu terbuka untuk mengetahui kata-kata Tuhan.
6 . Tangan , ps. 63: 4 ; 88 : 9 ; 134 : 2 ; 143 : 6.
Mengangkat tangan iman, untuk menerima kasih karunia Allah.
7 . Tubuh , ps. 15 : 1 – 5 ; 34 : 15 ; 84 : 2 .
Dengan tubuh melakukan kebenaran Allah, dengan tubuh bersekutu dengan Allah sebab tubuh adalah Bait Allah, tempat bersekutu maka hendaknya persembahan tubuh sebagai korban yang hidup kudus dan berkenan kepada Allah ( bd. Roma. 12 : 1 – 2 ).
8.       Tiga Faedah Dasar Kitab Mazmur
                              Ada tiga penggunaan kitab Mazmur dari zaman israel dan dalam gereja Perjanjian  Baru:
a.    Mazmur harus dilihat sebagai suatu penuntun ibadah. Maksudnya melalui Mazmur kita menyembah dan menuji Allah, mengingat kebaikkan-Nya dan menaikkan permohon kepada-Nya.
b.    Mazmur menyatakan kepada kita bagaimana kita berhubungan dengan jujur kepada-Nya. Kita dapat belajar bagaimana berlaku jujur serta terbuka dalam menyatakan sukacita, kekecewaan, kemarahan, atau perasaan lainnya.
c.     Melalui kitab Mazmur, kita belajar pentingnya pemikiran dan perenungan mengenai perkara-perkara yang telah Allah lakukan bagi kita. Mazmur mengajak kita berdoa dan bersekutu dengan orang percaya lain dan saling memperhatikan.
9.    Kristus dalam Kitab Mazmur.
a.         Kelahiran ( Maz. 2: 7 – Mat. 3: 17 ).
b.        Keilahian ( Maz. 45: 7; 110: 1-2 – Ibr. 1:8; Mat. 22: 42-45 ).
c.         Kemanusiaan ( Maz. 8: 3-5; 40:6 – Ibr. 2: 5-9; 10:10 ).
d.        Keimaman ( Maz. 110:5 – Ibr. 5:6 ).
e.        Penyucian Bait ( Maz. 69:10 ) – Yoh. 2: 17.
f.          Penolakan ( Maz. 35:19 ; Maz.118:22 ) – Yoh.15:25 ; Mat.21 :42.
g.         Pengkhianatan ( Maz.41:10 ) – Luk.22:47 ; Yoh 13:18.
h.        Derita Dosa ( Maz. 22:2 ) – Mat 27:46.
i.           Penghinaan ( Maz.22:8-9 ) – Luk. 23:35.
j.          Penyaliban ( Maz. 22:17 ) – Yoh. 20:25,27.
k.         Pengundian Jubah ( Maz 22:19 ) – Mat. 27:35-36.
l.           Keutuhan Tulang ( Maz. 34:21 ) – Yoh. 19:32-33. 36.
m.      Kebangkitan ( Maz. 16:10 ) – Mrk. 16:6-7.
n.        Kenaikan ke sorga ( Maz. 68:19 ; 16:11) – Mrk. 16:19 ; Ef.4:8.
o.        Penaklukan musuh ( Maz. 110:2 ) – Mat. 22:44.
p.        Kekekalan ( Maz. 102:28 ) - Ibr. 1:11.
q.        Kedatangan kedua ( Maz. 8:7 ) – Ibr. 2:8.
                   
    Walaupun kitab ini mendeskripsikan pengalaman pribadi, bahasa mereka yang melampaui akal mereka, namun menjadi kenyataan historis dalam diri Kristus, yang mengacu pada keluarga Daud atau raja tertentu, yang puncak penggenapannya dalam pribadi Kristus, Anak Daud ( ps. 2, 110).

Tambahan :
                Ada empat cara menafsirkan Mazmur :
1.       Berdasarkan latar belakang sejarah peristiwa.
2.       Berkaitan dengan aspek-aspek tata ibadah Israel.
3.       Berhubungan dengan struktur dan motif penulis.
4.       Berdasarkan metode gramatika-historis dengan memperhatikan penggenapan nubuat-nubuat Mazmur khusus mengacu pada Yesus Kristus.

























A M S A L     S A L O M O

                Bersama dengan kitab Ayub dan Pengkhotbah, Amsal disebut sebagai “kitab-kitab Kebijaksanaan“. Kitab Amsal adalah kitab yang menjungjung tinggi hikmat, berisi dan menekankan hikmat bagi kehidupan sehari-hari. Ciri khasnya menunjukkan hukum-hukum yang mengandung hikmat dan budi. Pesan yang disampaikan dalam kitab ini adalah bijaksana karena mengetahui hukum. Kitab ini bersifat praktis, dan memberi petunjuk untuk kehidupan sehari-hari, suatu hikmat sorgawi bagi kehidupan di dunia ini.
                Amsal berarti “perumpamaan”, pepatah, peribahasa, juga berarti kiasan yang tepat dalam bentuk-bentuk kalimat pendek yang padat. Bahasa Ibrani kata “ mishle” selain berarti seperti di atas juga mencakup percakapan-percakapan, ungkapan-ungkapan, kesimpulan-kesimpulan, penggambaran kebenaran-kebenaran, jadi lebih luas lagi artinya. Oleh karena itu judul Amsal haruslah diartikan secara lebih luas daripada arti kata itu di dalam bahasa Indonesia.
                Perlu dimengerti bahwa dalam puisi Ibrani, yang terpenting bukan persamaan vokalnya (di dalam terjemahan) sekalipun hal ini juga nampak nyata, melainkan pada persamaan pengertiannya (suatu titik ditembak dari segala arah), di dalam kitab Amsal titik focus utama adalah “takut akan Allah” yang disoroti dari segala segi  dengan berbagai perumpamaan ungkapan dan contoh.

I . LATAR BELAKANG
1.    Judul
          Di dalam bahasa ibrani Mashal, dari kata Mishle (tunggal ), terjemahan dalam bahasa Indonesia berarti misal atau perumpamaan, juga berarti paralel, serupa atau perbandingan (bd. Bil. 21 : 27 ; 1 Sam. 10 : 12). Dalam  bahasa Yunani Paroimias. (lih. 2 Pet. 2 : 22). Amsal merajuk pada suatu perbandingan yang menggaris bawahi pengajaran moral dan spritual yang dirancang untuk memungkinkan seseorang dapat hidup bijaksana.
    2. Penulis dan Waktu
           Menurut 1 Raja-Raja 4: 32, Salomo menggubah 3000 Amsal dan 1005 lagu, hal ini menunjukkan bahwa Salomo penulis kitab ini. Untuk membuktikan dan memperkuatnya :
 a . Salomo raja Israel. (bd. 1: 1; 10 : 1 ; 25 : 1 ; Pengkt. 12 : 9).
 b . Orang-orang bijak (22 : 17 ; 24 : 23  . bd. 25 :1), perhatikan kata “ juga” dapat  disimpulkan bahwa orang bijak itu adalah Salomo.
 c . Agur bin Yake dari Masa 30 : 1 ( ada yang menafsir sebagai nama kesayangan bagi Salomo)
 d . 31 merupakan koleksi Lemuel , raja Masa = milik Allah.
             Dalam tradisi Yahudi diakui bahwa Salomo merupakan pengarang seluruh kitab Amsal, sekalipun pengumpulannya menjadi satu buku paling cepat pada masa raja Hizkia ( ps. 25 : 1) + 700 sM. Bila kitab ini dibandingkan dengan 2 karya Salomo yang lain (Pengkhotbah, Kidung Agung)  maka dapat diperkirakan bahwa :
1.       Kidung Agung ditulisnya pada masa mudanya.
2.       Amsal ditulis pada masa usia pertengahan ( + 950 sM ).
3.       Pengkhotbah ditulis pada masa usia lanjut.
Catatan :
        Pengumpulannya pada masa raja Hizkia, hal ini punya arti rohani yang penting, sebab pada masa itu bangsa israel mengalami situasi berada di tengah kekelaman rohani.  Raja Hizkia (reformasi) melontarkan lagi seruan kecemburuan illahi supaya “takut akan Allah“ sambil disertai dengan peringatan-peringatan/ nubuat-nubuat nabi-nabi yang berseru kepada Israel dan Yehuda pada masa itu. Waktunya diperkirakan ditulis sebelum wafatnya di tahun 931 sM. Koleksinya disimpan para jurutulis raja Hizkia sekitar tahun 777 sM. Jadi periode penulisannya diperkirakan sekitar tahun 950-700 sM.

     3 . Tema dan Tujuan
                       Temanya adalah “Berjalan dalan takut akan Tuhan” maksudnya supaya pembaca “takut akan Allah“ (ps. 1: 2 - 6 ; bd. 1 Raja. 3 : 9). Tujuannya supaya dapat  membedakan yang baik dan jahat lebih luas, bukan untuk memperoleh pengetahuan teoritis, tetapi pengetahuan praktis bertingkah laku di dunia ini, sebab itu adalah karunia Allah. Tujuan ini juga terungkap lagi dalam Pengkt. 12 : 13, yang diulang lagi  “Takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat (1:7; 9:10)”. Intinya kalau manusia hidup tidak takut akan Allah, akan membuat hidupnya menuju kepada kebebalan, dan hidup tanpa kendali.
                       Kitab Amsal menambahkan suasana keduniawian ke dalam PL bukti pentingnya hidup di buni dalam pandangan Allah. Dalam kitab ini juga dapat dilihat lebih jelas bahwa agama tidak bisa lepas, dan dekat dengan kehidupan sehari-hari.
4. Bentuk / Gaya Penulisan
1.       Aneka ragam puisi ; perumpamaan, pertanyaan-pertanyaan pendek  (1: 20 - 33 ; 3: 1 –10).
2.       Peribahasa-peribahasa umum, berlawanan ( 16 : 22 ), persamaan (17 : 10), lambang ( 26 : 27), personifikasi (9 : 1).
3.       Kalimat-kalimat pengajaran ringkas dan menarik (10 : 1-3; 12: 1 - 4 ).
5. Tempat di dalam Alkitab
      Dalam Alkitab, Amsal merupakan buku ketiga dari 5 kitab puisi. Sedangkan dalam Alkitab Yahudi  merupakan buku kedua dari tulisan-tulisan. Tetapi yang sama adalah kedua-duanya menempatkan Amsal sesudah Mazmur.
         Dalam PB surat Yakobus merupakan kitab hikmat (Amsal dalam PB ). Di dalam Amsal, HIKMAT dipersonifikasikan di dalam diri orang yang paling berhikmat yaitu Tuhan Yesus (Kol. 2: 3), maka seorang bijaksana adalah seorang yang sudah lahir baru (Kristus di dalamnya).  Segala Amsal dalam kitab suci akan kelihatan melalui hikmat dan keindahan, dan akan melekat dalam ingatan jika dibaca dengan “Percaya kepada Tuhan dengan segenap hati dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri “  (Ams. 3: 5).

II . SUSUNAN
       a . Pendahuluan : ps. 1: 1 –7  (Judul kitab, tujuan dan sembayang).
       b . Isi Pokok :      ps. 1 : 8 – 29 : 27.
                1: 8- 9 : 13 .  Pelajaran tentang hikmat.
                10 : 1 – 22 : 16 .  Kitab Salomo I.
                22 : 17 – 24 : 22 .  Kitab orang bijak.
                24 : 23 – 34 .  Pepatah-pepatah orang bijaksana dihimpun lain
25 : 1 – 29 :27 .  Kitab Salomo II.
        c . Penutup          ps. 30 : 1 – 31 : 31.
                30 : 1 –33. Kata-kata Agur.
                31 : 1 – 9 . Kata-kata Lamuel
31 : 10 – 31. Tambahan (istri yang cakap).

       Ayat-ayat kunci baca : 1: 5-7; 3: 5-6; 9:10 .

III . POKOK  PENTING
         1. Hikmat
                                      Dalam pasal. 8, hikmat dipersonifikasikan sebagai spirit (ruach), dan hikmat itu tidak diciptakan karena sudah ada sejak semula (8: 22). Kata yang digunakan untuk menciptakan “qanah” bukan kata bara = menciptakan yang artinya lebih merajuk pada memiliki, mendapatkan atau mengupayakan ukuran standar hikmat untuk memulai segala sesuatu pada mulanya.
                Pengertian ini menunjukkan bahwa hikmat itu sudah ada sejak kekal sebagai standar pengukur pekerjaan Allah sumber himat itu :
a.     Hikmat itu bersifat Ilahi (8: 22-31).
b.    Hilmat itu sumber kehidupan (3: 18; 8: 35-36).
c.     Hikmat ini benar dan pengukur moral (8: 8-9).
d.    Hikmat ini tersedia bagi yang mau menerimanya (8: 1-6).
e.    Hikmat ini di dalam Kristus “sebab dalam Dialah tersembunyi seluruh harta hikmat dan pengetahuan” (Kol. 2:3).
                           Dengan uraian di atas nampak Kristus dalam kitab Amsal, karena menguraikan hikmat, yang adalah bersumber dari Allah dan hikmat itu adalah Allah sendiri ( bd. 1. Kor. 2: 6-8).

         2. Kesusilan pribadi merupakan obyek utama kitab ini.
                                         Manusia adalah pribadi yang mulia, tetapi bila   hidupnya tak sesuai dengan ketetapan dari Allah yang menciptakannya, maka hidupnya sia-sia. Buku ini banyak memuat nasihat bagi orang muda supaya lurus jalannya. (bd. 1: 4,8 ; Ef. 2 : 8 - 10). Hanya bila takut kepada Allah, maka manusia selama hidupnya akan dapat berjalan pada jalan yang direncanakan Allah baginya, sebab sumber kesusilaan adalah Allah dan firman-Nya (disebut 86 kali).

       





























K I T A B     P E N G K H O T B A H
    

        PENDAHULUAN
                   Kitab Pengkhotbah adalah pengakuan orang yang dilanda kegagalan dan pesimisme, karena tidak mengingat Tuhan dalam hidupnya (hidup sekedar hidup) dan melupakan perkara-perkara kekal. Kitab ini merupakan tesis tentang arti kehidupan dan kegiatan manusia. Kemungkinan besar kebenaran dalam kitab ini merupakan kesimpulan pengamatan raja Salomo atas proses kehidupannya, yang menghasilkan hypothese; keyakinan/ tesis, bahwa kehidupan yang berdasarkan empiris dan rasionalisme adalah kesia-siaan. Sedangkan kehidupan yang berdasarkan penyataan Allah adalah kehidupan yang berfaedah.

        Keterangan :
1.       Empirisme ( 2: 4,7 ); metode pengamatan berdasarkan indra dan pengalaman-pengalaman yang dapat dirasa, hanya yang dapat diindra yang diakui kebenarannya.
2.       Rasionalisme (1 : 17,18) : metode berdasarkan pengertian “sebab akibat “ yang logis saja yang dapat diterima.
3.       Penyataan Allah adalah hikmat yang harus dipercaya. ( 4 : 17 ; 5 : 6 ; 7: 14, 19, 29 ; 8 : 12 ; 11 : 9 ; 12  ; 12 : 13 - 14).
Catatan.
Penulis membuka pengertian, tentang dinamika kehidupan manusia ;
                  a . Hidup di dunia bukan keseluruhan kehidupan manusia.
               b . Kebahagiaan hanya ada dalam hubungan dengan Allah secara benar (tidak pada materi).

I. LATAR BELAKANG
   A . J u d u l
Dalam bahasa Ibrani kitab ini disebut “Qoheleth“ berarti seseorang yang berbicara dalam suatu halayak ramai, yang biasa disebut “pengkotbah” dan ini selalu dihubungkan dengan kata Qahal. Di dalam bahasa Yunani ecclesiastes yang artinya “perhimpunan” kumpulan umum, dan dapat juga diartikan kumpulan khotbah-khotbah.

   B . Penulis dan Waktu
Menurut tradisi Yahudi, Salomo diyakini penulis kitab ini dimasa tuanya (bd. 12:1). Hal ini dapat dilihat dari istilah Anak raja Yerusalem (1 : 1), bijak (1: 6) –  pengarang Amsal / pribahasa – kaya  (2 : 2) – membangun bangunan megah (2: 4 - 6). Jadi dapat disimpulkan bahwa kitab Pengkhotbah adalah tulisan Salomo ( bd. 1 Raja. 10, dan kesaksian ratu Syeba  di (2 Taw. 7 : 14 - 16 ; 9 : 22 - 27 ). Mungkin merupakan catatan jurnal penyesalan Salomo dan pertobatannya dari penyelewengan immoralitas yang dicatat dalam kitab 1 Raja-raja 11. 
   Masa tentang penulisan (lih. 10 : 16 ; 11: 9 - 10 ; 12 : 2 - 7, 12), dan gambaran ketuaannya dapat dilihat (ps.12 : 2 - 7 ; 12 : 2) dari tulisannya tentang matahari,... pandangan mata ay. 3 c. Ayat.3 penjaga-penjaga rumah,... “tulang”, gigi – ay. 5, nafsu makan,...menuju debu lembah tanah, semua menunjuk pada masa tuanya. Dari penjelasan ini, kitab ini maka mungkin ditulis antara menjelang kematian Salomo hingga kerajaannya terbagi dua, dapat diperkirakan sekitar abad ke- 10 sM pada tahun 931 sM.

      C. Tema dan Tujuan
             Tema kitab ini adalah kesia-siaan, karena terpisah dari Allah. Ada beberapa tujuan kitab ini diantaranya :
1.       Pengkhotbah mencoba meruntuhkan kepercayaan diri (self-confidence) yang didasari oleh keberhasilan dan kebijakan manusia. Kitab ini menunjukkan bahwa tujuan manusia atau jalan manusia yang diperkirakan benar ternyata membawa kepuasan yang nihil.
2.       Kitab ini menegaskan bahwa tidak semua kenyataan hidup dapat seutuhnya terpahami, yang berarti kita harus hidup dengan mata rohani, bukan mata jasmani. Hidup ini penuh dengan teka-teki, yang sulit ditebak dan yang tak terpecahkan dan terkendalikan manusia, namun oleh iman, hikmat dan karya Allah dapat sepuasnya dinikmati.
3.       Pengkhotbah menunjuk, manusia yang meninggalkan strateginya sendiri dan menjauhkan diri dari Tuhan akan menemukan hidup yang hampa, mengecewakan dan misterius. Kitab ini juga menyajikan pandangan dan pengertian tentang hidup, bahwa hidup bukanlah tanpa jawaban, tidak berarti sama sekali, sebab hidup yang sia-sia, frustrasi dapat diganti dengan kenikmatan melalui persekutuan dengan Tuhan sipemberi hidup.
                       
II . PEMBAGIAN
1.       Pendahuluan  Ps. 1: 1-11.
2.       Pengamatan-pengamatan, kesimpulan-kesimpulan, nasihat-nasihat ps. ( 1: 12 – 12: 7 ).
3.       Kesimpulan menyeluruh (ps. 12: 6 – 12).
a . Pengamatan ; “ semua sia-sia ”  ps. 12 : 8.
b . Kesimpulan (tesis ) ‘” takutlah akan Allah “. Ps. 12: 13.
Ayat-ayat kunci baca ; 1:2; 2: 24; 12: 13-14 .

III . INTI BERITA (Khotbah )
               Inti kitab Pengkhotbah adalah “kesia-siaan belaka”. Topik ini didasari penyelidikan seseorang (  Pengkhotbah) akan hal yang baik bagi manusia, yang dilakukan dengan cara :
1.    Mencari yang baik “apa yang baik itu“ melalui penyelidikan pribadi. Mula-mula dicarinya hikmat duniawi, pengetahuan, tetapi hasilnya “ menyusahkan hati, menjaring angin sia-sia” karena selalu ada perkara yang tidak dapat diatasi manusia ( 1: 12- 18 ).
Kemudian yang baik dicarinya dalam kesenangan duniawi, itupun disebut kebodohan dan sia-sia belaka bagi jiwa (2 : 1- 11).
2.    Penyelidikan apa yang baik melalui pengamatan umum. Dalam penyelidikan ini ia terbentur dengan providensia Allah. Kejadian-kejadian seolah-olah menuruti hukum-hukum yang sudah tetap, sudah di tentukan dari semula, akhirnya berserah pada nasib. Ketika diadakan pengamatan terhadap masyarakat dalam diri manusia didapati banyak kekurangan, ketidakadilan, ketidakseimbangan, pertentangan-pertentangan dan kedangkalan-kedangkalan. Kesimpulan semua usaha manusia sia-sia, hidup adalah karunia Allah (bd. 5: 18).
3.    Penyelidikan dalam bidang Moral. Rahasia yang dicari itu agaknya terletak dalam satu  .“ jalan tengah ”, keseimbangan. Namun manusia tidak dapat menikmati harta benda dan kehormatan apabila tidak berkenan kepada Tuhan (6: 2), sebab kepuasan perut tidak membawa ketenangan bagi jiwa manusia (6: 7). Siapa yang mengetahui apa yang baik dalam hidupnya yang pendek dari hidup yang sia-sia ? Ia melanjutkan penyelidikan tentang yang baik “ nama yang harum lebih baik dari pada minyak yang mahal “ ( 7 : 1 ). Kesimpulan manusia membutuhkan Allah, sebab kebahagiaan adalah anugerah Allah (8: 15). Yang baik bagi manusia di dalam kehidupannya sekarang ialah menggunakan hidupnya dengan bijaksana disertai iman yang teguh pada Allah, dan percaya akan kehidupan yang kekal (12: 1- 7). Hal ini didasari pemahaman yang benar tentang hidup sebagai Anugerah Allah, sebab kehidupan di bawah langit ini jika dijadikan tujuan tanpa Tuhan, maka akan merupakan kesia-siaan. 
     Di dalam kitab ini ada sepuluh macam “ Kesia-siaan “ :
a.    2 : 15 – 16 ; Kesia-siaan hikmat manusia : Orang yang bagaimanapun pandainya dan bodohnya akhirnya sama saja yaitu ‘ mati ‘.
b.   2 : 19 – 21 ; Kesia-siaan pekerjaan manusia : Hasil kerja orang rajin dan yang malas, sama-sama akan punah.
c.    2 : 26 ; Kesia-siaan kehendak manusia : Rencana ditangan manusia, keputusan di tangan Tuhan.
d.   4 : 4 ; Kesia-siaan persaingan manusia : Kemajuan menimbulkan lebih banyak iri hati daripada sukacita.
e.   Kesia-siaan ketamakan manusia ; Harta menimbulkan ketamakan dan keserakahan.
f.     4 : 6 ; Kesia-siaan kemasyhuran manusia : Sangat singkat, tidak pasti dan tidak kekal.
g.    5 : 10 ; Kesia-siaan nafsu manusia akan harta : Uang tidak memberi kepuasan. Makin banyak uang, hasilnya kepada orang lain juga.
h.   Kesia-siaan keinginan manusia : Pucuk dicinta, ulam tiba.
i.      Kesia-siaan kegirangan manusia : Seringkali kegirangan itu hanyalah untuk menutupi adanya kesusahan yang tak bisa dihindari.
j.     8 : 10, 14 ; Kesia-siaan pengharapan oleh manusia : Orang jahat seringkali beroleh penghormatan. Orang baik tidak menerima penghargaan yang sepatutnya.
           Akhir kitab pengkhotbah menyampaikan kepada kita apa yang paling perlu kita ketahui dan miliki. Pengkhotbah menyampaikan satu kerinduannya kepada Allah, yang berkata “ Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa “(bd. Yoh.14: 9).

4.       Kristus Dalam Kitab Pengkhotbah
                Kitab ini tidak mencantumkan nama “Tuhan” namun dalam kitab ini kita melihat kesia-siaan dan kefanaan hidup yang dijalami manusia tanpa Tuhan, hanya apabila hidup  manusia terisi dengan takut akan Allah maka dia akan mengalami kebahagiaan (hidupnya berarti), sebab Kristus adalah hikmat Allah, Kristus adalah satu-satunya cara dalam hidup manusia menuju Allah dan mencapai kepuasan hidup dan keutuhan diri (Yoh. 10:10; 7: 37-38)





















K I T A B    K I D U N G   A G U N G


                Perbandingan dari ketiga buku syair karangan Salomo, menunjukkan ada hikmat illahi yang bekerja di dalam pengarangnya.
Amsal, berbicara dari hal dan tentang  “ kehendak untuk baik “
Pengkhotbah, tentang “ akal yang terbaik “
Kidung Agung, tentang “ perasaan yang terbaik “.
Ini memang sesuai dengan hakekat kejiwaan manusia yang dapat diuraikan dari segi  kehendak, pikiran dan perasaan. Penempatannya juga dalam Alkitab dengan urutan demikian. Seperti juga kedua buku terdahulu, maka jangkauan dari kitab Kidung Agung bukanlah sekedar bersifat manusiawi melainkan jauh mengarah kepada Allah sumber segala sesuatunya. Kitab ini menceriterakan cinta kasih dua orang manusia (love story) sebagai gambaran kasih antara Allah dan manusia.
Kitab ini berisi sekumpulan nyanyian cinta yang indah dan mendalam. Dan belakangan ada interpretasi bahwa nyanyian-nyanyian indah tersebut adalah simbolis cinta spritual Allah kepada orang-orang pilihan-Nya.

I . LATAR  BELAKANG
    A . Judul
          Di dalam bahasa Ibrani “Syir hassyirim” artinya nyanyian dan nyanyian. Bhs. Yunani : asma asmaton, dalam bahasa Inggris ; Song of Salomo. Dalam 1: 1,  Kidung dari segala kidung, yang artinya “paling indah, atau kidung terindah”.

    B  . Pengarang
          Nama Salomo merupakan nama yang paling banyak disebut di dalam kitab ini, disebut  tujuh kali ( 1: 1,5 ; 3: 7 ,9, 11 ; 8 :11,12). Memang dalam 1: 1, dapat ditafsirkan sebagai nyanyian oleh, bagi tentang Salomo. Namun penulis adalah seorang yang tahu dengan baik ilmu bumi, daerah antara Enjedi sampai gunung Libanon. Pengakuan tentang penulisnya bersangkutan erat dengan pengertian tentang isi kitab ini.
         Salomo hidup antara thn 1.000 sM sampai 950 sM. Banyak pendapat yang menganggap bahwa bila Salomo sebagai penulis maka nyanyian ini ditulisnya ketika ia masih muda,  pada masa hidupnya belum dirusak istri-istri dan gundik-gundiknya pada masa dia jatuh cinta pertama ( ? ). Kalau itu benar maka ada pendapat ditulis tahun. 965 sM.

   C . Tema dan Tujuan
                    Tema kitab ini adalah “Kasih yang Suci dan Benar”. Kitab ini disajikan dalam bentuk drama, untuk menunjukkan dan melukiskan cara pandang Allah tentang kasih dan pernikahan dalam cinta. Tujuan kitab bergantung pada sudut pandang yang disesuaikan dengan interpretasi. Ada tiga sudut pandang yang boleh dipakai untuk melihat tujuan kitab ini :
1.    Pandangan Alegorikal
      Alegori untuk melukiskan dan mengajarkan kebenaran kasih Allah terhadap umat-Nya. Dalam pandangan ini Salomo diidentifikasikan sebagai Yahweh (Kristus, dan gadis Sulam sebagai Israel, umat-Nya, gereja).
2.    Pandangan Literal
      Pandangan ini melihat percintaan sebagai cinta sekuler yang tidak bermaksud menyampaikan pengajaran spiritual, hanya menyampaikan cinta manusia secara romatis yang diangkat dari sejarah kehidupan pribadi Salomo.

3.    Pandangan Tipikal
Pandangan ini melihat peristiwa keindahan cinta fisik, sesuai dengan gambaran kasih Allah dan kasih Kristus terhadap gereja-Nya.
Apapun pandangan-pandangan dan kisah cinta dalam kitab ini melambangkan kehangatan hubungan pribadi yang Allah inginkan dengan mempelai-Nya. Dari sudut Kristen, titik ini menunjukkan komitmen timbal balik antara Allah dengan gereja-Nya (umat tebusan-Nya), dan terjalinnya persekutuan intim yang senantiasa terbina di antara keduanya.

       D. Relasi dengan buku-buku lain dalam Alkitab
             Bagian paling erat dengan buku ini adalah Mazmur pernikahan ( Maz. 45 ), dan pada PB adalah di Ef. 5 : 27 - 28. Dalam terang inilah kitab ini lebih dapat dimengerti secara rohani.

             Catatan :
                       Pengertian hubungan Allah dengan umat-Nya sebagai suami–istri bukan saja tergambar dalam nyanyian ini, melainkan banyak ditemukan pada pasal-pasal lainnya dalam Alkitab ( Yes. 54: 5-6 ; Yer. 2 : 2 ; Yezh. 16 : 7-9 ; 21 : 9 ), dengan demikian bukanlah sesuatu yang mengada-ada.   Tradisi Yahudi memberikan tafsiran; bahwa Amsal adalah gambaran tentang “pelataran bait Allah” – Pengkhotbah sebagai “ Ruang Maha kudus “ – Kidung Agung sebagai “ ruang Mahakudus”.
             Dalam pengertian Kristen, kitab ini dikelompokkan bersama dengan Ayub, Mazmur, Amsal dan Pengkhotbah sebagai kitab syair. Dalam Alkitab Yahudi termasuk dalam “ MEGILLOTH” bersama Ruth, Ratapan, Pengkhotbah dan kitab Ester. Masing-masing gulungan itu menjadi bahan bacaan/ nyanyian pada pesta Paskah.

       E. Kristus Dalam Kitab Kidung Agung
                Kitab ini menggambarkan kasih Kristus kepada gereja yang terlihat sebagai mempelai wanita milik Kristus dalam Perjanjian Baru (bd. 2. Kor. 11:2 ; Ef. 5: 22-25; Why. 19: 7-9; 21: 9).

II .   PEMBAGIAN
Harus diakui sulit membuat pembagian kitab ini, karena dialog antara pembicaraan-pembicaraan :
      a . Salomo, raja Israel, anak Daud dan Batsyeba ( 2. Sam. 12: 24 ).
      b . Gadis Sulam ( Kid. 6 : 13 ).
      c . Puteri-puteri Yerusalem .
ü              istri –istri Salomo ?
ü              pembantu-pembantu di istana Salomo ?
ü              penduduk kota Yerusalem ?
             d . Kakak –kakak laki-laki dari gadis Sulam ( Kid. 8 : 8-9)
             e . Gembala kekasih gadis Sulam yang sebenarnya .
                      Ia muncul dan berbicara hanya satu kali saja pada akhir drama ini ( Kid. 8: 13). Untuk memudahkan pengertian kitab ini maka diusulkan untuk melengkapi dalam Alkitab dengan keterangan-keterangan siapa yang sedang berbicara, seperti dalam satu drama, contoh Kid. Agung. 1 : 4b – 5:
Gadis                 : “ Sang raja telah membawa aku ke dalam mahligai-mahligainya ”.
Puteri-puteri : “ Kami akan bersorak-sorai dan bergembira karena engkau, kami akan memuji cintamu lebih dari segala anggur “.
Gadis                : “ memang hitam aku tetapi cantik, hai putri-putri Yerusalem,...dst...dst....

                Ayat kunci : 7: 10 “Aku milik kekasihku, dan gairahnya hanya untukku”.

PENGANTAR UNTUK KITAB PARA NABI

Kitab Nabi – nabi dibagi dalam dua bagian besar antara lain, nabi – nabi besar dan nabi – nabi kecil.
1.    Nabi-nabi Besar terdiri dari Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel dan Daniel dan
2.    Nabi – nabi kecil terdiri dari Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia dan Maleakhi.
Kitab-kitab Perjanjian Lama yang termasuj da;am kelompok nabi-nabi adalah kitab-kitab yang bersorak nubuat, mulai dari kitab Yesaya sampai kitab Maleakhi. Kitab-kitanb ini diperkirakan ditulis antara tahun 769-46o sM.
Catatan.
Dalam Aklkitab kita dan bahasa Inggiris kitab Daniel digolongkan dalam Nabi besar, sedangkan dalam Alkitab bangsa Yahudi kitab ini dimasukkan dalam kitab Megilot.

I . Pengertian Nabi
      Nabi berasal dari kata “naba” artinya bernubuat, menggelembung. Secara hakiki berarti seorang jurubicara resmi (yang diberi otoritas berbicara). Kata nabi dikaitkan dengan kata “nabu” memanggil atau memberikan, yang dipanggil Allah secara pasif atau pemberita aktif. Arti lain dari nabi :
1.     Pembicara. (Kel. 6: 29 ; 15:10) : Harum sebagai nabi bagi Musa.
2.     Perantara Firman Allah pada umat-Nya (Bil. 12 : 2, 6 ; Ul. 18: 16, 19 ; Yer. 23 : 21-22).
3.     Orang yang bernubuat. (Ul. 18 : 21 – 22) - baca Menggali isi Alkitab Jilid 2 hal. 79 - 80.
Ada banyak nubuat-nubuat nabi yang terkenal : Yes. 42, 4, 53 ; Yer. 30 - 35 ; 46 – 50 ; Mikha 5 : 1 dan Kitab Daniel terkenal dengan NUBUATAN.  Nabi sebagai mulut Allah tugas utamanya adalah menyampaikan pesan Allah kepada umat-Nya, mengenai apa yang bakal terjadi pada umat-Nya. Arti luasnya adalah menyingkapkan (forthelling). Forthtelling menyangkut melihat ke dalam (insight) kehendak Allah dan juga bersifat peringatan (exhortatif) untuk menentang manusia supaya taat. Dalam arti sempitnya adalah menubuatkan (foretelling) berarti juga melihat rencana Allah ke depan (foresight) bersifat nubuatan (prediktif); menguatkan orang benar pada janji-janji Allah, atau memperingatkan tentang penghakiman yang bakal datang.
                    Nabi adalah jurubicara yang Allah pilih, yang menerima firman-Nya melalui penglihatan, Tuhan langsung berbicara dan menyampaikannya secara lisan atau tulisan kepada umat-Nya. Sebagai jurubicara Allah dapat dilihat dalam fungsi tiga rangkap yang mereka miliki di antara umat Allah dalam PL.
a.    Fungsi Pengkhotbah. Menguraikan dan menginterpretasikan taurat Musa (firman Allah kepada umat). Tugas mereka untuk mengingatkan, menegur, menyatakan dosa, menyerukan penghakiman, mengajar bertobat, dan membawa penghiburan dan pengampunan. (bd. Nabi Yunus).
b.    Fungsi Penubuat. Fungsi pokok para nabi adalah berbicara atas nama Allah kepada orang-orang yang sezaman dengan mereka sendiri yang masing-masing dari kalangan yang berbeda. Menerima Wahyu dengan cara yang berbeda, diberi jenis pelayanan yang berbeda dan berita yang berbeda serta cara penyampaian berbeda, untuk kebutuhan yang berbeda pada masa yang berbeda. Menyerukan penghakiman, penyelamatan, dan peristiwa masa depan yang terkait dengan Mesias dan kerajaan-Nya.
      Unsur-unsur berita Nubuat :
(1)  Pengumuman penghukuman yang diumumkan senada dengan seruan penghakiman; diawali dengan kata “celaka”.
(2)           Panggilan pertobatan, mengajak umat berdosa menerima tawaran anugerah dan pengampunan.
(3)           Pemberitaan pengharapan, yang mengacu pada campur tangan Allah Sang Penyelamat. Berita keselamatan diawali dengan seruan “Jangan takut (Zak. 8:13).
Di dalam setiap nubuatan ada pengharapan, ada berkat-berkat dan masa depan bagi umat-Nya (lih. Amos. 9:13).        Hal ini menunjuk bahwa Allah mengetahui serta mengendalikan masa depan, dan Ia memberikan penyataan dengan maksud tertentu.
c.     Fungsi Penjaga Israel (Yeh. 3:17). Yehezkiel berdiri sebagai penjaga di atas tembok-tembok Yerusalem, siap meniup sangkakala peringatan. Disamping fungsi di atas, nabi juga memegang peran utama dalam sistem agama Yahudi, sebagai duta kerajaan atau penuntut pelaksanaan, untuk mendakwa bangsa yang melanggar perjanjian Musa.
Kedudukan nabi-nabi dalam kerajaan Israel, nabi merupakan satu dari empat jabatan kepemimpinan :
*                                              ibadah : imam, lewi.
*                                              pemerintahan ; hakim, raja.
*                                              korektor di bidang ibadah ( contoh Elia dan Nathan terhadap Daud ).
*                                              reformator, mengembalikan umat Allah kepada jalan yang benar.
                    Dalam PL kita juga bertemu dengan “ramalan” dan yang paling luar biasa antara lain,   contohnya :
1.    Seorang abdi Allah menubuatkan 300 tahun sebelumnya bahwa seorang raja bernama Yosia akan bangkit ( bd. 1 Raja. 13 : 2).
2.    Yesaya menubuatkan 150 tahun sebelumnya bahwa Tuhan  akan memakai raja Persia bernama Koresy untuk membangun Yerusalem kembali (bd.Yes. 44:28 ).
3.    Mikha menubuatkan 700 tahun sebelumnya bahwa Tuhan Yesus Kristus akan lahir di kota Betlehem.
Perjanjian Lama penuh dengan ratusan nubuatan dan janji, tetapi sifatnya lain, beda sekali dengan ramalan-ramalan orang kafir, nubuatan-nubuatan nabi tidak untuk memuaskan kerinduan manusia atau sekedar untuk ingin tahu, melainkan ada maksud rohani untuk memperbaiki dan mengarahkan kelakuan bangsa Israel.

II .  Asal – Usul Para Nabi PL.
       Jabatan nama berasal dari tujuan Allah bagi Israel yang bertujuan melalui para nabi seluruh umat beroleh berkat. Ketika Allah memberikan Torah kepada bangsa Israel, Allah berjanji bahwa bila mereka taat, mereka akan menjadi “milik-Nya” (harta kesayangan-Nya), dan untuk menjadi “kerajaan imamat dan bangsa yang kudus” di antara segala bangsa (Kel. 19:5-6 dan Ul. 4:6-8). Untuk mengujudkan tujuan di atas, dan menyatakan kehendak dan perjanjian-Nya kepada Abraham (Kej. 12:1-3) dan manusia, Allah mengangkat Nabi-Nabi-Nya. 
        1. Ul. 18 : 15-19. (fondasi untuk institusi “Nabi” di Israel)
                a . Bertentangan dengan praktek Okultisme di Kanaan, ( Ul. 18 : 9 -14).
                                Orang Kanaan memiliki segala fasilitas gelap untuk mengetahui masa depan dari illah-illah seperti, petenung,  peramal, penelaah (mengartikan tanda-tanda, isyarat-isyarat, tangan ) dan bertanya kepada arwah/ roh peramal ( spiritisme) – meminta petunjuk kepada orang mati.
                                Cara-cara ini jelas tidak ada sangkut pautnya dengan nabi-nabi di Israel. ( red . lih. ayat 14 “engkau tidak diizinkan ... melalukan demikian “).
                b . Dibangkitkan oleh Tuhan. ( ay. 15)
Tuhan sendiri yang akan menetapkan setiap nabi, bukanlah “kemampuan” yang diwarisi oleh dari orang tua atau orang lain dan tidak bisa “ berguru ” seperti ilmu gelap. Tuhanlah yang memilih dan membangkitkan sendiri. “Panggilan ” yang mereka alami mengandung makna; (1) berarti dikhususkan untuk bergaul erat dengan Allah. (2) menjadi titik berangkat pelayanan mereka. (lain dengan suku lewi  - keluarga ) Musa. ( lih. Kel. 3 ; Yeremia (Yer. 1: 4, 5 , 7) ; Amos (Am. 7 : 15 ).
            c . Aku akan menaruh firmanKu dalam mulutnya ( ay. 18 ).
Pemberitaan nabi tidak berasal dari dirinya sendiri, melainkan diterimanya dari Allah. Apa yang diterimanya dari Allah itu jugalah yang harus ia sampaikan, tidak lebih dan tidak kurang. Maka bangsa diwajibkan untuk mendengarkan nabi sebagai jurubicara Allah.
           d . Musa sebagai Nabi PL yang utama ( ay. 15 )
                                “ Seorang nabi sama seperti aku “. Musa menjadi contoh agung untuk semua nabi kemudian, tidak ada yang sederajat dengan dia.
                     Tugasnya : - bergaul erat dengan Tuhan.
                      +                  - menerima Firman-Nya
                     Sikapnya    - menyampaikan Firman-Nya kepada bangsa.
  - menyampaikan Firman-Nya kepada pribadi (pemimpin bangsa).
  - jurusyafaat.
Semua nabi PL yang benar mengambil titik tolak dari sini dan dapat membandingkan dengan Musa. Namun penggenapan ayat-ayat ini yang sesungguhnya dalam Tuhan Yesus Kristus (lih. Yoh. 5: 46 dan kesaksian Petrus di Serambi Salomo Kis Ras. 3: 22).
Tuhan Yesus masih di atas Musa ( Ibr. 3: 5 - 6). Dalam Dialah semua nabi PL telah tercakup karena Roh Kristuslah yang ada dalam setiap nabi yang benar ( 1 Pet. 1: 10 -11). Oleh karena itu, para nabi PL tidak dapat dibandingkan dengan peramal, karena asal  usul pelayanan mereka dari Allah bahkan mereka dikuasai Roh Kristus.
        2. Nama-nama para Nabi
  a . “Manusia Allah “ / Man of God  ( abdi Allah )
                     Manusia Allah, artinya manusia yang dikuasai dan ditentukan oleh Allah (bukan nama yang diberikan oleh sesama manusia). Ciri manusia Allah khas seperti senyumnya, gayanya, dan semuanya. (lih. Musa Ul. 33: 1 ; Samuel 1 Sam. 9: 6). Demikianlah orang lain menilai nabi-nabi itu seperti dikatakan perempuan Sunen (2 Raja. 4 : 9).
           b . “Hamba-hambaKu (nabi-nabi itu )”
                     Gelar ini diberikan oleh Tuhan sendiri. Mengenai relasi mereka dengan Tuhan : - dekat – melayani Tuhan ( bukan gereja ). 2 Raja. 9 : 7.
           c . “Pelihat “
                    Muncul dalam kitab-kitab Samuel, Raja-raja, Tawarikh, Amos, Yesaya dan Mikha. Selama + 400 tahun (1100 s/d 700 SM), sebelum dan sesudah itu tidak lagi. Istilah ini banyak dipersoalkan, 1 Sam. 9: 9. “ pelihat ” sama dengan nabi, hanya istilahnya lain  - dulu “pelihat” biasa dipakai – rakyat memakai istilah “ pelihat ” karena wahyu dari Tuhan diterima istimewa dengan cara “ penglihatan ”.
          d . “Nabi “
                    Istilah yang paling lazim dipakai dari kitab Kejadian sampai Maleakhi, etimologinya tidak jelas. Dari kata “naba” berarti bergelembung, berbicara, memanggil yang memanggil (yang dipanggil). Banyak pendapat yang berbeda-beda
                    yang menentukan konteks dan pemakaiannya dalam seluruh PL. Nabi adalah orang yang menerima berita dari yang lebih tinggi dan meneruskannya. Nabi berarti penyambung lidah/ juru bicara bagi Allah. 1 Raja. 8 : 15 “... mulut-Nya...” .
           e . Kumpulan / Rombongan Nabi
                    Dalam beberapa bagian kitab Samuel dan Raja-raja, kita membaca mengenai kumpulan nabi atau rombongan nabi. Informasi PL mengenai hidup dan pelayanan mereka tidak terlalu luas hanya :
                  1. Hidup mereka
 Ada terdapat rombongan dan pelayanan dibeberapa tempat seperti :
 di Betel ( 2 Raja. 2: 3 ) – di Yerikho ( 2 Raja. 2: 5,  50 laki-laki lebih – 2 : 15 dst) - di Gilgal ( 2 Raja. 4: 38 ) – Pengunungan Efraim ( 2 Raja. 5 : 22).
   Ada di antara mereka yang tinggal bersama dalam satu rumah ( 2 Raja. 6 : 1, dst. )
   Mereka makan bersama ( 2 Raja. 4 : 38 dst. )  Ada yang kawin ( 2 Raja. 4 : 1. )
    2. Pelayanan mereka
a.    Samuel dan Elisa pernah menjadi pemimpin rombongan nabi ( 1 Sam. 19: 20; 2 Raja. 4 : 38 ; 6 : 1 dst.).
b.    Melalui Roh Allah mereka mendapat karunia-karunia istimewa khusus bernubuat. ( 1 Sam. 10 : 5,10 ) – memuji Tuhan dengan alat musik. 1 Raja. 20 : 35-43. – bernubuat terhadap Allah. (2 Raja. 2: 3 – 5) – bernubuat.
c.     Rupanya mereka melayani para pemimpin mereka dan juga diikut sertakan dalam pelayanan. ( 2 Raja. 9 : 1 – 4).
d.    Mereka juga dianiaya sebagai nabi Tuhan – dibunuh Izabel. ( 1Raja. 18 : 4-13 ) ketika terjadi penganiayaan - 100 orang nabi disembunyikan oleh Obaja.
        Tidak jelas apakah mereka masing-masing mendapat panggilan jelas atau mereka menggabungkan diri dengan nabi atau dipanggil oleh nabi untuk ikut dia, kita tidak tahu. Begitu pula mengenai “sekolah nabi” dengan pelajaran-pelajarannya sebagai “persiapan” untuk pelayanan sebagai nabi tidak dijelaskan dalam PL .

III . Cara Wahyu Allah
Bagaimana cara setiap nabi menerima berita yang harus ia sampaikan ? Jelas sekali sering kita baca dalam Alkitab “Datanglah firman Tuhan,... “ , namun dari satu segi juga masih kurang jelas. Mereka menerima firman-firman itu secara praktis, tetapi tidak banyak dijelaskan mengenai hal ini.
                Syarat-syaratnya adalah :
        1. Persekutuan pribadi dengan Allah adalah syarat mutlak.
                Dalam persekutuan dengan Allah, maka nabi menerima pemberitaan dari Allah . Yer. 23 : 22 – inilah pengalaman Yeremia – hadir dalam dewan musyawarah Tuhan – betapa agung panggilan seorang nabi.
        2. Melalui penglihatan atau mimpi.
                Dalam Bilangan 12 : 6 - 8, tertulis Tuhan akan berkomunikasi dengan nabi melalui penglihatan dan mimpi (cara yang lazim).
                Kejadian 46 : 2 - 3, penglihatan bagi Yakub – melihat apa ? Bukan saja penglihatan tetapi suara Tuhan yang jelas.
                Yesaya 2: 1 ; 13 : 1, firman Tuhan yang dilihat (tidak ada apa-apa selain firman Tuhan).
                Amos 7 : 7 - 9, penglihatan mengenai tali sipat. Tuhan menjelaskan penglihatan, tidak terserah kepada nabi. Nabi menjawab berarti tidak “ kerasukan ” atau tidak  sadar, suatu keadaan khusus di mana Tuhan membukakan mata batiniah tanpa dia kehilangan kesadaran.
                Daniel 10 : 7 – 10, pada siang hari – yang lain tidak melihatnya – penglihatan yang dasyat.
M i m p i. 1. Raja. 3: 5 – 6 , 15, Salomo mendapat mimpi pada waktu malam, Tuhan berfirman – Salomo menjawab.
    Lain hal dengan Musa yang mendapat keistimewaan untuk dapat berbicara dengan Tuhan, muka dengan muka .(Bil 12: 8 ; Kel. 33 : 11). Ul. 34 : 10 – tidak ada nabi yang melebihi Musa.
        3 . A u d i s i ( = pendengaran ).
                Nabi hanya mendengar sesuatu tanpa melihat ( ? ).         Yesaya 21 : 10 ; 22: 14 ; 28 : 22 ; 50 : 5 . Tetapi kemungkinan semuanya disampaikan dalam penglihatan (Yes. 1: 1), yaitu  dalam keadaan “dikuasai Roh Allah “.


IV.   Pemberitaan Seorang Nabi
1. Sumbernya                           : Allah.
2. Dasarnya                              : adanya hubungan pribadi dengan Dia ( Yer. 23 : 22).
3. Caranya memperoleh      :
    a . Berhadapan langsung dengan Allah –Musa ( Kel. 33: 11; Bil. 12 : 8).
    b . Mimpi seperti Yusuf , Salomo ( 1 Raja. 3 : 5 ).
    c . Penglihatan ; (Yes. 2 : 1 ; 13 : 1 ; Amos 7 : 7-9 ; Dan. 10 : 7).
    d . Pendengaran ; (Yes. 21 : 10). 
    e . Cara-cara lain yang tak disebutkan (dikuasai oleh Roh).
   Catatan :
    Tidak seorangpun dapat membatasi kedaulatan Allah untuk menyatakan firman-Nya  kepada hamba-Nya, maka tak dapat ditentukan dalam kelompok-kelompok tertentu tentang cara memperolehnya.
4 . Cara menyampaikan
  Sebagai penyambung lidah Allah, peran nabi sangat vital dalam menyampaikan firman Tuhan kepada umat-Nya dan juga kepada bangsa-bangsa lainnya dalam zaman mereka. Ada dua jenis cara secara umum ;
                 a . Secara lisan ( nabi lisan ), nabi-nabi dalam kitab Raja-raja & Tawarikh pada umumnya menyampaikan secara lisan dan langsung kepada pihak yang harus mendengar berita dari Allah itu ( contoh : 2 Sam. 12 ; 1 Raja. 12 : 2 ; 22 : 19 ; 2 Taw. 36 : 12 )
                 b . Secara tulisan ( nabi tulisan), terutama yang menghasilkan kitab-kitab nabi di PL ada 17 nabi, tetapi banyak diantara nabi tulisan yang juga nabi lisan ( Yesaya , Yeremia, Amos, Yunus, dll. ).
Sesuai dengan ukuran bukunya maka ada  2 jenis nabi tulisan :
                            1 . Nabi besar : Yes. Yer. Yehez. Daniel ( 4 kitab + ratapan ).
2 . Nabi kecil : Hos. Yoel , Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum , Habakuk,    Zefanya, Hagai, Zakharia, Maleakhi.
  5. Waktu Pemberitaan dan Tempat pemberitaan
Berdasarkan pada masa pelayanannya, nabi-nabi dalam Perjanjian lama dibadi dalam 4 (empat) masa :
                (1). Masa awal, sebelum tahun 850 sM (misalnya nabi Elia dan Elisa)
                (2) Masa sebelum ditawan, tahun 850-586 sM.
                (3). Masa ditawan, tahun 568-539 sM
                (4) Masa setelah ditawan dari pembuangan, 538-400 sM.
a . Sebelum pembuangan ; = pre Exilic.
                                          1. Di kerajaan utara ditawan 722 sM ; Yunus  862 – 830 sM  – Amos  787 sM  – Hosea  785 – 722 sM .
                                          2. Di kerajaan selatan  ditawan 586 sM . - Obaja  887 sM  – Yoel  800 sM  – Yesaya  760 – 608 sM  – Mikha  750 – 710 sM  – Nahum – Habakuk  626 sM  – Zefanya  630  sM  – Yeremia  629 – 588 sM .
    b . Masa pembuangan  = Exilic  586 sM.
1.                             Di tanah Israel
2.                             Di tanah Babel. – Yehezkiel  595 – 574 sM  – Daniel  607 – 534 sM .
    c . Masa Israel kembali ; post Exilic  536 sM. – Hagai  520 sM  – Zakharia  520 – 518 sM  – Maleakhi  393 sM .

6. Inti Berita.
    Ada empat pokok besar yang sebenarnya berkaitan erat satu dengan yang lain :
                     a . Pengajaran tentang kebenaran Allah dan manusia.
                  b . Seruan, dengan tahap-tahap ; - perintah – peringatan – ancaman – vonis hukuman.
                            Prinsip rohani ; panjang sabar, bahkan kepada orang kafirpun, Dia memberi peringatan.
                    c . Nasehat dan penghiburan : ada masa depan yang cerah.
                    d . Nubuat : (1) Lokasi : lokal, nasional,  internasional.  (2) waktu ( tidak tentu ).
                                Intinya kedaulatan Allah atas semesta alam dan sejarah dunia.
                                               

                                                                Para Nabi Perjanjian Lama

:               N A B I   :               B e r i t a                                                                   :  A l a m a t / Zaman
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
:   Y u n u s                           :  Bertobatlah, Niniwe ! Peduli Allah bagi                   : Kepada Israel sebelum                                                                                                                                               :  800 – 722 sM
:   A M O S                            :  Dosa yang terus menerus mengakibatkan             :
:                                               :  hukuman Allah                                                               :
:   H O S E A                          :  Kasih Allah bagi Israel                                                   :
:   O B A J A                          :  Celakalah  Edom                                                                :
:   Y O E L                               :  Hari Tuhan dan hukuman bagi bangsa -                   : Kepada Yehuda pada
:                                               :               bangsa                                                                      : saat-saat Ker. Selatan
:   Y E S A Y A                       :  Juruselamat dan Raja Israel yang                               :  800 – 700 sM
:                                               :   akan datang                                                                      :
:   M I K H A                         :  Raja dan Kerajaan Betlehem                                    :
:   N A H U M                       :  Celakalah Niniwe                                                              :
:   Z E F A N Y A                   :  Sisa diselamatkan untuk menerima berkat            : Kepada Yehuda                                                                          :                                                                                                   : tahun-tahun  terakhir
:                                               :                                                                                                   :  645 – 580 sM.
:   H A B A K U K                                 :  Kerajaan dan tanpa Tuhan akan bersukaria           :  orang benar akan hudup oleh
                                                                                                                                                             Percayanya.
:   Y E R E M I A                   :  Hukuman dan Kemuliaan yang aka n datang         :  bagi Yerusalem
:                                                                                                                   :
:   D A N I E L                         :  Zaman bangsa-bangsa dan kerajaan Mesianis                   :  Kepada  Israel
:   Y E H E Z K I E L                :  Pemulihan yg akan datang untuk Israel  dan                        : di Babel thn.                606-538 s.M                                                                                                                                       
:   H A G A I                          : Pemugaran Bait Suci dan Ker. Dinubuatkan           :  Kepada masyarakat
:   Z A K H A R I A                : Mesias : Tunas dan Raja Iman                                   :  yg pulang dari pem-      : 
 :  M A L E A K H I               : Hukuman dan peringatan terakhir bagi                  :  buangan thn.                                                                                                :  bangsa Israel                                                      :  536 – 400 sM.
------------------------------------------------------------------------------------------ ------------------------
                            
Perbandingan Empat Nabi Besar :  (Yes. 1:1) - Masa tahta Raja-raja : Uzia, Yotam, Ahaz, Hizkia, periode sekitar 740-680 sM.
1.       Yeremia. – bernubuat bagi Kaum Yahudi di Yudea dan di tawanan. – terkait dengan Yehuda dan   bangsa-bangsa lain (Yer. 1:5). – Masa tahta raja-raja; Yosia, Yoahaz, Yoyakim, Yoyakhin, Zadekia (Yehuda). – periode sekitar 627-585 sM.
2.       Yehezkiel. – bernubuat bagi kaum Yahudi di tawanan di babel. – terkait dengan seluruh keluarga israel (Yeh. 2: 3-6). – Masa tahta raja-raja Zedekia dan Nabukadnesar (Babel).
3.        Daniel. – bernubuat bagi kaum Yahudi di tawanan di Babel dll. – terkait dengan israel dan bangsa-bangsa kafir (Dan. 2:36). – Masa tahta raja-raja; Yoyakin, Yoyakin, Zedekia dan Nabukadnesar. – periode sekitar 605- 536 sM.

V . Dalam mempelajari Kitab Nabi-nabi kita perlu tahu Konteks Historis kitab Nabi-Nabi
      A. Konteks Historis   
           Ada dua konteks historis kitab Nabi-Nabi :
          1. Konteks yang besar
                       Ketujuh belas nabi-nabi PL berasal dari satu bidang yang agak sempit dalam panorama sejarah israel, yaitu sekitar tahun 760 – 460 sM. (tiga abad pada masa nabi Amos) lebih kurang 760 sM, yang paling awal dari nabi-nabi yang menulis, dan Maleakhi, lebih kurang tahun 460, nabi yang terakhir. Pada waktu itu dalam sejarah bangsa israel memerlukan secara khusus perantara pelaksana perjanjian, yang menjadi tugas Nabi. Faktor kedua, ada keinginan Allah yang nyata untuk merekam seluruh sejarah, yang kemudian segala peringatan maupun berkat yang diumumkan oleh para nabi atas nama Allah selama tahun-tahun itu.
                      Tahun-tahun itu ditandai oleh tiga ciri khas kehidupan bangsa Israel, yaitu :
*    Pergolakan dibidang politik, militer, ekonomi dan sosial yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
*    Tingkat ketidaksetiaan rohani dan ketidakacuhan yang sangat tinggi terhadap perjanjian Musa yang semula, dan
*    Perubahan dalam penduduk dan batas-batas nasional.
                                        Dalam keadaan seperti ini firman Tuhan dibutuhkan, Allah mengangkat para Nabi dan mengumumkan firman-Nya sesuai dengan keadaan itu. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya  dalam konteks historis. Menjelang tahun 760 sM bangsa israel merupakan satu bangsa, kemudian terpecah secara tetap oleh perang saudara yang berlangsung lama. Suku-suku di utara terdiri dari sepuluh suku, disebut Israel, atau kadang disebut Efraim (ker. Utara), terpisah dari suku Yehuda dua suku di bagian selatan (ker. selatan).
                                                Ketidaktaatan suku-suku di utara terhadap perjanjian Musa, jauh melampaui segala sesuatu yang dilakukan di Yehuda, sehingga suku–suku di utara ditetapkan Allah untuk dibinasakan karena dosa-dosa mereka. Nabi Amos 760 sM dan Hosea yang memulai pelayanannya 755 sM mengumumkan kebinasaan yang akan datang. dan Kerajaan utara jatuh ke tangan Asyur 722 sM.
                                Sesudah itu keadaan berdosa memuncak di Yehuda ( ker. Selatan), dan bangkitnya bangsa adidaya Babilonia menjadi pokok pembicaraan banyak nabi, seperti nabi Yesaya, Yeremia, Yoel, Mikha, Nahum, Habakuk dan Zafanya. Yehuda binasa dan dibuang karena ketidaktaatannya tahun 587 sM. Sesudah itu nabi Yehezkiel, Daniel, Hagai, Zakharia dan Maleakhi mengumumkan kehendak Allah untuk memulihkan umat-Nya, dan pembangunan kembali bangsa itu dan pembentukan kembali agama yang ortodoks (kepercayaan yang benar). Allah adalah Allah di dalam sejarah, Allah berbicara dalam sejarah manusia melalui nabi-nabi-Nya dan memakai sejarah untuk memahami firman-Nya. Oleh karena itu, kita harus mengetahui sedikit tentang sejarah bangsa israel.
        2.   Konteks Khusus
                                Setiap berita nabuat disampaikan dalam suatu lingkungan historis khusus. Nabi berbicara kepada orang-orang pada suatu masa dan tempat tertentu dan dalam keadaan-keadaan tertentu. Oleh karena itu pengetahuan tentang waktu, pendengar, tentang situasi perlu, untuk memahami suatu berita nubuat.

    B. Nubuat
                        Nubuat meramalkan atau memberitahukan lebih dahulu apa yang akan terjadi. Tetapi biasanya masa depan atau apa yang akan terjadi itu sangat dekat bagi bangsa israel, Yehuda dan bangsa-bangsa sekitarnya, bukan ke zaman Perjanjian Baru yang hanya 5 % , yang berhubungan dengan Mesias 2 % dan yang menyangkut akhir zaman kurang 1 %. Nubuat-nubuat yang disampaikan dalam kitab nabi-nabi adalah konteks zaman mereka dan nubuat tersebut digenapi pada zaman mereka atau tidak lama setelah itu. Di atas kita sudah bahas tentang nabi dan tugas mereka, salah satunya mengumumkan tentang masa yang akan datang.
                         Sebagian besar nubuat pada mulanya disampaikan dalam benmtuk lisan. Karena penyampaian dilakukan secara lisan, maka sering kali nubuat disampaikan dalam bentuk puisi agar dapat diingat dengan lebih mudah. Baru setelah itu dilakukan pencatatan kedalam bentuk tertulis, baik dilakukan oleh nabi itu sendiri maupun dicatat oleh orang lain.
     Dalam sudut kategori waktu, nubuat dibagi menjadi tiga ketegori, yakni: kategori masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Namun ketiga kategori ini biasanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Misalnya ketika seorang nabi menerima nubuat, maka mereka (orang israel pada masa itu ) diajak untuk mengingat masa lalu kemudian diajak bertobat pada saat sekarang juga, dan diberitahukan tentang akibat dari sikap mereka yang tidak ingin bertobat.
Nubuat juga dapat dibagi ke dalam dua aspek lain, yaitu:
1.       Aspek lamaran, pengertian lamaran, adalah berita yang disampaikan kepada rakyat (bangsa israel) dari Allah. Aspek lamaran ini merupakan peristiwa yang akan terjadi masa dekat yang tidak ingin bertobat.
2.       Aspek yang berisi nasehat, peringatan, teguran, pengajaran, dan penghiburan.
Selain itu, jika terbatas pada PL saja, nubuat dapat digolongkan sebagai berikut :
1.    Yang berhubungan dengan hari depan orang israel
2.    Yang berhubungan dengan penolong israel (Mesias)
3.    Yang bersifat eskatologis (kerajaan Allah).
         Oleh karena itu pengetahuan tentang waktu, pendengar, dan situasi sangat membantu kita untuk memahami berita nubuat. Tetapi biasanya masa depan yang sangat dekat bagi bangsa isreal dan bangsa-bangsa lain yang ada disekitar mereka diumumkan, bukan masa depan kita. Oleh karena itu salah satu kunci mengerti kitab nabi-nabi ialah, agar supaya kita dapat melihat nubuat-nubuat mereka itu digenapi, kita harus melihat ke belakang ke masa-masa yang bagi mereka masih cerita dari Allah merupakan masa depan, namun bagi kita adalah masa lampau. Di dalam memahami nubuat, kita harus memahami bentuk yang digunakan para nabi  dalam menyusun dan menyampaikan apaq yang berhubungan firman nubuatan tersebut. Ada tiga antara :
1.    Penuntutan perkara. Allah digambarkan sebagai seorang penggugat, penuntut dan umat-Nya tergugat.
2.    Malapetaka. Pengumuman mengenai malapetaka ( misalnya kata “ wai “ = celaka). Alasannya malapetaka dan nubuat mengenai kebinasaan.
3.    Janji. Nubuat janji atau keselamatan.
Dalam hal ini ada petunjuk kepada masa depan, yang menuntut perubahan radikal, dan penyebutan berkat. Berkat datang melalui perjanjian-perjanjian yang disebut  kehidupan, keselamatan, kemakmuran, kehidupan, hasil panen dan keamanan.

Catatan : Untuk nubuat yang digenapi pada masa PB harus ada referensinya di dalam PB contoh : akhir zaman
a.       Yoel. 2 :. 28 – 32    Kis. 2 : 17 –21.
b.      Hos. 2 : 22. -  Roma. 9 : 25
c.       Mikh. 5 : 1    Mat. 2 : 6.

                                                                                                               
Aritonang, MP.
K I T A B     Y E S A Y A

                Dari antara kitab para Nabi, kitab nabi Yesaya merupakan kitab terpenting dalam PL dan paling menonjol, baik dalam ukuran, isi maupun gaya bahasanya juga mempunyai tempat dan berita khusus sebab meliputi zaman-zaman yang menentukan dalam sejarah bangsa israel dari abad VIII sampai zaman sesudah pembuangan abad ke VI. Hal itu berarti zaman-zaman yang menentukan bagi ker. Utara dan Selatan.
                Di dalam kitab ini kita dapat membaca berita kenabian, tindakan-tindakan Allah, reaksi dan respon bangsa israel, kuasa firman Tuhan dan berita-berita Mesianis. Kitab ini merupakan suatu koleksi bahan-bahan pernyataan yang amat kaya dan beraneka ragam.

I . LATAR BELAKANG
    A . Judul
         Dalam bahasa Ibrani “Yeshayahu “ berarti “Allah adalah keselamatan” / “ keselamatan dari Allah “. Istilah keselamatan muncul sekitar 26 kali dalam kitab ini, karena itu nabi Yesaya suka disebut “nabi Penginjil”, karena ia banyak berbicara mengenai keselamatan dan karya penebusan Mesias. Bin Amos (bukan nabi Amos). Rupanya ayahnya adalah seorang yang terkenal, ada yang menyebutkannya sebagai keluarga dekat dari raja Yehuda sehingga Yesaya cukup erat hubungannya dengan raja Hizkia.
                Untuk mengerti latar belakang kitab ini, kita harus membaca dan mempelajari, kitab 2. Raja-raja :14-21.
     B. Penulis dan Waktu
Tentang penulis kitab ini ada sebagian para teolog yang mempertanyakan kesatuan kitab ini. Pandangan ps. 1-39, ditulis oleh Yesaya, dan ps. 40- 66, oleh seorang nabi anonim yang hidup diantara orang-orang buangan abad ke VI ke Bebel. Dengan alasan ini mereka mempertahankan “Deutero Yesaya,” yang hidup sekitar 540 SM setelah pengasingan di Babel. Pertanyaan jika “Deutero-Yesaya” hidup di Babel, seperti yang diklaim mereka, bagaimana mungkin si penulis kurang mengenal geografi Babel dan malah lebih akrab dengan Palestina (lih. 31: 19; 43: 14; 44: 14). Ada pula yang melihat “Trio-Yesaya,” menulis pasal 55-66.
      Mengklaim adanya dua atau tiga penulis kitab ini, adalah melawan bukti apa yang ditulis PB. Kutipan-kutipan dari pasal 40-66 yang tercatat dalam Mat. 3:3; 12: 17-21; Luk. 3: 4-6; Kis. Ras 8: 28; Roma 10: 16-20, semuanya diatribusikan pada Yesaya. Terlebih lagi, dalam Yoh. 12: 38-41, kutipan-kutipan dari Yes. 6: 9-10 dan Yes. 53:1 muncul bersamaan dan keduanya merajuk pada Yesaya yang melihat penglihatan Tuhan di Bait Suci (Yes. 6). Dengan demikian kita harus menyimpulkan bahwa yang bertanggung jawab atas keseluruhan kitab adalah penulis yang sama dan tidak ada bagian kitab yang ditulis pada pengasingan di Babel.
       Kitab ini menyatakan secara jelas bahwa penulisnya adalah Yesaya bin Amos. Dari dalam kitab itu sendiri nampak bahwa Yesaya seorang yang berpendidikan luas (ahli, sastra, sosial politik) sehingga jadi orang kepercayaan/ penasehat raja. Ia seorang pemberani baik ketika berhadapan dengan raja maupun orang banyak. Namun ia juga seorang yang lemah lembut, seorang patriot dalam membela bangsanya dan kepada setiap orang yang mau merusak bangsanya.
       Nama istrinya adalah Maher syalal Hasy- bal artinya; guru-gurulah merampas barang jarahan. Anaknya paling tidak ada, dua laki-laki (7 : 3). Namanya Syear Yasyub artinya teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang. Tradisi menyebutkan bahwa Yesaya mati syahit dalam pemerintahan Manasye (2 Raja. 21:16). Dialah yang dimaksudkan dengan apa yang ditulis dalam  (Ibr. 11: 37) dan ( bd. Yoh. 12: 38 – 40 ).
       Kitab 2 Raja- raja ps. 14 s/d 21 merupakan latar belakang sejarah masa pelayanan Yesaya. Ia melayani pada masa Raja-raja; Uzia ( 783 – 742 sM), Yotam ( 742 – 715 sM), Ahaz ( 735 – 715 sM) dan Hizkia ( 715 – 686 sM ). Jadi paling tidak mencakup kurun waktu 38 tahun satu masa yang menentukan bagi negara israel (utara dan selatan). Dilihat dari latar belakang di atas, periode penulisannya sekitar tahun 740-680 sM.
   C . Latar Belakang Historis.                      
            Ada beberapa catatan umum yang harus diperhatikan untuk memahami kitab ini :
1.       Kerajaan israel mencapai puncak kejayaannya pada pemerintahan Daud. Kemudian
melemah sehingga kehilangan artinya secara politik. Disisi lain kedua kerajaan ini berada dan terlibat krisis politik internasional, sehingga harus menentukan sikap yang jelas.    Setelah Salomo wafat kerajaan terpecah menjadi dua; kerajaan Utara dan kerajaan Selatan. Kedua kerajaan ini terus bertengkar dan berperang akibatnya
Pada zaman raja Omri hubungan kedua kerajaan baik kembali, mereka berpendapat dapat mempertahankan diri dari ancaman kerajaan Asyur dan Mesir. Demi kesejahteraan mereka memperbaiki hubungan dengan cara mengawinkan anak Ahad (cucunya) dengan putra Yosafat (Yoram) dari Yehuda. Yosafat raja kerajaan selatan menggabungkan diri dengan Ahad melawan Aram. Omri juga mengadakan hubungan baik dibidang politik, ekonomi dengan Fenisia karena kedua kerajaan ini terancam kerajaan Aram. Raja Omri mengawinkan anaknya Ahad dengan putri raja Fenisia Izabel. Peperangan dengan Aram diakhiri dengan kekalahan, sehingga untuk sementara mereka menawarkan beberapa daerah dikuasai, dan mengijinkan Aram merajalela di Israel sehingga raja Pekah bersekutu secara militer dengan Aram.
Hubungan ini menimbulkan untung rugi dan mengakibatkan banyak kesulitan secara spritual. Hubungan dagang baik, kemakmuran dan damai diperoleh, tetapi kebudayaan dan agama kafir merusak bangsa Israel. Latar belakang ini menimbulkan perobahan-perobahan dalam sosial dan budaya yang berdampak pada merosotnya moral, kerohanian dan kebobrokan di dalam masyarakat abad VII sM.
2.       Keadaan Sosial pada pertengahan abad VII sM.
Disamping suasana politik di atas, yang perlu diperhatikan kerajaan utara berbatasan dengan Fenisia dan Aram. Letaknya strategis untuk perdagangan, demikian juga kerajaan Yehuda mengadakan hubungan melalui laut dengan Arabia selatan (Sheba dan Ofir), sehingga menambah potensi kekayaan bagi negara.
Di kedua kerajaan tersebut timbul golongan “kapitalis” pedagang kaya yang sangat mempengaruhi para pemimpin dan pejabat negara, sehinga timbul dan merajalela korupsi, penindasan terhadap kaum miskin, janda dan anak Yatim piatu.   Akibat yang lain moral rusak, kerohanian dan ibadah yang benar diremehkan (formalitas). Hukum hanya menguntungkan orang-orang tertentu saja, di tengah-tengah situasi inilah nabi Yesaya, Mikha dan Amos memperdengarkan suara kenabiannya.
       3.   Kecerahan Kemakmuran itu segera ditutupi kegelapan.
      Terjadinya pergantian kekuasaan di Asyur di mana Tiglat Pileser III menjadi raja Asyur, ia mengadakan ekspansi ke barat, ini mengakibatkan kerajaan Aram, Fenisia dan Israel, Yehuda bahkan Mesir terancam keselamatannya. Raja Pekah dari kerajaan utara bersama-sama Aram mengadakan persekutuan militer melawan Asyur, tetapi Ahas raja Yehuda tidak mau. Akibat penolakan itu raja Pekah mengepung Yerusalem dengan maksud menyingkirkan raja Ahas. Perang ini disebut perang Siro- Efraini (thn. 734-733 sM). Ahaz meminta pertolongan dari Asyur, walaupun nabi Yesaya menegurnya. Ini berarti membuat perjanjian dihadapan dewa-dewa Asyur Keputusan raja membawa persoalan antara kepercayaan kepada Allah dan persekutuan yang nekat dengan Asyur. Yesaya mengingatkan kenapa tidak berharap kepada Allah dan Yesaya bernubuat tentang Raja yang sempurna, Immanuel dari keturunan Daud ( ps. 9).
Tiglat Pileser mengepung dan menyerang kerajaan utara, menduduki Galilea dan menjelajahi tanah Filistin sampai ke seberang sungai Yordan (Gilead) sehingga hanya tinggal tanah Efrain saja. Raja Asyur juga menduduki Aram dan merebut Damaskus, berakibat hilangnya sebagian daerah/wilayah yang berbatasan dengan Damaskus, hal ini menimbulkan kekuatiran nasional. Pada thn. 726 sM raja Tiglat Pileser meninggal, dia diganti Salmaneser V, pada waktu itu kerajaan utara tetap memberontak terhadap Asyur yang akhirnya thn. 721 kota Samaria jatuh dan diduduki  Asyur setelah dikepung selama 3 tahun. Kerajaan utara dihapuskan (dibumi hanguskan) oleh raja Sargon dan sebagian penduduknya dibuang ke Asyur thn. 722 sM. Pada waktu itu kerajaan selatan masih bertahan karena sikapnya yang mengalah kepada Asyur. Mereka ditindas dan harus membayar upeti yang berat sekali, lama kelamaan timbullah keinginan untuk memberontak, karena mendapat dukungan dari Mesir.
Kerajaan selatan dua kali memberontak terhadap Asyur, akhirnya pemberontakan kedua mereka ditumpas oleh Sanherib, dan Yehuda diduduki tetapi Yerusalem tidak berhasil direbut. Pada tahun 726 Mesir dikalahkan Asyur, kekalahan itu berimbas terhadap Yehuda, kekacauan dan krisis semakin bertambah, di tengah-tengah krisis itulah nabi Yesaya aktif memberitakan firman Allah kepada raja dan pemimpin-pemimpin supaya mereka bersandar kepada Tuhan, bukan kepada kerajaan Asyur atau Mesir. Nabi Yesaya memperingatkan raja bahwa Mesir merupakan sandaran yang rapuh, mereka juga lemah dan hina ( 30: 7; 31: 3).
                Raja Ahaz diganti Hizkia, ia mengadakan pemberontakan terhadap Asyur ( 2 Raja. 18 ). Hal itu disetujui nabi Yesaya, dan ia menganjurkan supaya raja dan rakyat mengharap kepada Tuhan, bukan kepada negara asing. Tetapi Hizkia tidak mendengarnya, ia bersekutu dengan Mesir, karena takut kepada Asyur. Inilah yang melatar belakangi (ps. 28-31).  Ketika Asyur datang menyerang Yehuda, Mesir tidak membantu, akhirnya Yehuda diduduki Asyur dan dipaksa membayar upeti yang banyak; emas dan perak dan Yehuda kembali jajahan Asyur (2 Raja. 18 : 13 – 16). Tetapi pada waktu itu kerajaan Yehuda masih bermain mata dengan Mesir, sehingga kerajaan Asyur kembali datang  mengepung Yehuda. Hizkia berbalik mendengar nasihat Yesaya, akibatnya tentara Asyur mendapat malapetaka yang hebat mengakibatkan Senherib tidak sanggup lagi menyerang Yehuda dan ia pulang.
Akhirnya Yesaya melihat jauh ke depan kepada pembuangan di Babel, akibat ketidak taatan raja ( lih. 39: 5-7). Pasal 40, dst,... tentang rencana Allah tentang keselamatan. Koresy raja Persia menguasai kerajaan Media thn. 500 sM, kemudian mengalahkan kerajaan Babel thn. 539 sM. Koresy memulangkan orang-orang Yahudi (sesuai dengan Yes. 44: 28) dengan perintah untuk membangun bait Allah mereka (bd. Ezr. 1: 2-4; 6: 2-5). Bangsa Yahudi yang pulang mendapat tantangan dari penduduk negeri (Samaria), karena orang Yahudi menolak bantuan mereka. Pembangunan terhenti selama 20 tahun, hingga Hagai dan Zakharia kembali membangun tahun 520 sM dan baru selesai tahun 516 sM.
                Pasal 56-66, beralih dari historis ke tematis yaitu tentang tanah air dan ibu kotanya menunjuk pada langit dan bumi yang baru kepada Yerusalem. Yesaya mulai melayani pada akhir-akhir kerajaan utara, dan sezaman dengan dia bekerja nabi-nabi lain, yang bekerja dan melayani di kerajaan utara nabi Hosea dan di kerajaan selatan nabi Mikha (bd. Yes . 1: 1 ; Hos. 1: 1 ; Mikh. 1 : 1).
C . Ciri – Ciri Khas
1.       Gaya bahasa
a.    Penyampaian yang dinamis,  sering muncul gaya “ rethorik “.
b.   Bergantian antara bentuk prosa dan puisi/ nyanyian.
c.    Masalah-masalah aktual sering terjadi dalam bentuk nubuat-nubuat.
2.       Susunan yang di ulang-ulang ; (a) pengaduan (b) ancaman. (c) nasehat (d) janji ;  penyucian dan berkat  - hukuman.
           D. Tema dan Tujuan
             Tema kitab ini adalah “keselamatan dari Allah “. Hal itu ditegaskan dalam pasal 1-39, yang berbicara tentang kebutuhan keselamatan bagi manusia, dan pasal 40-66, mengungkapkan rencana Allah tentang keselamatan dalam Mesias (Kristus) dan kerajaan-Nya sebagai Hamba Tuhan.
                Keselamatan itu diberikan karena anugerah melalui kuasa Allah Sang Penebus, dan bukan oleh usaha manusia atau perbuatan daging. Allah yang Mahakudus tak akan membiarkan adanya kenajizan dalam umat perjanjian-Nya, dan akan menangani mereka melalui disiplin, serta memurnikan mereka sesuai dengan rencana penebusan-Nya.

II . SUSUNAN KITAB ( lih. bagan )
A . Hukuman Allah – karena dosa ;                                                 Ps. 1 s/d  39
1. Hukuman bagi Yehuda                                                      ps. 1 s/d 12.
- Nubuat-nubuat mengenai Yehuda dan Sion                      ps. 1 – 5
- Kesaksian panggilan Yesaya                                      ps. 6
- Kelahiran raja damai                                                                    ps. 9
- Raja damai akan datang                                                              ps. 11: 1 – 10
- Israel akan dipulihkan                                                  ps. 11: 11 – 12 : 6.
2 . Hukuman atas bangsa-bangsa lain                                              ps. 13 s/d 23
Bangsa babel, Moab, Aram, Mesir, Fenisia , Asyur , Filistin, Ethopia. ( perhatikan kata-kata permulaan : “ucapan ilahi “ ).
      3 . Eskatologi ( Hari Tuhan dan segenap bumi )                              ps. 24 s/d 27.
- Penghancuran bumi         ( 24 : 6 )
- Keselamatan di Sion ( 26 : 19 ).
- Penghakiman      ( 26 : 8, 12 ).
- Kebangkitan        ( 27 : 6, 12 ).
            4 . Peringatan-peringatan dan janji-janji untuk Israel.          ps. 28 s/d 35
1.       Nubuat terhadap pemimpin-pemimpin Yerusalem. ps. 28 – 33 .
                                                                                6 celaka ( 28 : 1 ; 29 : 1 ; 29 : 15 ; 30 : 1 ; 31 : 1 ; 33 : 1 ).
2.       Nubuat tentang pengepungan dan pelepasan Yerusalem dan
3.       Nubuat pertolongan hanya dari Tuhan. Ps. 34 – 35.
4.       Nubuat atas Sanherib  Ps. 36-39.
      B. Penghiburan.                                                                                         Ps. 40 s/d 66.
Untuk mempermuda memahaminya dapat dibagi dua :
Ps. 40 – 55.
1. Keselamatan dijanjikan                                                                            ps. 40 – 48
                  - Koresy = Cyrus ( 550 – 530 s.M ) ; 2 Taw. 36 : 22 – 23.
2 . Keselamatan terwujud                                                                            ps. 49 – 55
- nyanyian hamba Tuhan                                                              ps. 53.
            Ps. 56- 66.
3 . Keselamatan akan digenapi                                                   ps. 56 – 66
- langit dan bumi baru                                                ps. 60 : 19 – 22
- Tuhan dan tahtaNya                                                                    ps. 66 : 1
- seluruh umat sujud                                                                      ps. 66 : 23 .
                Bandingkan bagian ini dengan Wahyu  Ps. 21 – 22.

Ayat-ayat kunci baca : 7:14; 9: 6-7; 53: 4-7.
Catatan:
a.    Perhatikan pembagian di atas dengan jumlah buku dalam Alkitab ( PL 39 buku tentang TORAT = hukum ). PB terdiri  27 buku  tentang Injil = berita kesukaan/ penghiburan .
b.    Permulaan bagian kedua (ps. 40) “terwujud “ dengan seruan Yohanes Pembaptis (permulaan PB ).
c.     Alkitab memiliki 66 kitab, kitab Yesaya memiliki 66 pasal. 39 pasal pertama mengacu pada kitab PL sebagian besar mengantisipasi adven (penantian) pertama Mesias, dan 27 pasal terakhir Yesaya pararel dengan 27 kitab PB, berbicara tentang Mesias sebagai Hamba.
                                                                                               
III . POKOK – POKOK  PENTING
       A . Puisi-puisi yang indah
               1. Nyanyian kebun anggur ps. 5. Bangsa israel dilukiskan sebagai kebun Anggur yang dicangkok, ditanam dan dibersihkan supaya menghasilkan buah yang baik. Tetapi mengecewakan, sebab buah yang dihasilkan asam ( bd. Yoh. 15).
2. Nyanyian syukur dan keselamatan (Wahyu tentang raja yang memerintah  ditutup  dengan kemuliaan) ps. 12.
  3. Padang gurun berbunga (melukiskan kerajaan pada akhir zaman, yang aman dan penuh dengan kemenangan dan sukacita) ps. 35.
4 . Hamba Tuhan               ps. 42. Berbicara tentang anugerah penebusan. Apa yang dikerjakan hamba Tuhan itu ( ay. 21 ), demi penyelamatan, menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus.
5.    Hamba Tuhan yang buruk tetapi mulia ps. 53. Tokoh ini menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus yang disalibkan di Golgata.
Ada beberapa alasan :
ü  Ia datang dalam kerendahan.
ü  Ia dihina dan dihindari.
ü Ia menanggung sengsara ganti manusia berdosa, tertikam karena pemberontakan kita.
ü Tuhan telah menimpakan kepada-Nya kejahatan kita.
ü Dalam menanggung sengsara itu Ia benar-benar pasrah, membiarkan diri  ditindas dan tidak membuka mulutnya.
ü Ia mati sebagai seorang penjahat.
ü Ia dibinasakan sebelum ajalnya – terputus dari negeri orang hidup.
ü Ia tidak bersalah, tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.
ü Sesudah menanggung sengsara, Ia akan hidup, Ia akan melihat keturunannya.
ü Kehendak Tuhan terlaksana karena Dia.
ü Sesudah menanggung sengsara , Ia akan masuk ke dalam kemenangan besar.
ü Karena Ia akan membenarkan banyak orang.

             Istri yang dipulihkan  ps. 54. Menggambarkan keselamatan dan Perjanjian damai dengan Sion. Mereka dihukum tetapi hanya sesaat, karena Kasih-Nya Allah memanggil kembali mengacu pada (Keselamatan).
        B . Panggilan Yesaya  ps. 6.
Tempatnya di bait Allah pada saat menghadap Allah. Panggilan ini terjadi di tengah-tengah keborokan moral bangsa yang tidak lagi mengindahkan firman Tuhan. Yesaya sadar dirinya najis di hadapan Tuhan, sebenarnya semua manusia harus sadar akan kenajisan dirinya unsani yang fana, ketika berhadapan dengan kekudusan Allah (bd. Musa, Paulus, rasul Yohanes, dll). Penglihatan itu berisi penyataan tentang Allah yang Mahakudus. Yang melakukan penyucian adalah jamahan “ api “ dari Tuhan, oleh sebab itu setiap manusia dan pelayanan Tuhan baru murni sesudah dijamah Tuhan.

 C . Ajaran Tentang Allah
        1. Allah Yang Mahakidus.
              Ungkapan yang khas “Yang Mahakudus, Allah israel” ditemukan sebanyak 25 kali dalam (Yes. Ps. 1-39), dan 11 kali dalam (Yes. Ps. 40-55), dua kali dalam (Yes. 56-66). Kata kudus, dari akar kata (bhs. Ibr. Q-r-sy); berarti dikhususkan atau dipisahkan. Gagasam utama adalah ‘dikhususkan bagi’, bukan “dipisahkan dari” dan berkaitan dengan dunia (Snauth, 1944. hal. 30-31). Di gunung Sinai Allah berfirman tempat di mana engkau berdiri itu adalah tempat yang kudus (Kel. 3:5). Yesaya secara nyata menunjukkan sifat moral kekudusan itu, ia memakai istilah dalam ‘bhs. Ibr.tame’; najis tidak bersih untuk menyatakan keadaan berdosa, dan juga menekankan kekudusan secara moral daripada kekudusan secara ritual. Kekudusan dihubungkan dengan ibadah kepada Allah. [1] , tujuannya untuk menanamkan taurat dalam hati orang. Penghukuman disebabkan kenajisan, yakni pelanggaran terhadap kekudusan Allah, maka untuk pemulihan bangsa itu memerlukan penyucian dalam penyelamatan dan penebusan.
2. Allah Penyelamat.
     Nama Yesaya dalam bahasa. ibr. Yesya’yahu, yang berarti Allah akan menyelamatkan, Allah adalah keselamatan, menolong kita mengerti mengapa Yesaya sangat tertarik dengan berita keselamatan. Beberapa kali disebut Allah disebut sebagai ‘Allah yang menyelamatkan engkau’ (Yes. 17:10), yang mengacu khususnya pembebasan dari Asyur (lih. Yes. 11:11-16;12:1).
      Keselamatan bersifat pribadi perhatikan kalimat-kalimat “Tuhan datang menyelamatkan aku” (Yes. 38:20;12:2). Keselamatan adalah pembebasan dari waktu kesesakan (Yes. 33:2), juga mengacu kepada waktu yang dinanti-nantikan oleh umat Allah (Yes. 25:9), yang dalam konteksnya tampak seperti masa depan yang penuh berkat. Keselamatan juga merupakan pembebasan dari tangan musuh dan penindasan (Yes. 45:17; 49:25). Gagasan mengenai tebusan dihubungkan dengan keselamatan karena Allah memberikan Mesir, Etiopia dan Syeba sebagai gantin bagi keselamatan israel (Yes. 43 3). Allah satu-satunya Juruselamat (Yes. 43:11-12)- berhala-berhala tidak mampu menyelamatkan (Yes. 46:7. bdg. Yes. 47:13). Keselamatan bergantung pada melakukan keadilan dan kebenaran (Yes. 56:1), dan sejajar dengan “pembebasan”. Kesejajaran dengan kebenaran ditemukan juga dalam (Yes. 59:11). Gagasan mengenai keselamatan dihubungkan dengan penebusan, pembebasan, kebenaran dan keadilan, maka perlu mempelajari gagasan-gagasan ini untik memperoleh gambaran yang lengkap mengenai kata-selamat, keselamatan, juga Juruselamat,
3. Allah Penebus
Kata kerja bhs. Ibr.ga’al menebus, bentuk partisifnya go’el; penebus, menyolok dalam kitab Yesaya. Terdapat 26 kali dalam kitab ini. Ada dua kata lain yang digunakan dalam penyampaukan “penebusan” yaitu kata ‘pada’ menebus dan kata ‘kipper’ menutupi. Gagasan dasar kata ga’al adalah ‘mendapatkan kembali milik’ (termasuk orang) yang tidak lagi dipegang oleh pemilik semula (lih. Yes. 52:3- kamu dijual tanpa pembayaran, maka kamu akan ditebus tanpa pembayaran. Juga Yes. 43:13-14 “Aku menebus engkau dengan Mesir, dan memberikan Etiopia dan Syeba sebagai gantimu”.Dalam Yes. 41:14 “Yang menebus engkau ialah yang Mahakudus Allah israel, firman Allah (bdg. Yes. 43:14; 47:4: 48:17; 54:5). Yesaya nenggumakan kata ini terutama dengan arti ‘penyelamatan dari penawanan’ (Yes. 43:14, bdg. Yes. 47:4).
Penyelamatan itu tidak berhenti di situ, melainkan merupakan merupakan bagian dari satu proses yang bergerak menuju ke sesuatu yang lebih besar dan baik lagi. Penebusan itu akan membawa umat-Nya lebih berjaya dan mereka akan bersorak-sorak di dalam Tuhan (Yes. 41:14-16).
Penyelamatan-Nya memperlihatkan kebenaran, bahwa Dialah yang pertama dan yang terakhir, selain  Dia tidak ada ilah lain (Yes. 44:6-7). Hal ini berhubungan dengan tindakan-Nya sebagai Hakim (Yes. 47:3,... dst), namun merupakan pengajaran bagi umat-Nya (Yes. 48:17) dan penyataan ilahi bagi raja-raja (Yes. 49L7). Karya penyelamatan Allah, membuat Dia diagungkan (Yes. 44:23).
D. Dalam kitab Yesaya paling jelas dinubuatkan tentang Tuhan Yesus .
1. Kelahiran ........                                                                   ps. 7 : 14 ; 9 : 6.
2. Keluarga .............                                                                              ps. 11 : 1
3. Pengurapan                                                                                         ps. 11 : 2 ; 61 : 1 – 2
4. Tabiat                                                                                      ps. 11 : 3 – 4
5. Kehidupan                                                                                            ps. 7 : 15
6. Sifat                                                                                         ps. 42 : 1 – 4
7. Sengsara dan kematian                                                   ps. 52 : 13 – 53 : 12
8. Kebangkitan                                                                         ps. 25 : 8 ; 51 : 1 ; 52 : 8
9. Pemerintahan yang mulia                                                              ps. 11 : 3 – 16.
                                Selain tentang keselamatan, kitab ini juga memaparkan doktrin Kristus secara amat rinci tentang pelayanan, sehinga tepatlah bila disebut Yesaya sebagai nabi Penginjil. Doktrin Kristologi dapat diperoleh lebih jelas dan lengkap di kitab ini dari pada kitab-kitab lain di seluruh PL.
       E. Kristus Dalam Kitab Yesaya.
            Selain nubuat-nubuat di atas, kitab ini menyatakan potret Kristus dengan lengkap seperti :          
              a. Mesias dalam kedaulatan-Nya di tempat tinggi ( ps. 6).
   b. Kemanusiaan-Nya ( ps. 7: 14; 9:6; 11: 1).
   c. Pelayanan-Nya oleh Roh ( ps. 11 ).
   d. Nature ilahi-Nya ( ps. 7: 14; 9: 6 ).
   e. Keturunan Daud ( ps. 11 ).
   f. Karya Penebusan-Nya sebagai subtitusi kita ( ps. 53 ).
   g. Pelayanan-Nya sebagai hamba Tuhan Juruselamat ( ps. 49 ).








                                                               





























































                                                K I T A B    Y E R E M I A

                Kira-kira 60 tahun sesudah kematian Yesaya, Tuhan mengutus seorang nabi besar lain yang baru berumur 21 tahun ( ? ) untuk melaksanakan tugas yang berat pada masa yang sulit. Untuk mengerti dengan sungguh akan masa dan isi kitab ini kita harus melihat pada catatan dalam kitab Raja-raja dan Tawarikh tentang masa-masa terakhir kerajaan selatan dibawa pemerintahan raja Zedekia ( 2 Raja. 24 s/d 25 ; 2 Taw. 36 ) +  40 tahun. Zaman itu penuh dengan tantangan, suatu masa yang sangat penting dalam sejarah Yehuda. Sepanjang 40 tahun yang penuh dengan kekacauan itu Yeremia mewartakan firman Tuhan kepada raja dan rakyat dengan penuh pengorbanan, menjadi teladan bagaimana seharusnya seorang nabi (hamba Tuhan) hidup.
                Menurut LXX (septuaginta) kitab Yeremia dan kitab Ratapan adalah satu buku  maka penulisnya satu orang (Yeremia). Ia merupakan seorang penulis yang potensial ( menulis 55 pasal ), karena ia juga merupakan seorang yang cukup menguasai Pentateukh dan ahli dalam menulis prosa maupun puisi. Di PB banyak penulisnya mengutip dari kitab ini, hampir seperti pada kitab Yesaya.

I . Latar Belakang.
    A . Judul dan Penulis
 Dalam bahasa Ibrani “Yirmeyahu yang artinya Allah menetapkan atau meninggikan, Allah melempar (kan ) “. Dilihat dari kata kerja “rama” arti harafianya adalah melemparkan. Pengertian positif dari nama ini adalah Allah ; menetapkan, mengangkat, meninggikan, ... Allah adalah tinggi ( yang ditetapkan Allah bagi penulis dan sisa bangsa ). Sedangkan pengertian yang negatipnya ; Allah membuang, melemparkan nabi ke dalam dunia keji atau dilemparkan ke bawah untuk menghakimi bangsa-bangsa dan ( Yehuda ). Untuk mengetahui latar belakang kitab ini kita harus membaca dan mempelajari kitab 2. Raja-Raja : 22-25.
       Yeremia tercantum sebagai penulis, ia berasal dari satu kota imam di Anatot tanah Benjamin (1:1). Ia mendiktekan nubuat-nubuatnya pada Baruk, jurutulisnya kecuali pasal 52. Pribadi Yeremia, ia seorang yang lemah lembut namun gagah, panjang sabar dan memperhatikan kepentingan orang lain, tulus rendah hati dan setia kepada Tuhan. Ia sedia berkorban karena kasihnya kepada bangsanya. Satu sifat hamba Tuhan yang patut diteladani. Hal lain yang dapat kita lihat dari pribadi Yeremia :
(1). Hati Yeremia dihancurkan oleh pemilihan Allah terhadap dirinya ( 11: 21 ; 15 : 10 ; 16 : 8 ; 20 : 8, 14), ia juga dari kelompok imam (1 : 1). Ia juga dicap/digelari sebagai nabi yang suka menangis (9:1; 13:17).
(2). Kemungkinan besar bahwa ia tidak menikah karena tuntutan tugasnya yang berat dalam pelayanannya beberapa kali ia hampir dibunuh karena keberaniannya menegor raja dan para penguasa Yerusalem.
(3)                                                                        Cengkeram pemilihan Allah terhadap dirinya diungkapkan dengan jelas :
a.                                                                          Sejak ia lahir (1 : 5)
b.                                                                           Firman yang berkuasa pada mulutnya (5 : 14)
c.                                                                           tidak dapat menghindarkan diri, dan harus menyampaikan firman-Nya (20 : 9).
d.  Perjanjian perlindungan Allah yang kokoh bagi keselamatan (1 : 8, 17 – 19 ; 20 : 1 – 6 ; 26 : 16 –24).
(4). Pertentangannya dengan nabi-nabi palsu (5 : 31; ps. 28).
(5). Dari semua nabi-nabi, catatan tentang dirinya yang paling lengkap.
B . Waktu
Yeremia melayani dari masa pemerintahan lima raja Yehuda terakhir; Manasye,Yoahas, Yosia, Yoyakim, Yoyakhin dan Zedekia sampai dengan Yehuda di buang ke Babel (1 : 1 – 3). Zedekia raja terakhir ker. Yehuda berada dibawah kekuasaan Babel, tetapi ia pro Mesir. Nabi Yeremia menentang dia, karena semuanya itu bertentangan dengan kehendak Allah, maka Allah memakai Babel sebagai alat ditangan-Nya ( campur tangan Babel adalah kehendak Tuhan, seijin Tuhan). Hal itu terjadi  karena ia lebih mendengar nabi-nabi palsu yang bernubuat atas nama Yahweh, dari pada Yeremia, dan akhirnya Zedekia lebih mendengar nabi palsu. Keputusan raja Zedekia pro Mesir membawa akibat yang menyedihkan dalam sejarah bangsa Israel.
                Di sisi lain pada waktu itu bangsa Israel tidak mengindahkan firman Allah dan tidak setia lagi kepada Tuhan. Maka terjadi kemerosotan rohani, pemimpin-pemimpi menjadi buta rohani. Mengaku suci tetapi tiap hari berbuat kejahatan. Ketidak setiaan kepada Tuhan nampak dari hujatan raja kepada Tuhan, ia membakar naskah firman Allah ( 36: 27 ), rakyat tidak mau mendengar firman Tuhan ( 37 : 2 ). Raja silih berganti sebagai hukuman Tuhan. Dosa-dosa membutakan mata bangsa Israel sehingga tidak melihat pekerjaan Tuhan yang menggunakan segala perkara untuk menghukum bangsa itu.
                Yeremia sezaman dengan nabi-nabi Nahum dan Zefanya (lebih dulu). Habakuk, Daniel dan Yehezkiel (kemudian ) ia bekerja sama dengan Yosia. Pada waktu itu kondisi rohani Yehuda sudah semakin memburuk sampai pada klimaksnya, sementara kerajaan Mesir yang silih berganti dengan Asyur mengancam bangsa itu. Kemudian Mesir dikalahkan oleh Babel yang sekaligus mengilas kerajaan Yehuda. Berdasarkan kisah di atas dapat diperkirakan pelayanannya antara 626-586 sM. Maka periode penulisanya sekitar tahun 627-585 sM.
                Riwayat lain Yeremia kemungkinan besar ia lahir pada masa raja Manasye, dari kota Anatot ( 3 – 6 km sebelah utara Yerusalem ). Ayahnya Hilkia seorang imam. Tradisi Yahudi menyebutkan bahwa ia mati syahid di Mesir oleh orang-orang Yahudi yang diperingatkannya untuk jangan melawan Babel yang hanyalah alat Allah untuk menghukum Yehuda (merupakan jalan keselamatan), bagi sisa bangsa yang dikuasainya. Dalam peringatan Tuhan melalui nabi Yeremia, apabila mereka berpaling ke  Mesir mereka pasti akan binasa (bd. kitab Tawarikh).

Catatan, selidiki raja-raja Yehuda yang sezaman dengan Yeremia yaitu raja: Yoahas, Yoyakim , Yoyakhin, Zedekia. (lih. ps. 35 s/d 36) mengenai keadaan kerohanian dan disimpulkan dalam (Yer. 5: 31 baca).
C .  Latar Belakang Historis.
Yeremia hidup pada tahun-tahun terakhir kerajaan Yehuda. Ia membawa berita ‘penghukuman’, kegelapan karena dosa-dosa. Kebusukan-kebusukan sosial dan keagamaan menjadi dasar kehancuran yang tidak bisa dihindari (Yer. 2: 5-7). Situasi Internasional waktu itu, kerajaan Asyur berada di puncak kekuasaan, raja Manasye (687-642 sM) setia kepada Asyur yang mengakibatkan kemerosotan kerohanian, pemujaan kepada Yahweh dan dewa-dewa kafir. Pemerintahan Manasye disebut sebagai zaman kemurtadan yang luar biasa dan ia disebut raja yang paling jahat.
Yosia (640-609 sM).
Ia berumur 8 tehun ketika naik tahta, dan urusan pemerintahan ditangani penasehat yang tetap setia kepada Asyur. Kekuatan Asyur mulai lemah sesudah raja Assurbanipal meninggal. Dimana terjadi perang saudara, dan raja baru tidak sanggup lagi menguasai bagian barat termasuk negeri Yehuda. Yosia membebaskan Yehuda dari pengaruh Babel dalam pemerintahannya ia mencari Tuhan dan membersihkan dewa-dewa asing di Yehuda (2 Taw 34: 3-7), kemudian memperluas kerajaannya. Puncaknya thn 622 sM ia mengadakan reformasi dan membersihkan bait suci dan taurat Tuhan ditemukan. Yeremia memulai pelayanannya thn ke 13 pemerintahan Yosia, dan ia mengkritik ketidak setiaan kepada Yahweh dan ketidak setiaan bangsa israel kepada Allah dan meminta bangsa itu bertobat. Dalam pemerintahannya kerajaan Asyur masih tetap merupakan bayangan. Pada waktu itu Mesir bersekutu dengan Asyur untuk melawan Babel tetapi tidak sanggup. Babel mengalahkan kekuasaan Asyur 508 sM dan menghansurkan secata total thn 612 sM ini terjadi pada pemerintahan Yosia.
Pada pemerintahan Yosia Yerusalem disucikan, keturunan Daud dipersatukan dan Yerusalem kembali menjadi pusat agama, mereka hidup dalam kemakmuran. Tetapi harapan itu menjadi pudar ketika raja Nekho II, dan Firaun  maju dengan tentara yang besar ke Karkemis. Untuk menolong Asyur, Yosia maju ke Megido, dan tindakannya yang bodoh itu berakibat fatal ia terbunuh dan digantikan oleh anaknya Yoahas.
Yoyakim (609-598 sM).
   Raja Nekho menguasai negeri-negeri Aram dan israel, dan ia memperlakukan Yehuda dengan keras. Dia menurunkan Yoahas dan membuangnya ke Mesir dan mengangkan Yoyakim anak Yosia yang lain menjadi bawahannya untuk memungut pajak yang besar. Yoyakim sikapnya lalim. Lebih rendah dari ayahnya Yosia. Dalam pemerintahannya dia memaksa rakyat kerja keras tanpa dibayar karena perbendaharaan negara bangkrut. Kemudian reformasi yang dibangun Yosia hansur dan bangsa itu kembali kepada penyembahan berhala, dan ketidak adilan meraja lelah di mana-mana dan setiap orang yang melawan raja dihukum mati.
Pada thn 605 sM Nebukadnesar anak raja Babel menyerang Mesir, kemudian mengalahkan Aram tengah dan terus melanjutkan geraknya. Pada thn 604 sM mereka memasuki dataran Filistea dan merebut Askelon . Yehuda berada dalam bahaya, maka raja Yoyakim mengalihkan kesetiaannya dari Mesir ke Babel. Yoyakim bermaksud membebaskan diri dari Nebukadnesar dan ia memberontak secara bodoh. Tahun 598 sM Nebukadnedar menyerang Yerusalem dan Yoyakim wafat dan digantikan Yoyakhin. Dia setia kepada Nebukadnesar, tetapi kemudian dibuang dengan beberapa pemimpin sipil dan warganegara yang terkemuka dan sebagai penggantinya Zedekia diangkat menjadi raja Yehuda, namun sebagai taklukan Babel.
Raja Zedekia (598-586 sM)
                  Ada tiga peristiwa penting dalam sejarah Yehuda dalam pemerintahan Zedekia :
1.         Pembuangan raja Yoyakhin dan warga negara terkemuka lainnya ke Babel (587 sM). Yeremia mengucapkan nubuatannya tentang dua keranjang buah ara ( ps. 24) dan peistiwa itu segera terjadi.
2.       Pemberontakan yang direncanakan melawan Babel. Peristiwa itu merupakan latar belakang dari tindakan Yeremia yang besifat simbolik tentang Kuk (ps. 27), dan perselisihannya dengan nabi Hananya (ps. 28). Surat kiriman kepada orang-orang buangan di Babel (ps. 29). Pelemparan kitab yang berisi nubuat ke dalam sungau Efrat ( 51: 59-64).
3.       Pemberontakan melawan Babel thn 589 sM yang mengakibatkan dikepungnya Yerusalem dan penghancurannya thn. 587 sM. Pemberontakan ini akibat dari :
   a. Ketika kerajaan Babel memperketat pengepungan, mereka melawan. Yeremia  bernubuat, kota  itu akan dibinasakan.
  b. Ketika kerajaan Babel meninggalkan Yerusalem untuk sementara,    Yeremia menegor dan berkata, itu hanya sementara dan akan kembali, dan pengepungan itu akan diperbaharui ( 34: 8-22).
  c.  Yeremia dipenjarakan. Ada dua hal tentang peristiwa tersebut (lih. 37: 11-21 dan 38: 1- 2a; 39: 15 –18.
d.       Sementara dia dipenjara, Yeremia membeli ladang dari pamannya ( 32: 1- 15).
e.      Yerusalem direbut thn 587 (39: 1-2, 4-10) dan Yeremia dilepaskan dari penjara.
Sebelum pengepungan dan jatuh Yeremia melawan kepercayaan optimis yang palsu dari penduduk Yerusalem dan nabi-nabi palsu, ysng nubuatnya bertolak belakang dengan nubuat nabi Yerenia. Nabi-nabi palsu menjanjikan keselamatan jumlah mereka lebih banyak dan rakyat lebih percaya kepada nabi-nabi palsu. Nabi-nabi palsu dan bangsa Yehuda yakin teguh bahwa Sion tidak dapat diganggu gugat. Kerajaan Daud bertahan selama empat abad di Yehuda, sekalipun kerajaan utara dihancurkan kerajaan Asyur. Mereka percaya Allah telah mengadakan perjanjian dengan putra Daud (2 Sam. 7), sehingga muncul keyakinan bahwa Yerusalem tidak akan pernah direndahkan musuh, Yerusalem kediaman Allah. Dia takkan membiarkan musuh-Nya menyerang rumah-Nya.  Mereka memaksa  Yeremia menutup mulutnya (tidak bernubuat lagi).
          Pembelian ladang merupakan tanda sesudah penghukuman, itu menunjuk pada keadaan Yehuda akan dipulihkan (pengharapan), rumah, ladang serta kebon Anggur akan diberi di negeri itu (lih. Ps, 30 – 31). Demikianlah Yeremia menyampaikan pengharapan melalui tindakan simbolis kepada bangsanya.
                      Kerajaan Mesir merupakan kekuatan menggoda Yehuda untuk melawan dan  minta perlindungan dari ancaman Babel (hal ini merupakan topik yang disoroti khusus oleh Yeremia ), tetapi nabi Hanaya yang pro Mesir membenci Yeremia dan dituduh sebagai penghianat bangsa tanpa malu. Akhirnya Zedekia terbujuk menghianati Nabukadnesar raja Babel, dan akhirnya Babel mengepung Yerusalem, Di tengah-tengah situasi ini Zedekia tidak berani menentukan pendirian, ia berpaling ke Mesir. Kemudian dalam peperangan di Karkhemis ( 605 sM ) Mesir pun dikalahkan Babel, inilah awal kehancuran.
     Pengepungan berhasil orang-orang Babel bertindak ganas ( 2 Raj. 25 ). Zedekia lari kemudian ditangkap tentara Babel. Nabukadnesar menyembelih anak-anaknya di depannya dan mencungkil matanya dan dia dibelenggu ke Babel. Sebulan kemudian Nabukadnesar dan tentaranya kembali ke Yerusalem, merubuhkan tembok-temboknya, dan membakar inilah akhir kerajaan Yehuda.
Hati Yeremia remuk melihat penggenapan nubuatannya, suatu kisah kehancuran yang mengerikan atas Yerusalem ditulis dalam 2 Taw. 36 : 11 – 21. Dan peran nabi Yeremia tentang kisah itu dinyatakan di ( ay. 11, 21 baca ). Yeremia berangkat ke Mesir secara paksa ( Yer. 43: 1-7), dan tidak ada khabar yang pasti tentang masa akhir hidupnya.
        C. Tema dan Tujuan
             Tema kitab ini adalah “Pelayanan dan Pergumulan”. Kitab ini menekankan keseimbangan antara pengumuman penghakiman dan pengharapan pemulihan yang dapat kita lihat dalam bagian penutup. Allah membuat perhitungan atas setiap pelanggaran, dosa, penyembahan berhala yang mereka lakukan (22: 9; 32: 29; 44: 2-3). Umat Allah ikut-ikutan mengorbankan anak-anak mereka kepada dewa-dewa kekejian (7: 30-34), satu kenajisan di mata Allah. Namun dalam situasi ini pun Nabi Yeremia tetap mengasihi umat Yehuda walaupun mereka membencinya, terlepas dari dosa-dosa dan  kejahatan mereka, ia tetap mendoakan bangsanya/ mereka (14: 7,20).

II . SUSUNAN  ( lih. bagandi belakang )
        A . Panggilan Yeremia                                                                             ps. 1
B . Kumpulan khotbah                                                                           ps. 2 – 20.
1. Pelayanan umum                                                                        ps. 2 – 10.
2. Pengalaman-pengalaman pribadi                                         ps. 11 – 20.
C . Nubuat-nubuat Khusus                                                   ps. 21 – 33.
1. Kepastian untuk pembuangan                                              ps. 21 – 29.
2. Janji pemulihan                                                                            ps. 30 – 33.
       D . Laporan peristiwa sejarah                                                               ps. 34 – 44
1. Pengepungan dan jatuhnya Yerusalem                             ps. 34 – 39.
2. Sesudah penghancuran                                                            ps. 40 – 44
       E . Pelengkap                                                                                              ps. 45 – 52
1. Barukh                                                                                             ps. 45
2. Bangsa-bangsa kafir                                                                   ps. 46 – 51
                    (perhatikan tentang bangsa Babel )
3.Jatuhnya Yerusalem ( Zedekia dan Yoyakhim )  ps. 52.
                Ayat-ayat kunci baca : 1: 4-10; 7: 23-24; 8: 11-12.

  III . POKOK – POKOK  PENTING
A . Pasal 1. “panggilan Yeremia”. Tuhan telah mengenal dan memilih dia sejak dari kandungan untuk menjadi Nabi bagi bangsanya. Mula-mula Yeremia menolak panggilan Allah karena masih muda, tetapi karena perintah dan janji Tuhan, akhirnya ia menerima panggilan Tuhan itu dan melakukan dengan konsekuen.
a.    Pengalaman-pengalaman pribadi nabi ini sungguh merupakan gambaran kesetiaan di dalam  pelayanan yang di dalamnya nampak juga pergumulannya terhadap Tuhan  perhatikanlah keluhan - keluhannya:
a.         Keluhannya dan jawaban Tuhan ( ps. 12 ), tentang bangsanya ( ps. 17 ).
b.        Penggunan alat-alat peraga seperti ikat pingang, buyung anggur, musim kering, tukang periuk, buli-buli pecah , nabi dengan Kuk dll.
c.         Antara nabi Allah dan nabi palsu ( ps. 28 )
d.        Yeremia dimasukkan ke dalam sumur ( ps. 38 ).
** Carilah bukti-bukti bahwa Allah memakai orang-orang tertentu untuk melepaskan Yeremia dari ancaman kebinasaan.
e.        Perhatikanlah nasihat, teguran dan nubuatan terhadap orang-orang yang berlari ke Mesir untuk mencari “selamat ”.
            C . Nubuat tentang Mesias tunas yang Adil yang tampak bertentangan dengan nabi palsu/penipu. Gembala-gembala palsu yang membiarkan kambing domba gembalaannya hilang, dan iman palsu ( ps. 23 ). Pasal 24, nubuat tentang pembuangan ke Babel yang berlangsung selama 72 tahun.
 D . Kekuasaan Allah dalam Sejarah
           Kekuasaan Allah nampak jelas dalam sejarah, melalui bangsa israel dalam pendudukan tanah Kanaan, adalah akibat langsung campur tangan Allah. Yeremia menegaskan peristiwa-peribtiwa di Yehuda, Mesir, Babel ditentukan kekuasaan Allah. Bukan politik manusia (dengan kata lain manusia, politik hanya berhasil sejauh sesuai dengan kehendak Allah). Inilah yang disampaikan Yeremia kepada raja Yoyakim dan Zedekia. Kehebatan Babel, bukan karena kekuatan politik (bdg. Yer. 27:6), tetapi kekuatan Allah dalam sejarah. Ia memakai bangsa-bangsa lain untuk melaksanakan kehendak-Nya. Kekuatan Allah dalam sejarah dinyatakan dalam penghukuman terhadap bangsa-bangsa dalam (Yer. 46-51). Hukum itu berbentuk kejadian-kejadian, seperti kelaparan, wabah penyakit dan banjir, juga melalui serangan militer (51:1-4). Semua itu menunjukkan kekuasaan Allah melalui sejarah.
E . Janji Pemulihan
Janji pemulihan Israel - menunjuk pada pembaruan batin kalau dikaitkan dalam PB karena karya Kristus (bdg. 31 : 31 – 34 ). Untuk memperbaiki keadaan harus ada perjanjian baru antara Allah Yang Mahakuasa dan bangsa israel “Maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umatKu” (Yer. 31:33). Perjanjian baru itu diprakarsai Tuhan (ay. 31). Perjanjian baru itu dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus yang mengharuskan adanya perjanjian itu :
1.       perjanjian itu bahkan lebih bersifat pribadi daripada janji perkawinan yang dengan terang-terangan telah dilanggar oleh israell (perjanjian itu telah mereka ingkari,... (Yer. 31:32).
2.          Perjanjian itu ditulis dalam hati mereka yang menjadi sumber kejahatan, bukan pada lempengan batu (ay.33).
3.        Perjanjian itu menghasilkan pengenalan yang benar akan Allah – taurat baru yang mencakup kepatuhan penuh dan persekutuan yang kaya tidak membutuhkan pengajaran manusia (ay. 34) dan
4.        Perjanjian itu menjamin pengampunan sepenuhnya terhadap dosa-dosa yang mendatangkan hukuman (ay. 24). [2] .
Perjanjian baru dan Taurat baru, berpadu untuk memberi gambaran tentang masa yang akan datang, yakni; hubungan pribadi yang baik dengan Allah dan masa depan bangsa yang cerah di dalam Tuhan.
Paul Enns menulis perjanjian baru sebagai berikut :
(1)                Kovenan baru itu merupakan kovenan anugerah tanpa syarat yang berdasar atas “Aku hendak” dari Allah,... (2) Kobenan baru merupakan kovenan kekal,.. (3) Kovenan baru juga menjanjilan adanya pembaharuan akal budi dan hati yang disebut regenerasi,... (4) Kobenan baru menyediakan restorasi yang berasal dari kemurahan dan berkat Allah,... (5) Pengampunan dosa juga termasuk dalam kovenan itu, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka (Yer. 31:34b). (6) Diamnya Roh kudus juga termasuk di dalamnya. Hal ini dapat terlihat dari perbandingan Yer. 31:33 dengan Yehz. 36:27. (7) Pelayanan pengajaran Roh Kudus akan dimanifestasikan, dan kehendak Allah akan dikenali melalui ketaatan hati,... (8) Sebagaimana biasanya dalam kasus israel adalah pada tanah itu, ia akan diberkati secara materi seturut dengan provisi dari kovenan baru itu,.. (9) Bait suci akan dibangun kembali di Yerusalem, karena telah tertulis “Aku,.. akan memberikan tempat kudus-Ku di tengah-tengah mereka untuk selama-lamanya. Tempat kediamanKupun akan ada pada mereka” (Yehz. 37: 26-27 a). (10) Perang akan berhenti dan damai akan memerintah sesuai dengan (Hos. 2:18). (11) Darah dari Tuhan Yesus adalah dasar dari semua berkat-berkat kovenan baru, karena ‘oleh karena darah perjanjian-Ku denga engkau, Aku akan melepaskan orang-orang tahananmu dari lubang yang tidak berair’ (Za. 9:11). [3] . Kovenan baru ini dalam masa akan datang (eskatologis lih. Yer. 31:27). 

         IV . TEMA –TEMA PENTING KITAB YEREMIA
           Ada dua tema penting dalam surat ini yaitu :
  1. Penglihatan dan Perbuatan-perbuatan Simbol
ayat                                       penglihatan/ simbol                                                        arti :

1: 11 – 12             Dahan pohon badam                                      Allah siap sedia menghukum.
1 : 13 – 16            Periuk yang mendidih                                    Hukuman
13 : 1 – 11            Ikat pinggang lenan                                         Pembuangan
18 : 1 – 11            Tukang periuk                                                   Allah yang Mahakuasa
19 : 1 – 13            Buli-buli yang pecah                                        Kota dan bangsa akan dihancurkan
24 : 1 – 10            2 keranjang buah ara                                      Pemilihan ilahi antara bgs Yehuda
27 : 2 – 28 :17 Kuk kayu dan besi                                                Israel ditaklukkan oleh Babel.
32 : 6 – 15            Pembelian ladang                                            Iman
43 : 8 – 13            Batu-batu disembunyikan                            Mesir ditaklukkan Babel
51 : 59- 64            Kitab tenggelam di sungai                            Babel akan tenggelam                                                   Efrat.
       2. Nubuatan.
           Nubuatan sebelum jatuhnya Yerusalem Ps. 1 – 39.
a.       Tanpa masa                ps. 1 – 20
b.      Dengan menyatakan masa  ps. 21 – 39.
Ps. 22. Berbicara tentang raja-raja terakhir ker. Yehuda Yoahas (Salum), Yoyakim, Yoyakhin dan Zedekia dan Raja-raja yang jahat.  Inti amanat kitab Yeremia yang diulang beberapa kali “ Aku akan membalas “ dan “ Aku akan membawa balik “. Yang dapat kita pelajari secara rohani, pada mulanya terjadi kegagalan karena dosa manusia, tetapi akhirnya diperoleh kemenangan berkat kasih Allah. Ada penghukuman dengan  murka yang penuh, tetapi dibalik semuanya itu ada kasih sampai saat terakhir.
3.Tekanan dalam kitab ini :
            Ada beberapa yang dapat kita lihat :
a.       Kemerosotan dan kemusnahan suatu bangsa pada dasarnya karena tidak mengindahkan Allah dan setia kepada-Nya.
b.      Orang yang tidak menghormati Tuhan, akan mengalami moral dan ahlaknya yang semakin memburuk, akhirnya timbul ketidaktaatan yang akan berkembang menjadi hujatan.
c.       Kitab ini menceritakan bagaimana jalan penghukuman Tuhan atas kehidupan suatu bangsa. Perhatikan silih berganti raja/ pemimpin adalah merupakan suatu tandanya.
d.      Pelajaran bagi hamba Tuhan, Tuhan tak menghitung nilai pelayanan manusia menurut hasilnya saja, tetapi Tuhan melihat “ kesetiaan “ dalam pelayanan.
4. Kristus Dalam Kitab ini
Banyak potret Kristus yang terlihat dalam kitab ini. Dia digambarkan sebagai pancaran Air hidup (2: 13; bd. Yoh. 4: 14 - Gembala yang baik (23: 4) - Tunas Adil (23: 5), dan Tuhan kebenaran kita ( 23: 6).

Aritonang, MP.





































































K I T A B   R A T A P A N

                Dalam urutan menurut tradisi Yahudi, kitab ini termasuk dalam “Magillot“ (gulungan-gulungan ) bersama Rut, Kidung Agung, Pengkhotbah - Ester . Kitab-kitab ini dibaca pada hari-hari raya tertentu. Kitab Ratapan dibacakan pada hari raya peringatan jatuhnya Yerusalem/ runtuhnya Bait Allah – peristiwa di tahun 587/ 6  sM, maupun peristiwa thn. 70 AD Yerusalem kembali dihansurkan raja Titus.
                Ratapan sering disebut syair yang sedih, ada yang menamakan kitab syair yang di tulis di pekuburan karena isinya mengandung kebinasaan Yerusalem, hujan tangisan, sungai air mata suatu tasik kesedihan. Perbandingan antara kitab Yeremia dengan kitab ini adalah sbb :
a.    Yeremia sebelum jatuhnya Yerusalem berisi ; peringatan-peringatan.
b.    Ratapan sesudah Yerusalem jatuh berisi, tangisan-tangisan /Ratapan.

I . LATAR BELAKANG
    A . Judul
          Dalam bahasa Ibrani, judulnya ada dua antara lain:
1 .“ ‘Ekhah “ ( ah, bagaimana / aduhai ) ini merupakan kata-kata pertama pada pasal 1, 2 dan  4. ( bhs. Indonesia  “ ah “ ).
2. “ Qinoth yang artinya “ratapan“ sebagai nyanyian penguburan atau ratapan atas tragedi yang dalam. Judul ini merupakan isi pokok dari kitab ini. Terjemahan dari judul ini yang dipakai pada terjemahan-terjemahan ke dalam bahasa-bahasa lainnya.
Dalam versi-versi lama, kitab ini dianggap sebagai tambahan pada kitab Yeremia, sehingga  tidak tercantum dalam daftar isi sebagai kitab yang berdiri sendiri.
      B . Waktu dan Pengarang
             Kitab ini termasuk puisi ditulis oleh saksi mata kehancuran Yerusalem ( 1 : 1, 7 ; 2 : 10, 11, 15, 21-22 ; 3: 1 ; 4 : 8-10 ; 5 : 1, 7 – 22), bahkan penulis terlibat langsung sebagai penderita ( “ kami “ ).
             Kitab Yeremia pasal 52 , merupakan fakta sejarah yang menjadi latar belakang kitab Ratapan ini sehingga tepat untuk menjadi pendahuluan dari Ratapan.
            Penulis ada empat bukti bahwa penulisnya adalah Yeremia :
1.       LXX, menempatkan kitab ini langsung dibelakang kitab nabi Yeremia, dan memberikan pendahuluan “ Yeremia duduk menangis dan meratap dengan ratapan ini untuk Yerusalem “.
2.       Tradisi Yahudi.
3.       Kesamaan antara Ratapan dengan bagian-bagian puisi dalam kitab Yeremia ( bd. 2 Taw. 35 : 25 ).
4.       Penulis merupakan saksi mata kejatuhan Yerusalem dan sekali gus adalah seorang penyair yang ahli.
             Kitab ini ditulis oleh Yeremia, ia menyaksikan dengan mata kepala sendiri malapetaka yang menghancurkan Yerusalem dan bait Allah yang memiliki kemegahan, indah dan dibangga-banggakan itu dihancurkan oleh Babel. Ia menangisi nasib bangsanya, dan anak-anak yang diperlakukan secara hina, setelah kejatuhan Yerusalem, yang jatuh tahun 586 sM. Waktu inilah waktu yang mendekati waktu penulisan kitab ini yaitu tahun 586 sM.
      C. Tema dan Tujuan
             Tema kitab ini adalah “ Sengsara karena Dosa “. Tema utama adalah ratapan atau perkabungan atas sengsara bangsa Yehuda yang telah jatuh dalam dosa dan kerusakan bait suci yang mereka agung-agungkan yang sangat memiluhkan.
                Nabi berseru kepada bangsa yang dihukum, bahwa Allah adalah adil dan benar dalam tindakan-Nya, karena itu mereka dihimbau untuk menaklukkan diri mereka di bawah tangan Tuhan dan kemurahan-Nya, disertai dengan pertobatan yang sungguh-sungguh. Allah telah murka, namun karena kemurahan-Nya, Ia tetap setia terhadap perjanjian-Nya (bd. 3: 22-23).

II . SUSUNAN ( lihat Bagan )
Pasal 1 . Dukacita, menangis – karena kehancuran Yerualem, dan akibat dosa .

Pasal 2 . Sebabnya , dipukul Tuhan - karena murka Allah atas dosa para pemimpin.
Pasal 3 . Pengharapan ; Kemurahan Tuhan, percaya Tuhan, dan kasih setiaNya , bertobat.
Pasal 4 . Pertobatan sebagai jalan keluar dari penderitaan.
Pasal 5 , Doanya, menyerukan Tuhan, lihatlah Tuhan – baharuilah kami.
                Ayat-ayat kunci baca:2: 5-6; 3: 21-24 .

III. POKOK PENTING ( INTI  BERITA )
      Ada tiga pokok penting :
1.       Ratapan atas penghukuman Yerusalem karena dosa (bd. Luk. 13: 34-35; 19: 41-45). Ratapan dalam PL adalah satu sarana umat Tuhan untuk mengungkapkan kepedihan atas peristiwa yang sulit dilupakan. Kemalangan yang dialami umat sering dirasakan berlawanan dengan keyakinan umat bahwa Allah baik dan berkuasa, (bahwa Allah berjanji akan memberkati umat yang setia pada-Nya). Inkonsistensi demikian menimbulkan problema iman, membuat orang beriman frustrasi dan kecewa.
          Ratapan ada dua jenis, ratapan individual dan ratapan komunal. Ratapan beda dengan keluhan :

a.       Mengeluh memiliki konotasi bersungut-sungut, sebuah sikap hidup yang justru dicela dalam Alkitab ( bd. 1 Kor. 10: 10; Fil. 2: 14). Ratapan merupakan cara berdoa yang direkomendasikan dalam PL.
b.      Mengeluh memberi indikasi bahwa kesulitan terjadi belum begitu serius, sementara ratapan keluar dari orang yang betul-betul menderita.
c.       Dalam Alkitab, kitab Ratapan sesudah kitab Yeremia, dan isi kitab ini memang sesuai dengan arti ratapan yang dimaksud.
d.      Keluhan menjadi komponen dari jenis ratapan.
                                Ratapan individual dan ratapan komunal, boleh dikatakan tidak berbeda, perbedaannya terletak pada jenis kesusahan yang menyebabkan ratapan tersebut. Pada ratapan komunal biasanya disebabkan kalah perang, penyakit menular, bencana alam (bd. Maz. 44, 58, 60, 74, 79, 80, 83, 85, 89-90, 106, 137, 144). Sekalipun diakui kesusahan yang terjadi dikarenakan ketidaktaatan umat, namun nada ratapan komunal cenderung menuduh Tuhan telah menyebabkan kesusahan atau minimal ikut bertangung jawab karena membiarkan itu terjadi (kendati belum tentu keadaan yang sebenarnya demikian). Ratapan komunal tetap keluar dari ungkapan iman umat yang memohon supaya kesejahteraan mereka dipulihkan.
2.       Pengakuan dosa ( 1: 8; 3: 5-9 ; 5: 16).
3.       Pengharapan yang bercahaya .
        Pengharapan dalam penderitaan ps. 3 ( lih. 3: 21-32; 5: 21 dan bd. 2 Kor. 4: 18). Kitab Ratapan sering disebut sebagai syair yang amat sedih, namun pengharapan, kasih setia Allah tersedia bagi orang yang bertobat, Allah akan membawa keluar dari penderitaan dan dosa. Pasal 3, adalah puncak kejahatan dan kehancuran Yerusalem dinubuatkan, namun di tengah-tengah kehancuran dituntut iman dan pengharapan akan belas kasihan Allah yang tidak berkesuahan, sebab Dia tidak menolak umat-Nya untuk  selama-lamanya.

                
4.       Kristus Dalam Kitab Ratapan.
                        Ada dua hal tentang Kristus dalam kitab ini yang dapat kita pelajari :
a.       Ia adalah hamba yang menderita, yang biasa dengan cercaan dan hinaan dari musuh-musuh-Nya ( 1: 12; 2: 15-16; 3: 14, 30).
b.      Kristus meratapi Yerusalem bersama Yeremia, karena kehancuran kota ini ada di depan matanya (Mat. 23: 37-38).

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                Aritonang, MP.























































































K I T A B   Y E H E Z K I E L

                Bila Tuhan menghukum umat-Nya, justru disebabkan oleh karena Ia sedemikian mengasihi mereka, sebab hukuman itu belum bersifat final (itulah berkat rohani dalam kitab ini). Masa-masa pembuangan bagi bangsa israel adalah merupakan masa penyucian. Untuk menyatakan kasih-Nya Tuhan  mengirimkan nabi - nabinya. Di antaranya adalah nabi Yehezkiel yang mendapat gelar sebagai “bapak Yudaisme “ , dalam arti positif.

I . LATAR BELAKANG
    A . Nama
             Dalam bhs. Ibrani “ Yehezqe’el “ berarti  Yahweh/ Allah menguatkan (3: 8 - 9). Bila kata “ tahun ketiga puluh “ dianggap dalam perhitungan tentang umur Yehezkiel, waktu itu mereka di dalam perjalanan pembuangan (1 : 1 - 2), pada tahun 597 sM maka itu berarti ia lahir pada tahun 627 sM pada masa pemerintahan raja Yosia. Ayahnya bernama Busi dari golongan imam, hal ini yang memungkinkan Yehezkiel juga menjadi seorang imam ( 1 : 3 ; 40 : 46 ; 44 : 15).
        Yehezkiel menerima panggilan sebagai nabi ketika ia berada di pengasingan di Babel (1: 1-3). Jabatannya sebagai nabi terfocus pada bait Allah, keimamam dan kemuliaan Allah. Dia menikah ( 24: 15-18), dan tinggal di rumahnya sendiri. Bersama dengan tawanan yang lain, mereka sering berkumpul dan memiliki kehidupan yang relatif bebas.
         Ada dua hal dalam hidupnya  yang menghancurkan hatinya :
1 . Pengepungan Yerusalem (605 sM dan 597 sM), sebelum penghancuran tahun 586 sM. (lih. 24 : 2).
2 . Kematian isterinya (24 : 15 – 24) yang merupakan lambang, penghancurkan Yerusalem (24 : 21 – 22).
      Pada tahun 597 sM, nabi Yehezkiel diangkut sebagai tawanan ke babel, sebagai tawanan ia tergolong yang diberi kebebasan di tanah pembuangan, sehingga ia tinggal di Tel – abid (3 : 15) artinya “bukit butir gandum“. Letaknya dekat sungai Kebar “kabour”, yang artinya sungai besar. (lih.1 : 1 – 3 ; bd. Maz. 137). Rupanya rumahnya merupakan tempat para tua-tua Yahudi yang di dalam pembuangan sering berkumpul untuk berkonsultasi (8 : 1 ; 14 : 1 ; 20 : 1).
     Tiga pasal permulaan kitab ini merupakan catatan tentang panggilan Tuhan untuk pelayanannya, dan 22 tahun kemudian ia masih melayani (lih. 29 : 17). Panggilannya menunjukkan bahwa ada nabi diantara mereka yang dibuang, dan panggilan itu hendak menunjukkan bahwa tugas dan kewajibannya ialah menjadi jurubicara Allah. Di Babel Yezhekiel melemparkan celaan-celaan terhadap penyelewengan-penyelewengan agama dan penyembahan yang dilakukan diYerusalem yang jauh beratus ratus kilometer di seberang padang gurun.
     Titik tolak pelayanannya adalah tibanya seorang pembawa berita dari Yerusalem yang memberitahukan kejahatan penduduk kota itu ( Yer. 33: 21). Bangsanya Israel tidak percaya kepadanya, karena menurut keyakinan mereka tidak mungkin ada nabi di tempat pembuangan mereka. Hal lain karena hukuman/ nubuatan disampaikan kepada bangsa Israel yang jaraknya beratus-ratus kilo meter dari Babel Walapun demikian akhirnya mereka datang juga mendengar dia ( 33: 30). Ketika di Babel walaupun sebagai tawanan ia diberi kebebasan melayani sehingga ada kesempatan untuk memulihkan bangsa yang berserak itu.
   B . Penulis dan Waktu
             Penulisnya adalah Imam Yehezkiel bin Busi yang menerima panggilan sebagai nabi ketika berada di pengasingan Babel (1:1-3). Jabatannya sebagai nabi terfocus pada kepribadiannya dan cintanya pada bait suci, keimamamnya, mempersembahkan korban demi kemuliaan Allah.
                      Waktunya, titik perhitungan pelayanan Yehezkiel adalah jatuhnya Yerusalem . Ia mulai melayani 6 tahun di Israel sebelumnya (593 sM.) hingga 16 tahun di Babel kemudian ( 571 sM ). Nubuat terakhir diterimanya sekitar tahun 571 sM. Masa 6 tahun pertama ia bernubuat tentang kepastian penghancuran Yerusalem, dan sesudah itu ia bernubuat tentang keruntuhan kerajaan-kerajaan kafir (ps. 25–32), dan terakhir ia bernubuat tentang pembangunan kembali umat Tuhan (ps. 33– 48). Dari penjelasan di atas periode penulisan diperkirakan sekitar tahun 593-571 sM.
         Catatan :
605 sM. : Serangan Babel yang pertama - Daniel dkk. ditawan.
597 sM. : Serangan kedua Yehezkiel ditawan.
586 sM.: Serangan terakhir, Yerusalem dihancurkan, Bait Allah dihancurkan/ bongkar habis.
Di Babel ia melayani orang-orang buangan, suatu situasi yang sulit karena bangsa itu belum mengeri maksud dari pembuangan itu sebagai hukuman, teguran dan peringatan-peringatan Tuhan. Tugas Yekezkiel adalah memulihkan kembali hati bangsa itu dari pengharapan yang kosong (Yezh.11: 15; 33: 34), dengan menjelaskan maksud pembuangan serta menekankan masa depan yang penuh pengharapan di dalam Tuhan.
    C . Tema dan Tujuan
             Temanya adalah “Kemuliaan Tuhan“. Tujuannya kejatuhan Yerusalem dan pengasingan di Babel merupakan cara dan ukuran yang dibutuhkan untuk menunjukkan anugerah Allah. Dengan mendisiplinkan umat-Nya yang tidak taat, Tuhan menghendaki agar supaya bangsa itu kembali dari kemurtadan. Di mana pada suatu hari kelak Yahweh akan memulihkan umat-Nya yang bertobat dan mengokohkan, serta menegakkan mereka kembali dalam kemuliaan dan Kerajaan-Nya, di akhir zaman dengan bait suci yang baru.
                      Tujuan yang lain mengingatkan umat Tuhan sebelum mereka diasingkan (sebagai perenungan), dan meyakinkan mereka akan perjanjian Allah yang tidak berubah. Kejatuhan Yerusalem dan pembuangan merupakan cara Tuhan untuk mendisiplinkan umat-Nya yang tidak taat.
    D. Inti Berita
         Kitab Yehezkiel menekankan tiga pokok :
1 . Bangsa Israel dibuang karena dosa. Oleh sebab itu mereka harus bertobat dan kembali kepada Allah.
2 . Pembuangan itu akan berlangsung selama 70 tahun ( bd. Yer. 29 ), sekalipun ada nabi-nabi palsu yang mengatakan bahwa waktunya tidak sepanjang itu. Tetapi untuk kembali ke tanah perjanjian mereka harus kembali kepada Tuhan terlebih dulu.
      3 . Akan ada pemulihan yang sesungguhnya – pada waktu yang lama yang diberlakukan hanya pada sisa bangsa yang setia.
Dalam seluruh aspek pelayanannya, nabi ini mengutamakan kedaulatan Allah dan kemuliaan Allah ( ps. 1 s/d 11, memuat hal kemuliaan itu sebanyak 11 X ).
            Tambahan :
Perbandingan pokok pengertian tentang Allah yang disampaikan oleh keempat nabi “ besar “ adalah sebagai berikut  :
Yesaya                  : Keselamatan dari Tuhan Allah.
Yeremia               : Pengadilan dari Allah.
Daniel                   : Kerajaan Allah.
Yehezkiel             : Kedaulatan dan Kemuliaan Allah.

    II . SUSUNAN ( lihat Bagan di belakang ).
                Ps. 1- 32, nubuat penghukuman atas dosa-dosa Israel
                1 : 1 – 24 : 27.  – Dosa-dosa Israel dan hukuman yang akan datang. ( peringatan ditulis                                           sebelum kejatuhan Yerusalem)
1 : 1 – 3 : 27.      – Panggilan Yehezkhiel
4: 1 – 5 : 17.       – Empat Nubuat yang dilambangkan
6: 1 – 14.            – Nubuat melawan gunung-gunung israel
7 : 1 – 23.           – Kebinasaan yang sudah dekat
8 : 1 – 11: 25.     – Dosa-dosa Yerusalem dan hukuman
12: 1 – 24 : 27.   – Nubuat melawan Yerusalem
25 : 1 – 32 : 32 . – Nubuat melawan bangsa-bangsa.
25 : 1 – 17.         – Bangsa-bangsa di sekitar israel
26 : 1 – 28: 26.   – Tirus
29 : 1 – 32 : 32 . – Mesir.

Ps. 33 : 1 – 48 : 35 .  Nubuat Penghiburan /Pemulihan Israel ( kerajaan Mesianik).
33: 1 – 20 .         – Tanggung jawab nabi dan umat.
33 : 21 – 33.       – Titik putar pelayanan Yezkhekiel
34 : 1 – 37: 28.   – Kembalinya israel ke negerinya.
38 : 1 – 39 : 29 . – Nubuat melawan Gog
40 : 1 – 48 : 35.  – Bait suci dan umat Allah.

Pasal-kunci; 36 - 39, dan ayat-ayat kunci ; 36:24-30; 33-35 (baca).

  III . POKOK – POKOK PENTING
  A . Penglihatan- penglihatan
                Nabi Yehezkiel disebut sebagai “ nabi penglihatan “ oleh karena sebagian besar dari nubuat-nubuatnya berasal dari penglihatan. Ada enam ( 6 ) penglihatan pokok :
1 . Kerub ; ps. 1 : 4 – 28, istilah kerub (lih . 9 : 3 ; 10 : 2 , dll), dan penglihatan ini menunjukkan kemuliaan Allah.
2 . Gulungan kitab  2 : 8 – 3 : 3. – perintah Allah yang di amanatkan kepadanya.
3 . Kemuliaan Allah di lembah  3 : 22 – 23. – Allah memberikan perintah dengan didahului penyataan diri-Nya.
4 . Yerusalem :
a.       Berhala di Yerusalem ( 8 : 1 – 18).
b.      Penghukuman pada orang-orang fasik ( 9 : 1 – 11 )
c.       Api penghukuman dari Tuhan, atas kota ( 10 : 1-2 )
d.      Tuhan meninggalkan Yerusalem ( 10 : 18 – 11 : 25).
5 . Tulang-tulang kering ( 37 : 1 – 10 ).
6 . Bait Allah yang baru,   sungai, ... dan kota yang kudus ( 40 : 1 – 48 : 35 ).
Yehezkiel melihat empat mahluk hidup ( 1: 5 ) masing-masing mahluk bermuka empat dan bersayap empat dan bertangan 4 ( 1: 6, 8 ). Keempat mahluk tersebut adalah kerubim ( Yehz. 10- bd. Kitab Kejadian dan Why. 10, disebut pintu ke taman Firdaus.                Empat mahluk hidup itu masing-masing :
1.       Masing-masing mahluk bermuka empat ; muka Singa, Lembu, muka manusia dan muka Rajawali. Artinya; kekuatan, pengabdian, kepandaian, ketinggian. Kiasan ini mengungkapkan kekuatan yang sangat besar, pengabdian yang sangat lembut, kepandaian yang sempurna dan kerohanian yang setinggi-tingginya dan itu terdapat hanya di dalam diri Tuhan Yesus.
2.       Masing-masing bersayap empat dan bertangan empat, hal ini menyatakan kesanggupan melakukan pengabdian yang sempurna.
3.       Masing-masing berjalan lurus ke depan, ke arah mana roh itu hendak pergi. Hal ini menggambarkan bahwa kerubim itu benar-benar melaksanakan kehendak Tuhan.
4.       Rupa mereka kelihatan seperti api yang menyala ( 1: 13 ), suatu hal yang menyatakan kesucian yang mutlak. Api adalah lambang penyucian, dan terbang kesana kemari menyatakan ketangkasan bertindak ( 1: 14 ).
                Keempat mahluk dalam penglihatan Yehezkiel itu melambangkan kehidupan Tuhan Yesus ( bd. Why. 4: 7 ), sebab Ia menjelma menjadi manusia dan kita melihatnya. Di samping setiap mahluk ada roda dan tiap-tiap sisi ( 10 : 9 ). Roda itu dapat berputar dan berjalan cepat – punya mata ( 1: 18 ). Mahluk itu di atas roda dan roda itu sampai ke langit (1: 20). Hal ini melambangkan gerak cepat dan dapat melihat seluruh penjuru bumi ( karena di atas), dan roda itu digerakkan oleh Roh. Hal ini menunjuk pada pemerintahan Allah. Roda pemerintahan Allah berjalan cepat ke seluruh arah bumi. Roda-roda itu menghubungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi ini, namun dibalik semuanya itu Allah berdaulat dan memerintah.
       B . Tindakan-tindakan Simbolis sesuai dengan Yezh. 12 : 6.
                          Dari antara para nabi, maka nabi Yehezkiel yang paling sering dan nyata memakai “ alat peraga “ dalam pemberitaannya dengan tindakan-tindakan sebelum menyampaikan firman yang dialamatkannya bagi bangsanya. Ada 10 hal; selidikilah wujud tanda dan artinya yang tercantum dalam : 4 : 1 - 3 ; 4 : 4 - 8 ; 4 : 9 -17 ; 5: 1 – 17 ; 12 : 1 – 7 ; 12 : 17 – 20 ; 21 : 1 – 17 ; 21 : 18 – 23 ; 22 : 17 – 31 ; 24 : 15 – 27 ; 37 : 15 – 17 .
        C . Gembala Sejati
             Yehezkhiel 34, menubuatkan tentang ‘gembala’ (ay.2). Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai gembala sejati (ay. 11-15b – bdg. Luk. 19:10). Ia akan mengumpulkan mereka dari negeri-negeri dan membawa mereka ke tanahnya sendiri (ay.13). Di ayat 23, Allah berkata; akan mengangkat satu gembala atas mereka, yaitu Daud hamba-Ku – seperti Tuhan Yesus adalah gembala (lig. Yoh. 10: 1-18).
      D. Nubuat tentang Pemulihan di masa mendatang ( ps. 36 - 37)
             Menceriterakan berkat-berkat yang akan datang, mengumpulkan umat-Nya dari seluruh negeri ke bukit israel ( 36: 24-30) dan diikuti oleh pengharapan akan pemulihan dalam penglihatan tulang-tulang kering yang bergerak – hidup (ps. 37), hal ini menunjuk pada pemulihan masa akan datang (akhir zaman) bdg. 36: 33-35. Nubuat Yehezkiel tentang penglihatan yang luar biasa, tentang “seorang anak manusia” sebagai tokoh penyelamat dalam nubuatannya, hal itu setelah kerajaan Daud hancur, ini menunjuk pada apokaliptik – eskotologi. Selain itu juga untuk memulai dengan hidup yang baru. Dalam pemulihan, Allah memberi ada perjanjian baru, hati yang baru, roh yang baru bagi umat tebusan-Nya.
      E . Krisrus Dalam kitab Yehezkiel
             Mesias digambarkan sebagai ranting lunak di puncak tertinggi pohon aras yang akan ditanam di gunung tinggi (17: 23-24), ilustrasi yang mirip dalam kitab Yes. 11; Yer. 23:5; 33:15 dan Zak. 3:8; 6:12).
                      Yehezkiel berbicara tentang Mesias sebagai Raja yang punya hak memerintah (21: 26-27) dan akan melayani sebagai gembala yang benar (34: 11-31). Di dalam PB Tuhan Yesus Gembala yang baik (lih. Yoh. 10).
           
Catatan :
Nubuat –nubuat Yehezkiel disebut nubuat-nubuat apokaliptis = dikupas, dibuka artinya nubuat-nubuat tentang akhir zaman – lebih menjurus pada kehancuran dunia ini nantinya. Tetapi secara umum arti apokaliptic adalah “ penyataan tentang Allah “. Oleh sebab itu banyak persamaan antara ayat-ayat dalam Yehezkiel – dengan surat Wahyu.
                                Keempat mahluk dalam penglihatan ini menunjuk pada kekuatan; - Singa lambang kekuatan yang besar – Lembu lambang pengabdian yang selembut-lembutnya – manusia lambang kepandaian yang sangat sempurna dan Raja wali lambang kerohanian yang sangat tinggi. Penglihatan nabi Yehz. dalam 1 : 10, tentang empat mahluk yang menunjukkan kepada Yesus dalam keempat Injil di PB dapat diartikan :
1.                                    Muka manusia : ialah Injil Lukas – Yesus sebagai anak manusia.
2.                                    Muka Singa : ialah Injil Mateus – Yesus sebagai singa Yehuda
3.                                    Lembu : ialah Injil Markus – Yesus hamba yang aktif bekerja / /melayani.
4.                                    Muka rajawali : ialah Injil Yohanes – Yesus yang mengasihi umat manusia.




Aritonang, MP.

















                                                                                                                                                                               































































K I T A B   D A N I E L

                Kitab Daniel disebut sebagai “kitab yang terbesar dalam Alkitab tentang kerajaan-kerajaan yang jahat dan kerajaan Allah“. Yang dimaksud dengan kerajaan-kerajaan yang jahat itu adalah kerajaan dunia bangsa kafir, sedangkan kerajaan Allah yang dimaksukan di sini adalah kerajaan “seribu tahun“. Kebenaran yang utama dalam kitab ini “Allah Israel memerintah alam semesta “.    
Pribadi dan pengalaman Daniel merupakan gambaran kedaulatan Allah. Ia yang bermula seorang tawanan, yang justru kemudian diangkat menjadi penguasa bagi mereka yang menawannya. Sebelum pembuangan nabi-nabi Tuhan dibunuh oleh umat Tuhan, tetapi pada masa Daniel nabi-nabi Israel bahkan dihargai sekali oleh orang kafir.
                Kitab Daniel merupakan kitab yang mencakup seluruh dunia dan sepanjang masa. Daniel bernubuat tentang bangsa Israel dan seluruh bangsa-bangsa dunia, serta mengaitkan keduanya dalam satu jalinan sejarah umat manusia, suatu nubuat yang bermuara pada kehidupan yang kekal. Dengan mempelajari kitab ini, maka bukan saja kita di bawa kepada pengertian tentang rencana keselamatan Israel dan perorangan, melainkan juga pada gambaran keselamatan yang menyeluruh bagi dunia ini/ alam semesta.

I . LATAR BELAKANG
A . Nama
            Dalam bhs Ibrani “Daniyye’l” = “ Allah adalah hakim/ penguasa “ ( Allah adalah hakimku ). Sedangkan “Beltsazar“ adalah nama yang diberikan oleh Nabukadnezar, yang diambil dari nama dewanya ( 4: 8 ) artinya “ pangeran Bel ”. Daniel lahir dari keluarga ningrat pada masa pemerintahan Yosia. Ia ditawan ke Babel ketika masih muda, pada pembuangan pertama ( 605 sM.). Melalui penyaringan dan pendidikan ia menanjak dalam kancah politik di kerajaan Babel dan Persia. Pribadinya yang menonjol, ia seorang pemberani, orang beriman (tidak mudah goyah).
  Ia tokoh besar yang dikasihi Tuhan (lih. 9: 23 ; 10: 11, 19) – bandingkan  dengan Yohanes murid Tuhan Yesus, murid yang dikasihi-Nya. Ia memuliakan Tuhan di tengah-tengah orang kafir. Orang yang memuliakan Tuhan, akan dimuliakan bersama dengan Dia ( bd. 1 Sam. 2: 20 ). Walaupun Daniel seorang negarawan, tetapi ia diilhami Allah untuk menulis kitab ini, meskipun tidak menduduki jabatan kenabian. Namun Kristus menyebutnya sebagai nabi (Mat. 24: 15; Mrk. 13: 14).
B . Penulis dan Waktu.
Untuk mengetahui tahun penulisannya, kita melihat dari sejarah, Yerusalem jatuh pada tahun 586 sM sesudah terlebih dahulu dikepung tiga kali thn. 605 sM = Daniel ditawan, 597 sM Yehezkiel ditawan, melalui masa pembuangan 70 tahun s/d tahun. 516  sM di Babel.
       Ada yang menyebutkan bahwa permulaan 70 tahun itu adalah tahun 605, dan berakhir thn. 536 sM, saat di mana kelompok pertama kembali untuk membangun Yerusalem ( Ezra. 1 : 1). Masa pembuangan itu mulai dengan penaklukan Yehuda oleh raja Babel “Nabukadnezar” (Dan. 1: 1). Raja Babel terakhir  Belsyazar (5: 30), kemudian Koresy raja Persia menguasai “ dunia ” (550 – 534 sM.).
      Kerajaan Persia dilanjutkan oleh raja Darius – Media (6:1). Nabi Daniel menandai pelayanannya tahun ke 3 pemerintahan raja Yoyakim,... Nabukadnezar mengepung Yehuda,... membawa beberapa orang,... di antara mereka,.... Daniel,...... (1 : 1– 6). Kemudian catatan tentang waktu yang terakhir ialah  “zaman ,... Darius,... pemerintahan Koresy “ (6 : 29). Masa permulaan itu adalah tahun 605 sM. sedangkan masa terakhirnya tidak diketahui dengan pasti. Darius I memerintah dari tahun 516 sM. sampai 490 sM. Dari penjelasan di atas dapat diperkirakan penulis adalah Daniel. Hal yang menguatkan dia sebagai penulis, dan ditulis setelah masa pembuangan sekitar tahun 537 sM adalah :
                            1.      Nabi Daniel disebutkan oleh Yehezkiel ( Yezh. 14 : 14, 20 ; 28 : 3 ).
                            2.     Tuhan Yesus menyebutkan Daniel sebagai pengarang kitab ini ( Mat. 24 : 15 ).
                            3.     Dari dalam kitab ini terdapat bukti bahwa penulisnya adalah Daniel sendiri ( 7 : 2 ), yang kepadanya diberi Wahyu-wahyu Allah, ... kata ganti “ aku “  (12 : 4 ), menyebutkan bahwa Daniel adalah penulis seluruh kitab ini.
                            4.     Catatan : Penolakan atas kitab ini dengan alasan nubuat yang terlalu “ berani ” dan mujizat - mujizat yang tidak masuk akal, merupakan penolakan terhadap kedaulatan Allah ( seperti juga banyak hal yang sama pada bagian-bagian Alkitab yang lainnya ).
         Catatan :
Ada yang menyebutkan bahwa permulaan 70 tahun itu adalah tahun 605, dan berakhir tahun 536 sM, saat di mana kelompok pertama kembali untuk membangun Yerusalem ( Ez. 1:1).
         Hal lain yang menguatkan adalah gagasan/tujuan yang terkandung dalam kitab ini “Supaya orang-orang yang hidup tahu bahwa yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya “ ( ps. 4: 17, 25, 32).
 C. Tema dan Tujuan.
      Tema kitab ini “kedaulatan Allah, Tuhan adalah raja”. Sebagai Allah yang berkuasa dan Allah yang sejati yang berkuasa atas seluruh dunia ini, Ia mengahancurkan kekuasaan dunia yang memberontak kepada-Nya, tetapi Dia juga setia pada perjanjian-Nya dan kepada setiap orang yang beriman kepada-Nya. Tujuannya memanggil umat Allah agar tetap setia kepada-Nya dizaman perhambaan. Ini perlu disaat-saat terakhir sejarah dunia (akhir zaman).
                  Kitab ini ditulis untuk menguatkan kepercayaan kaum Yahudi yang dibuang, bahwa Allah yang berdaulat atas dunia ini mempunyai rencana tersendiri bagi mereka dan kerajaan-Nya akan ditegakkan di seluruh bumi ( 2: 24-35, lih. 7: 13-14).

II . SUSUNAN KITAB (lih. bagan di belakang )
      A. Pasal 1- 6 - SEJARAH
Pasal 1         Pendahuluan Daniel menerima kekuasaan ( ditulis dalam bahasa Ibrani ).
Pasal 2       – mimpi raja  ttg patung   Bangsa kafir ( ditulis dalam bahasa Aram )
Pasal 3          - perapian
Pasal 4          - Pohon besar (mimpi ke 2)
Pasal 5          - Tulisan (mene-mene takel)
Pasal 6          - Gua Singa (raja Darius)
B. Pasal 7 – 12 .   -   PENGLIHATAN  ( ditulis dalam bahasa Ibrani ).
Ps. 7               Penglihatan 4 binatang
Ps. 8               Domba dan tanduk
Ps. 9               Penglihatan Doa utk Yerslm
Ps. 10            Penglihatan Tentang 70 X 7
Ps. 11            Penglihatan ttg masa yg akan datang
Ps. 12            Penglihatan ttg akhir Zaman (penutup).

Pasal kunci ps. 9 : 24-27, dan ayat-ayat kunci baca :2: 20-22, 44; 7: 14.
Catatan :
1.        Tentang bangsa-bangsa kafir memuat kisah heroik Daniel dan ketiga kawannya dalam hal ketaatan kepada Allah sehingga berani melawan pemerintah/ penguasa) seperti ;
vonis Allah terhadap Belsyazar, Daniel di gua Singa, nubuat tentang kerajaan-kerajaan dunia dan kedatangan Mesias.
         2. Tentang bangsa Yahudi, nubuat akhir zaman.

   III . POKOK-POKOK PENTING
1.    Kegigihan Sadrakh, Mesakh dan Abednego, merupakan gambaran permulaan kebangkitan Yudaisme yang tanpa kompromi. Di pihak lain, Nebukadnezar yang bermimpi dengan patung emas, diartikan oleh Daniel dan mencoba mewujudkan mimpi itu dengan menyuruh membuat patung itu dan menyembahnya merupakan gejala umum kekafiran atas penyataan Allah (bd. Rom. 1).
2.    Kerajaan-Kerajaan dan Kerajaan Allah.
Dalam Dan.ps. 2, Daniel menafsirkan mimpi Nabukadnesar tentang patung, yang berkenan tentang apa yang akan terjadi dikemudian hari. Keempat patung itu melambangkan empat kerajaan, mulai dari kerajaan Nabukadnesar (lih. 2:38-40).
3.    Kesombongan Nabukadnezar mengakibatkan ia direndahkan oleh Allah ( ps. 4 ), sedangkan kesombongan Belsyazar berakibat fatal ( ps. 5).
4.    Nubuat-nubuat akhir zaman tentang kerajaan-kerajaan dunia  ps. 2 – 6. Antara lain :
a.       Urutan tentang patung dan artinya; - Emas berarti kerajaan Babel – dada dan lengan perak berarti kerajaan Media – Persia – perut dan tubuh tembaga berarti kerajaan Yunani – kaki besi, kerajan Roma.
                      b.   Urutan tentang binatang-binatang buas dan artinya :
*. Seekor Domba jantan,...tanduknya dua dan kedua tanduk itu tinggi, yang satu lebih tinggi, dan yang terakhir itu lebih tinggi (8: 3). Kedua tanduk itu ialah raja orang Media dan Persia dilukiskan dengan kerajaan, tetapi kedua kerajaan itu mempunyai dua corak. Persia lebih besar dibawah pemerintahan Koresy dan pengganti-penggantinya.
*. Seekor Kambing jantan gambaran yang membinasakan kerajaan Media dan Persia (8: 5 - 7). Kambing jantan  berbulu kesat itu ialah raja Yunani. Tanduk besar di antara kedua matanya itu menggambarkan raja pertama (ay. 12). Tanduk yang besar itu (raja Iskandar), patah. Lalu tumbuh empat pucuk tanduk yang aneh pada tempatnya sejajar dengan mata angin di langit. Artinya diterangkan, tanduk besar patah empat kerajaan kelak, bangkit berdiri gantinya (ay. 22). Kerajaan raja Iskandar dan penggantinya digambarkan satu kerajaan.
*. Empat ekor binatang buas. Binatang keempat sangat menakutkan, mendasyatkan, ia sangat kuat bergigi besar dari besi dan bertanduk sepuluh. Di antara kesepuluh tanduk tumbuh satu tanduk kecil yang menyebabkan tiga dari tanduk terdahulu tercabut. Pada tanduk itu ada “ mulut yang menyombongkan “. Tanduk itu berperang melawan orang-orang kudus, mengalahkan mereka sampai yang lanjut usianya datang dan keadilan diberikan kepada orang-orang miliknya sampai waktunya datang dimana yang Mahakudus memegang pemerintahan (8 : 21 – 22). Kerajaan keempat memiliki kaki dari besi dan tanah liat yang bertanduk sepuluh adalah kerajaan Roma, yang berlangsung sampai kedatangan kerajaan Kristus.
                    Ada dua fakta besar yang dinyatakan oleh patung itu berkenan dengan  kehidupan masa kini :
1. Penghabisan ( akhir zaman ) bukanlah datang melalui perbaikan sedikit demi sedikit sampai akhirnya mencapai kesempurnaan, melainkan melalui suatu krisis, suatu kehancuran, suatu malapetaka yang datang secara mendadak, karena zaman yang digambarkan sebagai sepuluh jari kaki akan “ terungkit “ lepas oleh sebuah batu tanpa perbutan manusia  yang meremukkan patung itu (2: 34 - 35, 43 -  45).
2. Akhir zaman sudah dekat. Dua kaki yang menggambarkan kerajaan Roma telah terwujud. Kerajaan pecah menjadi dua kerajaan besar ; kerajaan sebelah barat dan timur (tahun 395). Jarak penobatan Nabukadnezar (606 SM) sampai pecahnya kerajaan Roma waktunya 1000 tahun. Dengan demikian tanpa ragu-ragu tafsiran dari mimpi itu yang dapat kita pelajari  kita hidup di zaman akhir yang di lambangkan oleh kaki dan jari patung. Setelah melihat semua perkara itu, hendaknya kita yang percaya kepada Kristus, berdiri dan menengadah sebab penyelamatan sudah dekat ( Luk. 21: 28 ), dan terus hidup di dalam kesalehan (2 Pet. 3 : 11). 
       Perwujudan dari nubuat itu dalam sejarah di dunia adalah kerajaan :Babel – Baru (tahun. 612 – 539 sM). 
a.       Kerajaan Media – Persia (539 – 331 sM).  
b.      Kerajaan Yunani  (331 – 63 sM).                       
c.       Kerajaan Romawi, ada tiga periode :
§  kejayaan Roma kuno thn. 63 sM. – 476 AD. Kerajaan Roma terpecah menjadi 10 kerajaan-kerajaan.
§   anti Kristus yang mempersatukan politik dan agama.
                        c  . Penglihatan tentang tujuh puluh Sabat (ps. 9 : 1-27). Intrepretasi atas nubuat ini diantara kelompok Injili ada dua jenis :
1. Kelompok petama menafsirkan bahwa pemenuhan nubuatan itu pada kedatangan Kristus yang pertama-tama, tanpa mempersoalkan zaman gereja. Tokoh yang diperhadapkan adalah antara Titus yang menghancurkan bait Allah (thn. 70 AD) dengan Yesus yang datang sebelumnya ( ? ).
2.         Kelompok kedua menafsirkan dengan adanya “jurang pemisah” antara ; 7 minggu, 62 minggu dengan 1 minggu terakhir. Menurut kelompok ini Daniel tidak melihat “zaman gelap” oleh karena zaman ini bukanlah langsung berhubungan dengan bangsa Yahudi, melainkan termasuk anugerah Allah bagi bangsa kafir.            
5.    Nubuat tentang Masa depan Bangsa Israel (ps. 9).
              Dalam sejarah bangsa Israel kita melihat kefasikkan. Akibatnya Allah menghukum mereka melalui pembuangan (masa murka Allah bd. Yer. 10: 25; Dan. 8: 9). Masa pembuangan sendiri membuka jalan pada satu era pengharapan dan persiapan bagi kedatangan Mesias.
                             Tentang  70 Minggu yang merupakan satu ketetapan masa depan israel (lih. 9: 24-27) adalah satu hasil yang menunjukkan bahwa pembuangan itu bukanlah untuk selama-lamanya. Sebaliknya bangsa yang menaklukkan bangsa Israel akan lenyap dan Allah akan mendirikan kerajaan baru yang beda dengan kerajaan manusia.
              Masa 70 x 7 yang ditetapkan Allah (9: 24-27) untuk menggenapi pekerjaan Mesias. Penetapan itu menunjuk bahwa pembuangan tidaklah untuk selamanya, perikop ini memberi kita kerangka kronologis penyelamatan. Pembuangan merupakan persiapan membuka jalan bagi bangsa israel satu era baru, persiapan bagi kedatangan Mesias. Mesias mulai dari Daniel hingga didirikannya kerajaan Mesias di bumi, dan Kekuasaan-Nya yang abadi yang tidak akan lenyap (bd. 7: 14).
              Kitab Daniel mengajarkan kebenaran, bahwa walaupun umat-Nya dalam perbudakan satu bangsa lain, Allah sendirilah yang berdaulat, dan yang pada akhirnya menentukan nasib seseorang maupun nasib suatu bangsa.
              6.  Kebangkitan.
Pasal terakhir kitab ini, menekankan kebangkitan orang mati. Hal ini mempengaruhi bangsa israel, sebab sebelumnya mereka tidak percaya ada kebangkitan orang mati. Konsep kebangkitan mengacu pada eskatologi. Dalam arti luas, kepada keselamatan yang dijanjikan Allah. Hal ini tidak terlaksana di bumi, sebab hidup di dunia banyak penderitaan orang percaya. Manusia harus menunggu pemenukannya setelah kematian, kebangkitan-Nya.
               7. Kristus Dalam Kitab Daniel.
                      Gambaran Kristus dalam kitab Daniel adalah kedatangan anak domba yang akan disembelih (bd. Dan. 9:25-26). Kristus juga digambarkan sebagai batu penjuru yang meremukkan kerajaan dunia (2:34, 45) dan sebagai anak manusia (7:13). Tuhan Yesus sering menyebut diri-Nya sebagai anak manusia dalam PB (lih. Mat. 4:30; 26:64; Why. 1:7,13; 14:14). Istilah itu mempunyai makna dalam melukiskan-Nya sebagai mahluk surgawi yang ada sebelum dunia diciptakan, dan memerintah suatu kerajaan yang iniversal. Dari istilah itu kemudian dikembangkan penggenapan nubuat Daniel pada diri Tuhan Yesus. Dan penglihatan dalam Dan.10: 5-9, seperti penampakan, menunjuk kepada Mesias yang akan datang (bdg. Why. 1: 12-16).

      Catatan :
            Advent merupakan aliran yang mempersoalkan pada perhitungan-perhitungan dalam  nubuat kitab ini.

IV. Penanggalan.
Ayat                                      peristiwa                                             Kalender Yezh.  Kalender kita.
:                                                                                                      : hari               bln.        thn         :  hari     bln.        thn.
:  1  : 1           : Panggilan Yehezkiel                                      :  5   4              30           :   31       juli          593
:  1  : 2           : Panggilan Yezh.                                              :  5   4              5              :   31       Juli          593
:  8  : 1           : Vision ; Berhala dlm. B. Allah                     :  5   6              6              :   17       Sep        592
: 20 : 1         : Pembuangan para tua-tua                          :  10 5      7    :   9           Agt.        591
: 24 : 1         : Pengepungan Yers. dimulai                        :  10 10    9     :   15       Jan         588
: 26 : 1         : Nubuat melawan Tirus                                 :  1                  11            :   12       Feb        586
: 29 : 1         : Nubuatan melawan Mesir                          :  12 10  10     :  7          Jan         587
: 29 :17      : Mesir diberikan kpd. Nabukadnesar                       :  1                    27           : 26         Aprl        571
: 30 :20      : Kekuasaan Mesir berakhir                          :  7     1              11           : 29         Apr         587
: 31 : 1         : Nubuatan melawan Firaun                       :  1     3              11           : 21         Jun         587
: 32 :1          : Nyanyian ratapan mengenai Firaun        :  1   12           12           : 3           Mar        585
: 32 :17      : Firaun di dunia org. mati                              :  15   12           12           : 17         Mar        585
: 33 :21      : Kota itu sudah ditaklukkan                         :  5     10           11           : 19         Jan         585
: 40 :1          : Vision mengenai Yers. yg. baru                 :  10 1   25      : 26         Apr         573
               
Catatan : Sumber Tyndale Commentary  “ Yezekiel ” ( J.B. Taylor ) hal. 36.                                                                                                             










Aritonang, MP






















































































































[1]  Rowley Ibadah Israel, BPK Jakarta, hal. 37
[2]  W.S. Lasar, Pengantar PL. 2, BPK Jakarta, hal. 334
[3]  Paul Enns, The Moody Handbook of Thrology, SAAT Malang, hal, 76.
[4]  Ibid. 460.
[5] . Ibib. hal. 448-449

Tidak ada komentar:

Posting Komentar